Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
MEMPERINGATI kelahiran yang bukan untuk sekadar perayaan bertambah umur, sesungguhnya bukan perkara enteng. Sebab berarti kita harus mengetahui esensi kelahiran dan penciptaannya.
Ini juga yang terjadi ketika Presiden Joko Widodo menetapkan Hari Lahir Pancasila yang jatuh 1 Juni sebagai hari libur nasional. Melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dikatakan tujuan besarnya adalah untuk mengukuhkan lagi semangat Pancasila dalam jati diri bangsa.
Dengan berbagai persoalan kebangsaan sekarang ini, jiwa Pancasila memang dirindukan. Namun ini tidak menghentikan pertanyaan efektivitas perayaan baru terkait Pancasila. Terlebih sudah lama kita memiliki Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh 1 Oktober.
Namun puluhan tahun diperingati, berikut juga dengan program sosialisasi ala doktrinasi, Pancasila belum juga meresap sampai akar rumput. Tidak hanya upaya mistifikasi yang gagal, Pancasila kini semakin diuji dan dipersandingkan dengan ideologi lain.
Lalu bagaimanakah peringatan baru ini bisa lebih mengukuhkan semangat Pancasila? Jika melihat upaya pemerintah, selain upacara yang digelar dan dihadiri Presiden di Gedung Pancasila, Jakarta, ada pula pekan peringatan yang digelar di kementerian-kementerian. Bertajuk Pekan Pancasila, acara itu berlangsung sampai 4 Juni.
Namun tetap saja rangkaian ini bisa sekadar seremonial yang tidak berdampak. Untuk menghindarinya, pemerintah sepatutnya belajar dari kesalahan Orde Baru, khususnya dalam penyakralan Pancasila. Pengembalian Pancasila kepada nilai luhurnya hanya bisa terjadi jika Pancasila tidak diperlakukan eksklusif.
Sebab, sejatinya Pancasila adalah nilai-nilai yang sangat membumi. Ini bisa dimengerti jika kita menilik sejarah kelahiran Pancasila.
Soekarno merumuskan lima nilai luhur itu dari perjalanan perjuangan yang berliku, termasuk selama diasingkan ke tempat terpencil di Ende, Nusa Tenggara Timur. Namun di sana pula ia menemukan makna kesetaraan dan kemerdekaan dalam bingkai bangsa yang beragam.
Pancasila yang ia rumuskan ialah nilai yang menjadi payung untuk semua suku, agama dan ras di nusantara ini. Dalam Pancasila tidak ada kata minoritas. Sebab Pancasila adalah tangga yang dapat membuat kelompok menjadi setara. Pancasila juga menjadi jembatan, sebagai pemersatu, keragaman dan perbedaan. Tak mengherankan bila Gus Dur secara saklek mengatakan tanpa Pancasila Indonesia bubar.
Esensi Pancasila juga pernah diingatkan oleh Presiden BJ Habibie pada 2011. Habibie percaya bahwa demokratisasi dan reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah manakala nilai-nilai Pancasila diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah nilai ideal yang harus dibumikan dengan cara disesuaikan dengan berbagai kondisi masyarakat dan perubahan zaman. Bagi pemerintah, 'membumikan' Pancasila hanya bisa dilakukan lewat kebijakan yang menjunjung demokrasi dan kesetaraan dalam semua tataran.
Kesetaraan ini bukan semata dalam perekonomian hingga kesempatan kerja melainkan juga terkait dengan hak asasi yang lebih mendasar, termasuk dalam kehidupan beragama.
Tidak hanya itu nilai keempat sila yang lain juga harus benar-benar diperjuangkan pemerintah dalam setiap program, baik berupa pembangunan infrastruktur maupun pembangunan karakter bangsa.
Pada akhirnya, nilai luhur Pancasila juga baru bisa hidup jika tercermin dalam laku dan lisan para tokoh, dari pejabat negara, politisi, ulama sampai pendidik.
DUA kasus besar yang terjadi di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) saat ini tidak bisa dianggap remeh.
PEMERINTAH mengalokasikan Rp757,8 triliun untuk anggaran pendidikan pada 2026, atau mengambil porsi 20% lebih APBN tahun depan.
SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.
KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.
UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.
BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.
DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.
BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.
MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K
BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.
PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.
PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.
SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.
EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.
BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved