Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Prediksi ADB, Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,5% pada 2021

M. Ilham Ramadhan Avisena
28/4/2021 14:55
Prediksi ADB, Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,5% pada 2021
Ilustrasi warga berfoto di Spot Budaya Dukuh Atas dengan latar belakang gedung perkantoran.(Antara)

ASIAN Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 mencapai 4,5%. Pertumbuhan ekonomi juga akan naik di 2022 menjadi 5% di tengah pemulihan ekonomi nasional dan global.

"Meski terjadi krisis yang tak terduga akibat pandemi covid-19, Indonesia melewati 2020 dengan baik. Berkat respons krisis yang dikoordinasikan dengan bagus dan kepemimpinan yang kuat dalam menanggulangi pandemi," ujar Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein dalam keterangan resmi, Rabu (28/4).

"Dengan pulihnya perdagangan secara kontinu, kebangkitan sektor manufaktur dan anggaran pemulihan ekonomi nasional yang besar untuk 2021, kami optimis Indonesia akan kembali ke jalur pertumbuhannya tahun depan," sambungnya.

Baca juga: Lembaga Global Nilai Pemulihan Ekonomi RI Berjalan Kondusif

Asian Development Outlook (ADO) 2021 menyatakan pengeluaran rumah tangga di Indonesia diperkirakan meningkat pada 2021. Kondisi itu seiring berjalannya program vaksinasi covid-19 dan semakin banyak sektor perekonomian yang kembali beroperasi. 

Investasi juga diharapkan meningkat, bersamaan dengan membaiknya prospek ekonomi. Namun, laju pemulihan pembiayaan atau kredit masih akan tertinggal. Mengingat ketidakpastian sentimen investor.

Inflasi yang mencapai rata-rata 1,6% pada tahun lalu, diperkirakan naik ke 2,4% pada 2021, atau sebelum turun lagi ke 2,8% pada 2022. Angka inflasi ini masih berada dalam rentang target Bank Indonesia, karena tekanan inflasi akibat depresiasi mata uang dan permintaan pangan yang lebih tinggi.

Baca juga: Pengembangan Ekonomi Hijau Tekan Impor dan Jaga Lingkungan

Selain itu, ekspor bersih yang didukung penguatan ekspor komoditas akan menjadikan defisit transaksi berjalan sebesar 0,8% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2021. Seiring naiknya investasi tahun depan, volume barang modal impor yang lebih tinggi, seperti mesin dan peralatan, diperkirakan mendorong defisit transaksi berjalan Indonesia hingga 1,3% PDB pada 2022.

"Terdapat beberapa risiko yang signifikan terhadap perkiraan ini. Pemulihan global dapat terganggu ancaman mutasi covid-19 yang baru. Laju vaksinasi yang tidak merata di dunia dan pengetatan keuangan global yang tidak terduga sebelumnya," papar Wicklein.

"Di dalam negeri, pemulihan ekonomi dapat melambat bila terjadi lonjakan kasus covid-19 selama Ramadan. Lalu, keterlambatan dalam upaya vaksinasi dan melemahnya pendapatan pemerintah," tutupnya.(OL-11)
 

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya