Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Sabar Atasi Pandemi

03/4/2021 05:00
Sabar Atasi Pandemi
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

 

ADA kabar baik dalam penanganan kasus covid-19 di Indonesia. Terhitung sejak Januari hingga Maret 2021 telah terjadi penurunan kasus penularan secara signifikan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyebut Indonesia telah menyentuh standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni sebesar 1:1.000 orang per minggu atau 276 ribu orang per minggu.

Penurunan itu bukan lantaran berkurangnya penjaringan kasus (testing), melainkan memang angka penularannya yang menurun. ”Artinya, penularan covid-19 yang saat ini cukup rendah disebabkan menurunnya laju penularan dan bukan karena upaya penjaringan kasusnya yang rendah," kata Wiku, Jumat (2/4).

Kabar ini tentunya menggembirakan di tengah masih tingginya angka kasus covid-19 di sejumlah negara di dunia. Artinya, terlepas ada kekurangan di sana-sini, apa yang dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi ini telah berada di jalur yang benar dan mulai membuahkan hasil.

Kendati demikian, kita tidak boleh lengah. Apalagi, di akhir pekan ini, banyak orang memanfaatkan berlibur ke luar kota. PT Jasa Marga (persero) Tbk mencatat sebanyak 185.916 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-1 pada libur Jumat Agung. Angka itu merupakan kumulatif arus lalu lintas dari beberapa gerbang tol (GT), seperti GT Cikupa (arah Barat), GT Ciawi (arah Selatan), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Timur).

Pergerakan ribuan manusia ke berbagai kota di Pulau Jawa itu berpotensi menularkan virus korona. Oleh karena itu, tidak henti-hentinya kita ingatkan agar masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan memamai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Para pemangku kepentingan di daerah, hingga tingkat paling bawah, mesti serius menerapkan aturan untuk melakukan tes antigen bagi para pendatang di sejumlah pintu masuk dan kawasan wisata. Tanpa kedisplinan semacam ini, pemberantasan pandemi covid-19 akan sia-sia.

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro masih berlaku sampai saat ini. Karena itu, pemantauan dan pengawasan perlu diperketat selama berlangsung libur panjang. Satuan tugas di tingkat desa dapat memeriksa setiap orang yang baru datang dari wilayah lain. Perlu dipastikan pula pendatang ini sudah melakukan tes terkait covid-19 yang kemudian dilanjutkan dengan karantina mandiri.

Baik pemerintah maupun masyarakat harus tetap konsisten bersama-sama menjaga agar kasus covid yang telah melandai ini terus bisa ditekan. Kita harus belajar dari pengalaman libur Natal dan Tahun Baru lalu, yang memicu lonjakan kasus baru. Apalagi, sebentar lagi kita juga akan memasuki Ramadan dan Idul Fitri, yakni pergerakan manusia bakal meningkat.

Saat ini, sejumlah orang memang telah divaksinasi. Namun, itu tidak lantas boleh membuat kita lalai dan mengabaikan protokol kesehatan. Itu harus terus kita jaga sampai situasinya betul-betul kondusif. Larangan mudik yang telah resmi diumumkan pemerintah sebaiknya dipatuhi. Tujuan dari kebijakan ini semata demi keselamatan warga.

Dalam memerangi pandemi ini, hal utama yang dibutuhkan memang ialah kesabaran. Sabar untuk sebisa mungkin berdiam di rumah jika tidak ada keperluan mendesak serta sabar dalam menjaga kediplinan mematuhi protokal kesehatan.

Ingat, angka korban yang kerap dipaparkan tim Satgas Penanganan Covid-19 setiap hari bukan statistik belaka. Angka-angka itu ialah kita. Artinya, mungkin kita sendiri yang bakal tercantum dalam data tersebut jika tidak berhati-hati. Jangan lengah, tetap sabar menjaga protokol kesehatan.



Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik