Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Lembaga Global Nilai Pemulihan Ekonomi RI Berjalan Kondusif

Fetry Wuryasti
23/4/2021 16:32
Lembaga Global Nilai Pemulihan Ekonomi RI Berjalan Kondusif
Pedagang melintasi kawasan gedung bertingkat di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.(Antara)

LEMBAGA pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) dan Standard and Poor’s (S&P) masih tetap mempertahankan peringkat kredit Indonesia. Hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi dalam negeri tetap sesuai jalur.

Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mempertahankan peringkat Indonesia tetap pada posisi BBB+ outlook stable. Adapun Standard and Poor’s (S&P) menetapkan pada BBB outlook negatif.

"Keputusan R&I dan S&P ini memberikan konfimasi bahwa langkah penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi di Indonesia berjalan sesuai dengan rencana," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Jumat (23/4).

Baca juga: Survei: Masyarakat Optimistis Ekonomi Membaik Setahun Mendatang

"Penilaian peringkat kredit Indonesia yang dipertahankan oleh R&I dan S&P ini melengkapi Fitch yang juga mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada 22 Maret 2021," imbuhnya.

Pemberian afirmasi peringkat kredit itu bentuk pengakuan stakeholder internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi Indonesia, di tengah 140 rating downgrade action sejak awal 2020 akibat pandemi.

Dalam hal ini, penilaian S&P menekankan pada prospek pertumbuhan ekonomi yang solid dan rekam jejak pengelolaan disiplin fiskal. Itu dibuktikan oleh keberhasilan upaya pemerintah dalam meredam dampak sosial dan ekonomi lebih dalam.

Baca juga: 2,5 Juta Peserta Kartu Prakerja Sudah Terima Insentif

Tak hanya itu, S&P menggarisbawahi bahwa laju pemulihan ekonomi Indonesia akan bergantung pada kecepatan dan efektivitas program vaksinasi covid-19. Dalam jangka menengah, S&P optimistis tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di atas rata-rata negara lain.

Optimisme itu didorong kebijakan reformasi struktural melalui pengesahan UU Cipta Kerja dan berbagai kemudahan di bidang perpajakan. Serta, fleksibilitas kebijakan ketenagakerjaan yang dinilai dapat mendorong penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor manufaktur.

"Dengan rating yang diberikan oleh berbagai lembaga pemeringkat internasional, wajar kalau upaya vaksinasi yang dilakukan pemerintah akan menjadi kunci pemulihan ekonomi Indonesia. Sehingga, diperkirakan tumbuh sebesar 4,5% pada 2021 dan 5,4% pada 2022," papar Ibrahim.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya