Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Menguatkan Kesalehan Paripurna

23/3/2023 05:00
Menguatkan Kesalehan Paripurna
Ilustrasi MI(MI/Duta)

TOLERANSI memang bukan hal baru bagi bangsa kita. Keramahan yang menjadi karakter sejak zaman nenek moyang pun merupakan wujud dari jiwa toleransi.

Sepanjang perjalanan bangsa ini, kita telah melihat toleransi yang semakin dewasa. Sejumlah gejolak yang terjadi, termasuk politik identitas, tidak memutus persaudaraan.

Awal Ramadan 1444 Hijriah ini pun kita menyaksikan toleransi yang tinggi antarumat beragama di Bali. Tarawih pertama yang jatuh bertepatan dengan Hari Raya Nyepi tidak mengurangi sukacita maupun kekhusyukan beribadah umat Islam maupun umat Hindu.

Muslim di Pulau Dewata tetap bisa bertawarih di masjid dengan sejumlah aturan yang merupakan kesepakatan Majelis Desa Adat (MDA) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali. Aturan tersebut di antaranya tidak menggunakan kendaraan atau hanya dengan berjalan kaki, tidak menggunakan pengeras suara, dan hanya menggunakan penerangan yang terbatas.

Aturan itu bukan kemenangan satu pihak. Justru, ini merupakan jalan tengah bagi kemenangan bersama. Sebab, di satu sisi keutamaan berjemaah dapat tetap dicapai umat Islam, di sisi lain umat Hindu juga tidak terusik dalam menaati empat pantangan saat Nyepi. Tidak mengherankan jika pelaksanaan Tarawih pertama di Bali berjalan baik, seperti halnya di wilayah-wilayah lain di Nusantara.

Semangat persaudaraan itu pula yang semestinya terus ada sepanjang Ramadan karena di Bulan Suci ini memang bukan hanya untuk meningkatkan kesalehan ritual, tapi juga kesalehan sosial.

Maka, umat Islam pula yang seharusnya menjadi paling depan dalam menjunjung persaudaraan, termasuk bertoleransi. Harus diakui, hingga kini, masih ada saja muslim di Indonesia yang mengartikan status umat mayoritas dengan serbamanja dalam beribadah.

Demi alasan ibadah, muslim di beberapa tempat bisa mudah sewenang-wenang, bahkan sampai melanggar hukum. Jangankan kedamaian lingkungan, penghidupan orang lain pun tak dihiraukan dengan alasan kekhusyukan ibadah.

Di beberapa kasus, ada pula muslim yang membelokkan masalah kriminal ataupun sosial umum ke isu agama. Hal itu sangat berbahaya karena amat mudah menyulut emosi masyarakat dan dapat berakhir sangat tragis.

Ironisnya, kesewenang-wenangan bukan hanya dilakukan tingkat perorangan maupun warga, melainkan juga oleh organisasi. Para pengurus organisasi yang belum satu pikiran dalam memahami toleransi dapat berakhir ke kebijakan yang bertentangan.

Contohnya saja, imbauan penutupan warung makan yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesi (MUI) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tahun lalu, yang kemudian diluruskan MUI Pusat menjadi imbauan penggunaan tirai. Berbagai arogansi atas nama umat mayoritas itu tidak boleh terjadi lagi pada Ramadan ini maupun seterusnya di masa mendatang.

Tokoh maupun umat harus menyadari bahwa toleransi justru harus dikuatkan demi menghadapi tantangan zaman yang amat berat sekarang ini. Betul bahwa ada rambu-rambu yang harus dihormati antarumat beragama, tetapi diskusi tetaplah harus diutamakan ketimbang arogansi umat.

Untuk menghasilkan itu, seluruh tokoh muslim, baik pendakwah, cendekiawan, maupun pengusaha haruslah menjadi contoh pejuang persaudaraan di lingkup masing-masing. Ini pun bukan sekadar dalam ceramah dan petuah-petuah, melainkan senyatanya di keseharian.

Sebab itu, adanya diskusi-diskusi yang merangkul kalangan lintas agama sudah semestinya terus didorong. Para pendakwah dan tokoh agama juga diharapkan memperluas jangkauan dakwah mereka di luar tembok-tembok rumah ibadah maupun sekolah.

Tokoh-tokoh agama yang terjun langsung di tengah masyarakat dan di berbagai aktivitaslah yang sesungguhnya dapat menyuntikkan semangat toleransi dengan lebih nyata dan efektif. Dari situ pula, barulah umat Islam akan benar-benar menjadi umat penyebar kedamaian.



Berita Lainnya
  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.

  • Investasi Enggan Melesat

    07/7/2025 05:00

    PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.

  • Di Laut, Kita Dikepung Petaka

    05/7/2025 05:00

    LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.

  • Jangan Menyerah Lawan Kekejian Israel

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.

  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.