Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Menkeu: Reformasi Struktural Hasilkan Ekonomi Berkualitas

Despian Nurhidayat
29/4/2021 15:35
Menkeu: Reformasi Struktural Hasilkan Ekonomi Berkualitas
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menjadi pembicara.(Antara)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan reformasi struktural yang diupayakan pemerintah akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas hingga 2025 mendatang.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan bisa meningkat dengan sumbangan reformasi struktural,” ujar Ani, sapaan akrabnya, dalam rapat koordinasi secara virtual, Kamis (29/4).

Dia menekankan bahwa reformasi struktural meliputi lima kebijakan strategis, yakni pembangunan SDM, pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, penyederhanaan regulasi dan transformasi ekonomi.

Baca juga: Prediksi ADB, Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,5% pada 2021

Keberhasilan reformasi struktural akan menjadi pembeda trajektori pertumbuhan ekonomi. Serta, mengakselerasi pertumbuhan hingga di atas level 6%.

Menurut Bendahara Negara, tanpa reformasi struktural, kinerja ekonomi kembali pada pola business as usual (BAU) di kisaran 5%. Pun, dapat menciptakan productivity loss hingga Rp2.301 triliun sepanjang 2021-2025.

Lewat reformasi struktural yang tepat, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan mampu mencapai 5,8%. Adapun pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan 5,3%.

Baca juga: Defisit Anggaran per Maret 2021 Capai Rp144,2 Triliun

“Transformasi struktural ini bisa mendukung atau menyumbangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Terutama pada faktor investasi dan ekspor,” pungkas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Dengan adanya reformasi struktura, pada 2022 konsumsi rumah tangga akan tumbuh 5,2% (yoy). Lalu, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 7,2% (yoy). Berikut, konsumsi pemerintah tumbuh 5,2% (yoy), investasi 6,6% (yoy), ekspor 6,8% (yoy) dan impor 6,1% (yoy).

“Akselerasi pertumbuhan investasi diharapkan mencapai di atas 7% (pada 2025), demikian juga ekspor. Ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di atas 6%, tanpa harus membebani APBN,” tutup Ani.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya