Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
TAHAPAN Pilpres 2019 sudah berakhir pada saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai calon presiden dan calon wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Namun, bagi partai politik, itu merupakan awal untuk menentukan arah sikap politik, berkuasa atau beroposisi.
Lima partai pendukung Jokowi-Amin yang lolos ambang batas parlemen tinggal menunggu ajakan Jokowi-Amin untuk memantapkan langkah menyusun pemerintahan. Pembahasan jumlah dan pengisian jabatan menteri baru dimulai pertengahan Juli ini.
Sebaliknya, empat partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah mulai mencari jalan sendiri-sendiri menuju pusat kekuasaan. Mereka mencari jalan sendiri-sendiri karena koalisi Prabowo-Sandi sudah resmi dibubarkan.
Setelah koalisi Prabowo-Sandi dibubarkan, rencana pertemuan antara Jokowi dan Prabowo pun kehilangan signifikansinya. Pertemuan di antara mereka tidak perlu dipaksakan, juga jangan dihalang-halangi. Biarkan pertemuan itu berjalan alami.
Harus tegas dikatakan bahwa jalan partai-partai pendukung Prabowo-Sandi menuju pusat kekuasaan tidaklah mudah. Pada satu sisi, koalisi pemerintahan Jokowi-Amin sudah tambun karena menguasai 60% kursi di parlemen. Pada sisi lain, partai pendukung Prabowo-Sandi butuh keberanian luar biasa untuk bergabung dalam kekuasaan karena harus mengubah tabiat menyerang menjadi menyeberang menuju pusat kekuasaan.
Meski mereka punya kemampuan mengubah tabiat menyerang, syarat utama yang mesti dipenuhi ialah adanya ajakan dari kubu Jokowi-Amin. Ajakan itulah yang hingga kini belum disampaikan secara terbuka. Sejauh ini, yang beredar di ruang publik, baru keinginan sepihak untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan.
Sebelum ada ajakan untuk bergabung dalam kekuasaan, elok nian bila partai-partai pendukung Prabowo-Sandi memantapkan hati untuk menjadi oposisi yang kritis dan konstruktif. Oposisi itu mestinya dianggap sebagai konsekuensi logis kekalahan dalam kontestasi. Oposisi atau berkuasa itu sama-sama mulianya.
Sikap bijak yang perlu diperlihatkan partai-partai politik saat ini ialah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada Jokowi untuk menyusun pemerintahan. Jokowi sudah mengisyaratkan pembentukan kementerian baru sesuai dengan kebutuhan dan tantangan baru perkembangan zaman.
Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada Jokowi itu sebagai bentuk penghormatan atas hak prerogatif presiden. Dalam konteks itulah kita memberi apresiasi atas sikap Ma'ruf Amin yang menyebut penentuan sosok menteri mendatang menjadi hak prerogatif presiden dan dirinya sebagai wapres hanya memberikan masukan dan pertimbangan.
Wajar, sangat wajar, jika anggota kabinet mendatang terdiri atas perwakilan partai politik pendukung dan kalangan profesional nonparpol. Wajar pula seandainya Jokowi mempertimbangkan bahwa untuk menggerakkan ekonomi dengan cara inovatif dan kreatif, orang-orang muda dipilih menjadi menteri.
Jokowi sudah mengungkapkan keinginannya untuk memilih orang-orang muda di kabinet. Dalam sebuah wawancara khusus yang dimuat harian ini, Jokowi mengatakan, "Ke depan ini memang warna untuk yang muda-muda ini perlu diberi ruang. Bisa nanti menteri umur 25 tahun, 20 tahun, atau 30
tahun."
Tidak hanya memilih orang-orang muda, Jokowi juga menyebut akan ada nomenklatur baru. Terkait dengan nomenklatur, Presiden tentu saja terikat dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Ada nomenklatur yang tidak bisa diubah, ada yang bisa diubah dengan meminta pertimbangan DPR, ada pula yang mesti mendapat persetujuan DPR. Ketentuan yang tidak bisa dilanggar ialah jumlah kementerian paling banyak 34.
Pembentukan kabinet pada dasarnya dalam rangka membangun sistem pemerintahan presidensial yang efektif dan efisien. Akan tetapi, sistem presidesial yang efektif terbangun jika ada oposisi yang efektif pula.
VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini
ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.
KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.
GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).
PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.
KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.
ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.
PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.
SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.
UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.
PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.
DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.
DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.
PANCASILA telah menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini.
JATUHNYA korban jiwa akibat longsor tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon, Jawa Barat, menjadi bukti nyata masih amburadulnya tata kelola tambang di negeri ini.
PANCASILA lahir mendahului proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tujuannya untuk memberi landasan langkah bangsa dari mulai hari pertama merdeka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved