Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kesembuhan Naik, Obat Diproduksi

07/10/2020 05:00

OPTIMISME memang mutlak dalam setiap perjuangan. Dalam perang melawan covid-19, optimisme semakin tumbuh dengan berita baik di segala lini.

Dalam pekan pertama Oktober, berita baik itu ialah tingkat kesembuhan yang terus naik dan siap dipasarkannya obat covid-19 yang diproduksi di dalam negeri. Soal tingkat kesembuhan, angkanya telah mencapai 75,27%, sementara pekan sebelumnya adalah 73,77%.

Adapun jumlah pasien sembuh per 6 Oktober 2020 mencapai 236.437 kasus, sedangkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 311.176 dan meninggal mencapai 11.374 kasus.

Soal obat, Kimia Farma telah mampu memproduksi Favipiravir, sedangkan Indofarma memproduksi Oseltamivir 75 gr caps, dan Indofarma juga siap memasarkan Remdesivir dengan nama dagang Desrem.

Favipiravir dan Remdesivir telah mendapatkan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Remdesivir direncanakan akan diedarkan mulai pekan depan.

Ketersediaan obat-obatan ini tentunya diharapkan dapat membantu para pasien dengan gejala berat dan kritis.

Di sisi lain, kabar-kabar baik ini tidak boleh menjadi pintu kejemawaan. Sebab, seperti yang dijelaskan para ahli epidemiologi, perang covid-19 bagaimanapun ialah perang jangka panjang. Ini sebenarnya memang wajar jika berkaca pada berbagai penyakit akibat virus yang masih ada di dunia walau berabad sejak penemuannya.

Kelengahan dalam penerapan vaksin mudah sekali membuat wabah penyakit-penyakit itu kembali muncul, apalagi dalam perang melawan covid-19 yang vaksinnya belum ditemukan.

Menyelisik lebih dalam soal obat-obat covid pun ahli paru telah menjelaskan jika obat-obat itu bukan tanpa efek samping. Bahkan bagi pasien dengan kondisi ginjal dan liver yang sudah tidak optimal, penggunaan obat itu harus dihindari karena justru bisa menjadi petaka.

Setali tiga uang, peningkatan rasio kesembuhan bukanlah angka terpenting. Justru, kita juga harus jujur mengakui jika acuan-acuan penting seperti rasio kematian dan tes masih belum menggembirakan.

Angka kematian covid-19 secara kumulatif ialah 10.856 orang hingga 1 Oktober ini. Persentasenya ialah 3,7%. Angka itu lebih tinggi ketimbang persentase kematian covid-19 di dunia sebesar 2,98%.

Tingginya angka kematian merupakan sinyal akan masih lemahnya sisi pelacakan dan tes. Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan Indonesia, dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa, seharusnya melakukan 267.700 tes per minggu. Sementara itu, Indonesia baru mencapai 46,85% dari standar WHO untuk jumlah pemeriksaan.

Dengan segala kondisi dua sisi mata uang ini, kita memang perlu mengerti optimisme dengan bijak. Optimisme jelas perlu dirawat dengan segala kabar pencapaian. Meski begitu, berbagai ketertinggalan yang ada, dan juga krusial, ialah hal mendesak yang harus diperbaiki.

Tanpa itu, kondisi perang melawan covid-19 di Indonesia akan terus fluktuatif. Kabar gembira bisa sekadar hanya sesaat karena hal-hal krusial tidak tertangani.



Berita Lainnya
  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.

  • Investasi Enggan Melesat

    07/7/2025 05:00

    PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.

  • Di Laut, Kita Dikepung Petaka

    05/7/2025 05:00

    LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.

  • Jangan Menyerah Lawan Kekejian Israel

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.

  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

  • Menekuk Dalang lewat Kawan Keadilan

    24/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto akhirnya menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2025 tentang Penanganan Secara Khusus dan Pemberian Penghargaan bagi Saksi Pelaku, akhir pekan lalu.