Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Jangan Lengah meski Dipuji WHO

07/11/2020 05:00
Jangan Lengah meski Dipuji WHO
Ilustrasi MI(MI/Duta)

PENANGANAN pandemi covid-19 oleh pemerintah patut diapresiasi. Sebab, mayoritas masyarakat mengaku puas dan dunia pun memberikan apresiasi.

Kepuasan mayoritas masyarakat itu terekam dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia pada penghujung bulan lalu. Disebutkan bahwa 66,3% publik puas pada pemerintah dalam pencegahan penyebaran covid-19.

World Health Organization (WHO) juga mengapresiasi komitmen Indonesia dalam mengendalikan pandemi covid-19. Apresiasi itu tertuang dalam surat undangan yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mengikuti konferensi pers tentang covid-19 intra-action review (IAR) yang digelar secara virtual kemarin.

WHO mengundang Terawan bersama tiga menteri kesehatan negara lainnya karena mengakui keberhasilan Indonesia. Dalam suratnya, WHO meminta Terawan berbagi pengalaman Indonesia yang sukses menerapkan IAR covid-19 secara nasional.

Berbagai pengalaman itu patut dimaknai sebagai sumbangan Indonesia untuk dunia dalam menangani pandemi covid-19. Publik tentu menyambut baik apresiasi WHO tersebut. Langkah pemerintah dalam menangani covid-19 sudah on the track atau sesuai guideline WHO.

Pengalaman yang dibagikan Terawan ialah penanganan covid-19 di Indonesia bukan perkara mudah. Sebab, ada banyak sekali pemangku kepentingan, baik tingkat nasional maupun daerah yang harus diajak bekerja sama dalam satu komando. Koordinasi terjalin dengan baik karena ada kepemimpinan mumpuni.

Harus jujur dikatakan bahwa Indonesia bersama dunia masih terus mencarikan cara terbaik untuk melawan covid-19. Jika masih ada kekurang an di sana-sini, itulah tujuan pertemuan virtual tersebut. Saling berbagi dan memberi masukan. Lagi pula, tidak ada satu pun negara, termasuk yang maju, yang betul-betul siap dengan pandemi ini.

Pakar kedaruratan WHO, Mike Ryan, malah memuji penduduk di Asia yang menunjukkan tingkat kepercayaan cukup tinggi kepada pemerintah mereka dalam menanggulangi wabah ini. Eropa dan Amerika, kata dia, harus belajar dari mereka.

Seperti halnya perubahan iklim, penyebaran virus covid-19 yang telah menginfeksi lebih kurang 40 juta orang dan menewaskan lebih dari 1 juta jiwa ini memang tidak bisa diatasi sendiri oleh setiap negara. Semuanya harus bekerja sama dan berbagi informasi mengenai perkembangan virus tersebut. Kerja sama paling nyata ialah dalam menemukan vaksin.

Tidak kalah pentingnya tentu saja kerja sama dalam skala lokal di dalam negeri. Semua sektor mesti terlibat. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga hingga sektor terkecil seperti keluarga sebagai garda terdepan. Gerakan 3M: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak, harus terus dilakukan guna menekan laju penyebaran virus.

Jika angka yang terinfeksi mampu terus ditekan, ini tentunya juga bakal berdampak pada geliat ekonomi masyarakat. Hasil evaluasi Satgas Penanganan Covid-19 pada masa liburan panjang periode 28 Oktober-1 November 2020, misalnya, terjadi peningkatan kunjungan pada destinasi wisata mencapai 90%. Secara umum, wisatawan sudah menggunakan masker saat mengunjungi objek-objek wisata.

Perang terhadap pandemi yang telah berlangsung lebih dari delapan bulan ini memang melelahkan. Namun, kita tidak boleh lelah dan lengah. Sayang jika pertumbuhan ekonomi yang menurut Badan Pusat Statistik mulai membaik di kuartal III ini kembali menukik gara-gara kita lengah dipuji dunia.



Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik