Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Pelayanan Buruk Pemerintah Daerah

19/12/2014 00:00
PEMERINTAH ada semata-mata untuk melayani masyarakat. Dalil itu mestinya bersifat universal. Siapa pun, kapan pun, dan di mana pun pemerintah itu berada semestinya selalu mendudukkan tugas melayani publik di atas kepentingan yang lain. Namun, konsep yang sesungguhnya sederhana itu tetap saja kerap luput dalam perilaku pejabat. Yang terjadi malah sebaliknya. Pejabat pemerintah lebih asyik menjadi pelayan diri sendiri ketimbang melayani masyarakat. Mereka yang mestinya menjadi abdi justru lebih banyak menampilkan watak priayi.

Parahnya penyakit lupa posisi sebagai pelayan publik itu sudah menjadi endemik di kalangan pejabat negeri ini. Tidak terkecuali di daerah. Itu dibuktikan dengan banyaknya laporan masyarakat ke Ombudsman Republik Indonesia selama 2014 yang sebagian besar merupakan keluhan atas buruknya pelayanan publik pemerintah daerah. Dari 6.180 laporan yang masuk, 43,7% ialah keluhan terhadap pemda. Itu, menurut Ombudsman, meneruskan tradisi dari tahun-tahun sebelumnya bahwa pemda selalu menempati peringkat satu terbanyak sebagai pihak terlapor.

Ketidakberesan pemda kian menggulma ketika pada saat yang sama mereka juga tidak becus membuat dan menggunakan anggaran. Dalam evaluasi yang dipublikasikan pada Rabu (17/12), Kementerian Dalam Negeri mengaku menemukan inefisiensi anggaran pemerintah daerah mencapai lebih dari Rp100 miliar. Inefisiensi sama artinya dengan pemborosan. Sayangnya, pemborosan itu dilakukan bukan untuk membuat pelayanan publik menjadi mumpuni, melainkan untuk kesenangan sendiri.

Coba saja tengok item-item anggaran yang ditemukan dan bakal dipangkas Kemendagri. Di antaranya ialah anggaran perjalanan dinas, hibah dan bantuan sosial, belanja makan dan minum, serta belanja tunjangan kinerja daerah. DPRD juga terlalu sering melakukan belanja perjalanan yang tidak efektif, seperti dinas untuk kunjungan kerja, untuk reses, dan kunjungan daerah. Tak hanya boros, penentuan anggaran seperti itu juga memberi celah bagi praktik korupsi.

Dua bukti temuan dari Ombudsman dan Kemendagri itu, harus diakui, memiliki keterkaitan yang erat. Keduanya bermuara pada fakta yang sama, yakni masih tingginya keengganan pejabat pemda untuk memberikan servis dan layanan terbaik kepada warga. Mereka lupa fungsi mereka sebagai pelayan publik karena terlalu menikmati peran sebagai raja kecil yang merasa harus dilayani para abdi. Mereka dipilih rakyat dan diberi amanah untuk melayani, tapi yang terjadi ialah pelayan merasa lebih superior ketimbang yang dilayani.

Buruknya pelayanan publik di daerah itu juga makin menambah daftar panjang reputasi jelek pelayanan publik di Republik ini. Tepat setahun lalu sejumlah lembaga survei internasional dan kalangan organisasi nonpemerintah melansir hasil survei yang menempatkan Indonesia di posisi bawah dalam hal pelayanan publik. Menurut survei tersebut, Indonesia hanya ada di urutan ke-121 dari 125 negara. Ada juga lembaga yang menempatkan Indonesia di urutan ke-117 dari 120 negara.

Karena itu, membenahi kekarut-marutan pelayanan publik di daerah harus menjadi agenda utama pemerintah saat ini. Pusat harus menjadikan diri layak sebagai contoh. Setelah itu, mereka mesti memaksa pejabat-pejabat di daerah untuk juga mulai melenyapkan watak priayi dan menggantinya dengan kesungguhan hati mengabdi kepada masyarakat.



Berita Lainnya
  • Revisi KUHAP tanpa Cacat

    15/7/2025 05:00

    DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.

  • Cari Solusi, bukan Cari Panggung

    14/7/2025 05:00

    PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.

  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.

  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.

  • Investasi Enggan Melesat

    07/7/2025 05:00

    PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.

  • Di Laut, Kita Dikepung Petaka

    05/7/2025 05:00

    LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.

  • Jangan Menyerah Lawan Kekejian Israel

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.

  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik