Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PARTAI politik tidak hanya dikenal sebagai pilar demokrasi, tetapi juga penyangga kekuasaan. Partai politik ialah jalan bebas hambatan menuju kekuasaan. Hampir tidak ada jalan menuju lorong kekuasaan tanpa melalui partai politik.
Ketika menjadi presiden dan wakil presiden, seseorang mutlak melalui pintu partai politik. Mau menjadi kepala daerah, kendati bisa lewat jalur perseorangan, juga perlu partai politik. Begitu juga menjadi anggota legislatif, minus Dewan Perwakilan Daerah, harus melalui partai.
Tidak hanya itu, pengisian komisi negara, hakim agung, hakim konstitusi, Panglima TNI, kepala kepolisian, dan pencalonan duta besar haruslah bersentuhan dengan tangan partai politik di DPR. Pun pemerintah dari pusat sampai daerah tidak bisa menggerakkan pembangunan tanpa partai politik karena kekuasaan anggaran APBN dan APBD ada di tangan kader partai politik di DPR dan DPRD.
Sebagai pilar demokrasi dan jalan menuju kekuasaan, partai politik perlu terus-menerus berbenah diri agar menghasilkan kader politik terbaik. Kader yang penuh amanah saat menduduki jabatan publik.
Fakta bicara lain. Tidak sedikit kader atau mereka yang direstui partai politik justru terlibat korupsi. Sudah tidak terbilang jumlah anggota legislatif yang masuk bui. Bahkan, dalam sejumlah kasus persidangan di pengadilan, terungkap adanya aliran dana korupsi untuk membiayai kegiatan partai politik.
Partai politik tidak bisa cuci tangan atas kader yang berbuat tercela saat menduduki jabatan publik. Tidak bisa cuci tangan karena mestinya partai politik dengan kesadaran penuh melakukan rekrutmen kader politik yang mempunyai integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas.
Harus jujur dikatakan bahwa partai politik lupa, bahkan pura-pura lupa, untuk merekrut kader terbaik. Karena itulah, kita sependapat dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Siswono Yudo Husodo yang mengatakan partai politik di Indonesia saat ini lupa tugas utama mereka menghadirkan kader terbaik untuk rakyat.
Berbicara dalam diskusi berjudul Memufakatkan Sistem Kenegaraan Indonesia di Jakarta, pekan lalu, Siswono mengatakan sekarang sistem partai politik lebih ke kekerabatan dan nepotisme untuk uang. Akibatnya, tidak banyak sosok berintegritas yang ada di parlemen baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun, harus tegas pula dikatakan bahwa masih ada partai antimahar.
Inilah saatnya partai politik kembali menguatkan komitmen untuk menghadirkan kader terbaik demi kepentingan bangsa. Oleh karena itu, partai politik perlu membakukan sistem kaderisasi. Kaderisasi yang bersifat inklusif, berkala, berjenjang, dan berkesinambungan, serta sistem rekrutmen yang terbuka, demokratis, dan akuntabel. Bukan sistem rekrutmen suka-suka elite partai politik.
Tanpa ada sistem kaderisasi yang baku di partai politik, jalan menuju lorong kekuasaan menjadi pasar gelap sehingga siapa pun bisa menjadi pejabat politik asalkan populer, punya modal uang, serta punya kedekatan personal dengan elite partai. Dalam pasar gelap, kapasitas dan integritas dikalahkan isi tas alias uang.
Rakyat tidak sudi bila partai politik disabotase sebagai lembaga pemburu rente. Partai politik harus dikembalikan kepada jati dirinya sebagai pilar demokrasi yang bertanggung jawab dalam memajukan kehidupan berdemokrasi yang lebih bermartabat. Sebagai jalan menuju kekuasaan, partai politik hendaknya efektif menjalankan peran rekrutmen politik sehingga tidak menjadi lembaga pemburu rente.
DPR dan pemerintah bertekad untuk segera menuntaskan revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Semangat yang baik, sebenarnya.
PERSAINGAN di antara para kepala daerah sebenarnya positif bagi Indonesia. Asal, persaingan itu berupa perlombaan menjadi yang terbaik bagi rakyat di daerah masing-masing.
DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.
JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.
Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.
IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.
PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.
LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.
MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.
SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.
PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.
MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia
MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved