Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DUA kali pemilihan presiden dengan dua pasang calon telah berubah menjadi mimpi buruk bagi negeri ini. Sulit merasakan kehangatan sesama anak bangsa. Sepi percakapan dialogis yang mencerahkan, tetapi ramai dalam perdebatan yang berujung saling cela dan saling hina. Situasi terbelah menjadi kubu pembela versus pembenci pemerintah.
Polarisasi itu memang perlahan mulai mengendur dalam beberapa tahun terakhir, tapi residunya masih terasa. Tinggal menunggu percikan saja sebelum akhirnya kembali berkobar lalu menghanguskan tenun kebangsaan yang sudah susah payah terjalin.
Percikan tersebut amat mungkin kembali menyembur bila saja pemilihan presiden mendatang kembali dengan dua pasang calon. Hal ini tentu harus kita cegah. Publik sudah terlalu lelah jika ruang milik bersama terus diisi dengan pertikaian tanpa akhir. Polarisasi membuat orang sibuk berdebat lupa bekerja, asyik berwacana alpa berkarya.
Karena itu, kita harus mengingatkan tiga poros koalisi yang telah mengikat kerja sama agar tetap solid. Ketika masa pendaftaran calon presiden-calon wakil presiden 19 Oktober hingga 25 November 2023 dibuka, lahir pula tiga pasang calon yang merupakan putra-putri terbaik bangsa ini. Mereka hadir untuk adu ide, konsep, dan gagasan demi Indonesia yang semakin baik. Lebih banyak pasangan calon, ketimbang hanya dua, tentu akan menjadi keuntungan tersendiri. Rakyat memiliki banyak alternatif tawaran soal ide pembangunan, ide kebangsaan, dan ide-ide lainnya.
Tentu itu hanya akan terealisasi bila semua poros betul-betul menjaga soliditas menjelang masa pendaftaran. Poros Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan, koalisi pengusung Prabowo Subianto, dan poros Ganjar Pranowo, tengah diuji soliditasnya terutama karena penentuan figur calon wakil presiden. Ada tarik-menarik, dan itu merupakan sebuah dinamika wajar dalam politik.
Bukan tidak mungkin dalam sebuah koalisi ada partai yang ingin figur calon wakil presiden segera diumumkan dan ada pula partai yang menyatakan sebaiknya pengumuman itu menunggu momentum tepat. Setiap pihak tentu punya rasionalitas tersendiri untuk mendukung pilihan mereka. Sepanjang itu demi tujuan yang sama, yakni kemenangan sang calon presiden, tentu semua pihak di koalisi tersebut harus bisa mencari win-win solutions.
Jangan karena beda strategi pemenangan, koalisi yang sudah susah payah dibangun malah bubar di tengah jalan. Bukan hanya partai-partai dalam koalisi itu yang dirugikan, melainkan juga rakyat yang memimpikan lahirnya banyak pasangan calon di Pemilu 2024. Ancaman kembalinya polarisasi akan membayang dan menjadi pil pahit bagi negeri ini.
Lagi-lagi kuncinya ialah soliditas yang terus terjaga menjelang masa pendaftaran. Menangkan demokrasi, hindari hanya dua pasang calon presiden-calon wakil presiden. Akan lebih bagus jika sedikitnya ada tiga pasang calon agar rakyat punya lebih banyak pilihan. Demokrasi di negeri ini perlu tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang menggembirakan, bukan menakutkan.
PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.
MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia
MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.
GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.
KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.
PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.
ADA-ADA saja dalih yang diciptakan oleh Amerika Serikat (AS) untuk menyerbu negara lain.
PENGESAHAN Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) adalah sebuah keniscayaan.
VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini
ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.
KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.
GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).
PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.
KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved