Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ilmuwan Temukan Bagian Otak yang Memberi Sinyal Rasa Kenyang

Galih Agus Saputra
14/2/2022 19:06
Ilmuwan Temukan Bagian Otak yang Memberi Sinyal Rasa Kenyang
Proses otak memberi tahu tubuh telah kenyang masih menimbulkan banyak pertanyaan.(123RF)

Normalnya, seseorang setelah makan, akan merasa kenyang. Namun, proses terjadinya kondisi itu di dalam otak masih menjadi tanda tanya bagi para ilmuwan. 

Sedari dulu, para ilmuwan sebenarnya juga sudah mengetahui adanya sirkuit amigdala di dalam otak, yang selain memberikan sinyal kenyang juga mengontrol rasa takut, sakit, dan emosi. Akan tetapi, bagaimana kinerja sinyal kenyang di dalam sirkuit tersebut secara lebih spesifik rupanya masih menyimpan banyak kerumitan.

Berangkat dari persoalan itu, Ilmuwan Departemen Neuroscience, University of Arizona, Amerika Serikat, Haijiang Cai lantas melakukan eksperimen tikus untuk melakukan amatan lebih lanjut pada amigdala.

Dalam penelusurannya, Cai dan tim lantas melihat bahwa rupanya ada sinyal yang berasal dari amigdala, yang terhubung dengan suatu area bernama nukleus parasubthalamic (PSTh). 

Cai mengatakan bahwa area itulah yang bertanggung jawab atas sinyal atau rasa kenyang. Di dalamnya juga terdapat hormon cholecystokinin (CCK) dan neruon spesifik dari amigdala yakni PKC-delta, yang sebelumnya juga dianggap menjadi kontroversi terkait pemberi sinyal rasa kenyang.

Menurut Cai, PSTh mengetahui CCK ketika terjadi sekresi dalam usus dan kemudian memberi tahu otak seseorang bahwa ia sudah kenyang setelah makan. Sementara PKC-delta,  perannya ialah sebagai mediator dengan cara menghambat neuron lain (emosi atau takut) dalam amigdala.

"Para peneliti mengerti bahwa neuron di pusat amigdala harus diaktifkan oleh neuron PCK-delta, dan juga diaktifkan oleh CCK," kata Cai, sebagaimana dilansir dari Sciencedaily, Senin, (14/2).

Cai dan tim menerbitkan hasil penelitian ini di jurnal Molecular Metabolism. Dengan adanya temuan ini, mereka percaya di masa depan para ilmuwan akan semakin mudah menentukan obat gangguan makan atau untuk mengatur berat badan. Lebih dari itu, mereka juga dapat mencegah efek samping dari obat-obatan yang hendak digunakan.

"Jika kita dapat menargetkan bagian otak yang bertanggung jawab atas rasa kenyang dengan lebih baik, kta dapat membuat perawatan dengan efek samping yang lebih sedikit," imbuhnya.

Cai sendiri mengaku awal mula ketertarikannya pada penelitian ini, dilandasi oleh keinginan untuk mengurai hubungan antara emosi dan nafsu makan seseorang. Menurutnya, area PSTh sebenarnya juga sudah diketahui ilmuwan Tiongkok sejak 1990-an, akan tetapi ia tidak pernah diurai lebih lanjut, bahkan fungsinya tidak diketahui.

"Padahal kita tahu bahwa urusan makan dan emosi adalah hal yang berbeda. Tetapi mengapa mereka terkait satu sama lain. Beberapa orang tetap bisa makan saat stres, sementara yang lain makan lebih sedikit. Beberapa orang dengan kelainan makan atau obesitas memiliki perilaku makan yang tidak normal, tetapi mereka juga memiliki masalah emosional. Jadi, kami ingin mengidentifikasi mekanisme saraf yang mengontrol makan dan emosi dan bagaimana kaitan satu sama lain. Pengetahuan ini selanjutnya diharapkan dapat membantu upaya pengembangan perawatan yang lebih spesifik," pungkasnya. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya