Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEBARUAN genre dan tema memegang peranan krusial dalam pertumbuhan industri perfilman Indonesia. Hal itu diungkapkan sineas terkemuka Angga Dwimas Sasongko dari Visinema Picture.
"Jangan semata mengejar box office. Kebaruan itu yang penting," kata Angga saat ditemui di acara diskusi panel mengenai masa depan sinema Indonesia yang diinisiasi Motion Picture Association (MPA) bersama pemangku kepentingan perfilman nasional di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (11/6).
Angga menjelaskan, penonton di mana pun selalu mencari hal baru dari yang diputar sinema.
"Karena kan bayangin, kalau misalnya kita makan produk yang sama terus-menerus, kan kita pasti pingin diversifikasi," jelasnya.
Industri perfilman nasional saat ini sebetulnya baru tumbuh, menurut Angga.
"Masih ada di early stage dan yang dibutuhkan sekarang untuk memperkuat dan menumbuhkan industri ini adalah visi dari kita semua sebagai filmmaker, apa yang mau kita kasih ke penonton, apa yang pingin kita lihat terjadi di perfilman Indonesia lima sampai 10 tahun mendatang," paparnya.
Untuk audiens global, cerita lokal Indonesia akan selalu menjadi sesuatu yang baru bagi mereka. Sementara itu, audiens lokal membutuhkan inovasi untuk tetap terhubung dengan jalan cerita.
Karena itu, Angga percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
"Jadi, inovatif sama percaya sama local story kita. Kalau digabungin, kita jadi (punya film-film nasional berskala global)," tambahnya.
Angga menyampaikan Visinema hingga kini memiliki pencapaian distribusi internasional film Jumbo ke 30 negara, dan jumlah tersebut masih diusahakan terus bertambah, berpartner dengan agen penjualan internasional di Prancis, Magic Fair.
Menatap masa depan, Angga mengungkapkan proyek-proyek ambisius Visinema lainnya, termasuk film laga terbaru garapan Angga sebagai sutradara berjudul Ratu Malaka yang kemungkinan akan menggandeng partner dari Korea Selatan dan Amerika.
Ia juga menyebut film Panggil Aku Ayah, adaptasi lokal dari film Korea Pawn.
Mengenai Ratu Malaka, tantangan terbesar dalam genre film aksi itu adalah bagaimana membuat cerita fantasi yang sering kali 'lebay' dapat diterima oleh penonton Indonesia yang cenderung menyukai cerita yang lebih relevan atau dekat dengan realitas mereka.
Untuk itu, Angga bermaksud membangun dunia cerita yang berbeda, sehingga meskipun penonton sudah familier dengan debu, pencahayaan, dan latar lokasi yang serupa, tetap dapat menerima bahwa dunia dalam film Ratu Malaka berada di luar dunia nyata.
Dengan demikian, inovasi untuk film Ratu Malaka yang berlatar pesisir atau pelabuhan dengan sentuhan mistis itu dapat direalisasikan. (Ant/Z-1)
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut diadaptasi dari cerita original Kampung Jabang Mayit, yang ditulis oleh Qwertyping (Teguh Faluvie) yang menjadi sebuah thread viral pada 2022.
KABAR gembira bagi para penggemar film Superman. Meski film terbarunya belum dirilis, kelanjutan dari film Superman sudah mulai dibahas.
Lebih dari sekadar karakter super hero, Patrion pun hadir sebagai gerakan baru bertajuk Pergerakan Patriot Nusantara atau Patrion Movement.
TRAILER dan poster dari film horor Kampung Jabang Mayit : Ritual Maut resmi di rilis, kemarin.
Lagu Tinggal dari Mawar de Jongh akan menjadi jembatan antara rasa penyesalan, rasa takut akan ditinggal, dan berbagai lapisan emosi manusia lainnya yang cukup kompleks.
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu mengusung cerita yang lahir dari keresahan akan realitas sosial yang dibalut unsur komedi getir dan pakem penyutradaraan breaking the fourth wall.
Film Tinggal Meninggal produksi Imajinari tersebut akan tayang d bioskop mulai 14 Agustus.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Rizal Mantovani juga membangun nuansa horor melalui memori kolektif tentang sebuah imajinasi apa yang terjadi ketika sebuah televisi sudah tak menyala lagi di malam hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved