Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Diary, Catatan Kecil dari Bekasi yang Kini Harum di Vietnam dan Jepang

 Gana Buana
26/5/2025 18:18
Diary, Catatan Kecil dari Bekasi yang Kini Harum di Vietnam dan Jepang
Proses pembuatan hair parfume Diary di Bekasi(MI/Gana Buana)

DI saat banyak bisnis memilih bertahan, bahkan mundur, akibat hantaman pandemi covid-19 enam tahun lalu, justru usaha kecil di sudut Kota Bekasi, mengambil langkah yang tak biasa.

Di tengah ketidakpastian itu, lahirlah Diary, sebuah merek perawatan kulit (skin care) lokal yang kini mulai mencatatkan namanya di hati konsumen, bahkan merambah pasar internasional.

Kisah Diary bermula bukan dari strategi yang sudah matang, melainkan dari keyakinan bahwa diam bukanlah pilihan.

Sementara proses pendaftaran merek diajukan—yang waktu itu bisa memakan hampir dua tahun—mereka memutuskan untuk tak menunggu. Pabrik dibangun lebih dulu, tim produksi disiapkan, dan berbagai eksperimen dilakukan untuk menciptakan produk yang tepat.

“Nama Diary dipilih karena terasa akrab, personal, dan memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak muda yang menjadi target utama kami,” ungkap Marketing Manager Diary, Anggeline Lam, belum lama ini.

Ia menjelaskan, konsep Diary tidak hanya berpusat pada fungsi, tetapi juga pada cerita dan identitas.

Salah satu produk unggulannya, hair parfum, berangkat dari pengamatan sederhana yakni, kebiasaan orang Indonesia naik motor dan mengenakan helm kerap membuat rambut kehilangan kesegaran.

Maka diciptakanlah penyegar rambut yang praktis namun wangi, menjawab kebutuhan gaya hidup urban sehari-hari.

“Meski produk sudah mulai diproduksi, tantangan yang dihadapi tak ringan. Dunia kecantikan sudah padat oleh merek-merek besar, baik lokal maupun internasional,” kata Anggeline.

Bagi mereka, kata Anggeline, ini bukan lagi "red sea", tapi "black sea"—lautan penuh persaingan ketat dengan investasi dan teknologi dari luar yang masuk ke pasar lokal.

Tapi pengalaman dua dekade lebih sebagai distributor memberi mereka keberanian untuk melangkah lebih jauh.

“Kalau terus menunggu, nanti kita sudah terlalu tua untuk mulai. Jadi, ya sekarang atau tidak sama sekali,” ujar Anggeline lagi.

Diary awalnya hadir di jalur distribusi tradisional, namun sejak akhir 2023 mulai bertransformasi ke platform digital, terutama melalui Shopee. Sebelumnya, upaya penjualan online sempat dijalankan, namun kurang fokus.

Hingga akhirnya, sang anak mengambil alih, mewakili generasi baru yang lebih melek teknologi. Sejak saat itu, Diary mulai naik daun.

Dalam hitungan bulan, mereka menjadi salah satu merek teratas di kategori hair parfum. Keberhasilan itu tidak terjadi begitu saja.

“Kami merancang strategi tiga lapis: memaksimalkan fitur iklan dan algoritma AI, mengikuti semua kampanye besar Shopee seperti double-date sale dan flash sale, serta membangun jaringan afiliasi yang memungkinkan ratusan konten kreator mempromosikan produk mereka selama 24 jam. Tengah malam pun ada yang live stream-in produk kita,” ujar mereka, menggambarkan dahsyatnya kekuatan distribusi digital hari ini.

Dari Bekasi ke Dunia

Tidak hanya di Indonesia, lanjut Anggeline, Diary juga telah mencuri perhatian di luar negeri. Produk mereka kini telah masuk ke pasar Vietnam, Singapura, Myanmar, Laos, hingga Jepang.

Vietnam menjadi pasar terbesar sejauh ini, dengan pengiriman kontainer berisi puluhan ribu produk. Namun Jepang adalah impian besar mereka.

Bagi mereka, masuk ke pasar Jepang bukan hanya soal ekspansi, tapi juga validasi kualitas.

“Kalau bisa masuk Jepang, negara lain jadi lebih mudah. Jepang itu simbol kualitas tinggi,” tambah Anggeline.

UMKM Tembus Pasar Global

Berdasarkan data yang diperoleh, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor nasional sebesar 7,1% pada tahun 2025. Harapannya,  kontribusi dari sektor UMKM dapat mencapai angka 9%.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengakui bahwa pencapaian tersebut bukan perkara mudah, mengingat banyak pelaku UMKM masih dalam tahap awal.

"Karena itulah, kami terus mendorong program pendampingan seperti ini," ujarnya.

Budi juga mengumumkan capaian signifikan ekspor produk UMKM Indonesia yang mencapai nilai US$57,61 juta atau sekitar Rp947,4 miliar hingga April 2025.

Capaian ini diraih melalui berbagai sesi business matching yang melibatkan ratusan pelaku UMKM—termasuk mereka yang baru pertama kali mencoba pasar ekspor.

“Baru empat bulan, tapi total transaksi ekspor UMKM kita sudah menembus US$57,61 juta. Bahkan sebagian besar pesertanya belum pernah menjual ke luar negeri sebelumnya. Tapi ternyata produk mereka langsung menarik perhatian pembeli global,” ungkap Budi.

Dari nilai tersebut, sekitar US$36,11 juta (Rp593,8 miliar) telah masuk dalam bentuk purchase order, sementara sisanya, senilai US$21,49 juta (Rp353,4 miliar), masih berupa potensi transaksi yang sedang dikembangkan.

Proses penjajakan ini difasilitasi oleh jaringan perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara, dengan melibatkan 46 Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) secara daring.

Program ini menjadi sarana bagi UMKM untuk memperkenalkan produk mereka, memahami dinamika pasar ekspor, serta menjalin kontak langsung dengan calon pembeli dari mancanegara.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menambahkan, sejak diluncurkan pada 2019, Program Ekspor Shopee telah berhasil membawa lebih dari 50 juta produk dari pelaku UMKM ke pasar Asia Tenggara, Asia Timur, hingga Amerika Latin.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi terbaru ini merupakan tonggak penting lainnya, karena akan memperluas jangkauan produk UMKM Indonesia ke konsumen Shopee di berbagai negara.

“Sebagai bagian dari komitmennya terhadap brand lokal, Shopee terus memperkuat inisiatif lewat kanal Shopee Pilih Lokal, yang mencatat lonjakan penjualan hingga 2005 sepanjang 2024,” kata dia

Tak hanya itu, Shopee juga bekerja sama dengan SMESCO untuk menyelenggarakan pelatihan khusus bagi pelaku UMKM di sektor fesyen.

“Melalui sesi diskusi kelompok dan talkshow, peserta dibekali pemahaman tentang peluang ekspor serta tren gaya busana di Malaysia,” kata dia.

Dengan bekal tersebut, UMKM diharapkan mampu menyusun strategi pemasaran yang lebih terarah dan menarik minat pembeli dari pasar luar negeri, khususnya Malaysia. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya