Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
FILM 13 Bom di Jakarta sudah bisa disaksikan di jaringan bioskop mulai hari ini, Kamis (28/12). Bersamaan dengan itu, rumah produksi Visinema Pictures juga merilis trailer akhir film tersebut.
Dalam trailer akhir diperlihatkan berbagai potongan adegan ledakan hingga Kepala ICTA Damaskus (Rukman Rosadi) harus turun tangan untuk memimpin misi penumpasan aksi terorisme di ibu kota. Di trailer ini juga diperlihatkan duo pendiri perusahaan mata uang digital, Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono) yang menjadi ‘aset’ tim ICTA.
Mereka diinterogasi oleh tim ICTA atas dugaan keterlibatan aksi teror yang dilakukan oleh kelompok Arok karena permintaan tebusan kripto, alih-alih uang tunai. Di trailer juga ditunjukkan aksi Arok yang sangat dominan untuk menggerakkan kelompoknya meneror seluruh kota.
“Saya tidak pernah terbayang, Angga memberikan kepercayaan karakter teroris bernama Arok, diperankan oleh saya. Memang Angga selalu memberikan karakter yang menantang di setiap film yang ia buat, dan “13 Bom di Jakarta” jadi tantangan tersendiri sekaligus pencapaian karir saya. Semoga penonton di bioskop bisa terhibur dan ikut merasakan keseruan yang ada di film 13 Bom di Jakarta,” kata Rio Dewanto dalam keterangan pers yang diterima Media Indonesia, Kamis (28/12).
Baca juga: Biaya Produksi 13 Bom di Jakarta Setara Bikin Tiga Film
Sutradara 13 Bom di Jakarta Angga Dwimas Sasongko menambahkan, film ini 100% dibuat oleh orang Indonesia. Ia ingin film dengan skala produksi besar ini menjadi bukti perfilman Indonesia mampu mendorong segala batasan dan punya talenta-talenta yang mumpuni.
“Dari beberapa pengalaman di film-film sebelumnya, akhirnya saya memutuskan 13 Bom di Jakarta bisa dikerjakan sendiri seluruhnya oleh kru Indonesia. Sebagai sutradara, saya juga tidak hanya berpikir secara kreatif tapi juga memanajemen seluruh divisi produksi dengan strategis karena film ini berskala besar. Lewat 13 Bom di Jakarta, kami memberi suguhan film dengan aksi spektakuler, sentuhan teror yang menegangkan, visual yang imersif sehingga akan menjadi pengalaman menonton yang seru, mencekam dan tak terlupakan bagi penikmat film Indonesia,” kata Angga Dwimas Sasongko.
Beberapa pemeran film 13 Bom di Jakarta yakni Rio Dewanto, Ganindra Bimo, Ardhito Pramono, Chicco Kurniawan, Lutesha, Rukman Rosadi, dan Putri Ayudya.(M-4)
Satu cuplikan adegan film yang ditayangkan di saluran YouTube Falcon Pictures memperlihatkan tokoh Dono, Kasino, dan Indro berusaha membuat robot pembasmi kejahatan.
Film Assalamualaikum Baitullah tidak hanya menghadirkan kisah yang menguras emosi, tetapi juga menampilkan pendalaman karakter yang luar biasa dari para pemerannya
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut diadaptasi dari cerita original Kampung Jabang Mayit, yang ditulis oleh Qwertyping (Teguh Faluvie) yang menjadi sebuah thread viral pada 2022.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
KABAR gembira bagi para penggemar film Superman. Meski film terbarunya belum dirilis, kelanjutan dari film Superman sudah mulai dibahas.
Lebih dari sekadar karakter super hero, Patrion pun hadir sebagai gerakan baru bertajuk Pergerakan Patriot Nusantara atau Patrion Movement.
Industri film Indonesia tengah mengalami transformasi besar lewat keberanian para produser yang tidak hanya memproduksi tontonan, tetapi juga mengusung misi perubahan.
Menurut Angga Dwimas Sasongko, film Ratu Malaka adalah karya yang personal dan monumental.
Angga Dwimas Sasongko akan kembali menyutradarai film terbaru berjudul Ratu Malaka. Proyek film aksi tersebut direncanakan akan diproduksi pada 2026.
Ardhito Pramono berperan sebagai William, sosok anak muda pendiri perusahaan mata uang digital yang mahir di bidang teknologi.
Berperan sebagai Gita, seorang staff divisi Cyber di Badan Kontra Terorisme Indonesia, Niken Anjani dituntut memiliki badan yang proporsional untuk mendukung tampilannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved