Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Dongkrak Konsumsi Memitigasi Resesi

03/9/2020 05:00

TIDAK hanya dalam kondisi negara yang normal dan baik-baik, penyerapan anggaran daerah di saat bangsa ini tengah dilanda bencana juga masih tetap berjalan lamban. Ketika pemerintah pusat telah berupaya menggenjot belanja, respons pemerintah daerah ternyata tidak berkorelasi positif.

Hampir tidak ada beda antara serapan anggaran saat situasi genting seperti sekarang jika dibanding dengan tahun-tahun normal sebelum covid-19. Biasanya gagap dan rendah di awal dan tinggi di akhir tahun. Situasi yang ironis karena berulangkali Presiden Joko Widodo terus bicara agar situasi krisis akibat covid-19 ini harus direspons cepat.

Hingga 27 Agustus 2020, secara nasional, rata-rata realisasi APBD baru mencapai 44%. Belanja kabupaten/kota pun hanya sedikit lebih tinggi, yakni 48,8%. Presiden kembali menegaskan bahwa seluruh gubernur, bupati, dan wali kota agar benar-benar fokus dalam penyaluran APBD.

Realisasi APBD harus betul-betul menjadi konsentrasi harian seluruh kepala daerah. Para gubernur harus mengingatkan bupati dan wali kota yang masih rendah, baik dalam pengadaan barang dan jasa maupun belanja modal dan bansos.

Semua harus disegerakkan sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan meningkatkan ekonomi daerah untuk mencegah dampak resesi ekonomi akibat pandemi covid-19 tidak terlalu dalam. Tersisa waktu kurang dari sebulan mengakhiri kuartal III, sebelum negara ini secara teknis bisa memasuki fase resesi.

Penyerapan anggaran pemerintah, termasuk juga pemda, punya peran sangat vital sebagai stimulus dalam membantu menjaga daya beli masyarakat. Sekarang ini daya beli terus turun dan hasil kalkulasi sejumlah lembaga menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia akan memasuki zona resesi di kuartal III 2020.

Proyeksi ekonomi Indonesia akan memasuki resesi memang tidak bisa dihindarkan. CoRE (Center of Reform on Economics) Indonesia memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 akan kembali terkontraksi atau berada pada angka minus 2%. Begitu juga sejumlah ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 3%, yang artinya Indonesia akan masuk resesi ekonomi.

Kendati demikian, tidak perlu resah menghadapi resesi. Saat ini yang terpenting ialah pemerintah mencari kebijakan tepat dan mendorong realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) agar dampak resesi tidak terlalu dalam sehingga menyulitkan perekonomian untuk bangkit di kuartal IV.

Indonesia memiliki waktu satu bulan untuk melakukan mitigasi dari dampak buruk resesi. Dalam periode itu, belanja negara dan daerah harus digenjot maksimal. Motor penggerak ekonomi kini di tangan pemerintah sebab swasta dan masyarakat telah babak belur sejak awal pandemi.

Konsumsi masyarakat harus didorong sehingga perekonomian nasional akan terdongkrak. Kebijakan sektor riil atau sisi permintaan harus diperbaiki, khususnya terkait tiga pelaku ekonomi, yaitu individu rumah tangga, korporasi, dan UMKM.

Perlu kerja lebih keras dan butuh upaya tegas untuk melakukan akselerasi realisasi belanja APBD, terutama yang berupa bantuan-bantuan sosial untuk masyarakat berpenghasilan rendah agar ekonomi tidak terpuruk lebih dalam. Jangan biarkan Presiden hanya bisa terus-menerus mengulangi kekhawatirannya dalam menghadapi resesi ekonomi yang mengintai.



Berita Lainnya
  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.

  • Membuka Pintu Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    Kebijakan itu berpotensi menciptakan preseden dalam pemberantasan korupsi.

  • Main Hajar Rekening ala PPATK

    01/8/2025 05:00

    ENTAH karena terlalu banyak pekerjaan, atau justru lagi enggak ada kerjaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir puluhan juta rekening milik masyarakat.

  • Masih Berburu Harun Masiku

    31/7/2025 05:00

    KASUS suap proses pergantian antarwaktu (PAW) untuk kader PDI Perjuangan Harun Masiku ke kursi DPR RI masih jauh dari tutup buku alias belum tuntas.

  • Indonesia Rumah Bersama

    30/7/2025 05:00

    Intoleransi dalam bentuk apa pun sesungguhnya tidak bisa dibenarkan.

  • Jangan Biarkan Rasuah Rambah Desa

    29/7/2025 05:00

    KEPALA Desa ibarat etalase dalam urusan akuntabilitas dan pelayanan publik.

  • Ujian Kekuatan ASEAN

    28/7/2025 05:00

    KONFLIK lama Thailand-Kamboja yang kembali pecah sejak Kamis (24/7) tentu saja merupakan bahaya besar.

  • Atasi Karhutla Butuh Ketegasan

    26/7/2025 05:00

    NEGERI ini memang penuh ironi. Di saat musim hujan, banjir selalu melanda dan tidak pernah tertangani dengan tuntas. Selepas banjir, muncul kemarau.

  • Jaga Kedaulatan Digital Nasional

    25/7/2025 05:00

    Berbagai unsur pemerintah pun sontak berusaha mengklarifikasi keterangan dari AS soal data itu.

  • Ini Soal Kesetiaan, Bung

    24/7/2025 05:00

    EKS marinir TNI-AL yang kini jadi tentara bayaran Rusia, Satria Arta Kumbara, kembali membuat sensasi.

  • Koperasi Desa versus Serakahnomics

    23/7/2025 05:00

    SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. 

  • Laut bukan untuk Menjemput Maut

    22/7/2025 05:00

    MUSIBAH bisa datang kapan pun, menimpa siapa saja, tanpa pernah diduga.

  • Mengkaji Ulang IKN

    21/7/2025 05:00

    MEGAPROYEK pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada awalnya adalah sebuah mimpi indah.

  • Suporter Koruptor

    19/7/2025 05:00

    PROSES legislasi Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hukum Acara Pidana menunjukkan lagi-lagi DPR dan pemerintah mengabaikan partisipasi publik.