Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ALZHEIMER merupakan penyakit yang meningkat drastis jumlah penderitanya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit yang menyebabkan masalah ingatan, perilaku, dan gangguan berpikir ini cukup mengkhawatirkan karena menurunkan kualitas hidup orang lanjut usia.
Kini, penelitian terbaru menunjukkan jika bermain puzzle, kartu, dan membaca buku dapat membantu menunda Alzheimer. Penelitian itu dilakukan tim Rush University Medical Center di Chicago, Amerika Serikat (AS) dan telah dipublikasikan di jurnal Neurology pada 14 Juli 2021.
Penelitian itu menganalisis hampir 2.000 pasien rata-rata berusia sekitar 80 tahun dan bebas dari alzheimer pada awal penelitian. Peneltian itu berlangsung hingga tujuh tahun, hingga sejumlah peserta penelitian mencapai usia lebih dari 90 tahun.
Peserta studi yang paling aktif secara pikiran terlihat baru mengembangkan Alzheimer pada usia 94. Smenetara mereka yang kurang aktif melatih kemampuan berpikir, telah mengembangkan Alzheimer pada usia 89, atau sekitar lima tahun lebih cepat.
Peneliti mengatakan, peserta studi menjawab seberapa sering mereka membaca buku, bermain catur, permainan papan, kartu dan teka-teki. "Kabar baiknya adalah tidak ada kata terlambat untuk mulai melakukan jenis kegiatan mudah (sederhana) dan dapat diakses yang kami lihat dalam penelitian kami," kata penulis studi Robert S. Wilson, PhD, dari Rush University Medical Center di Chicago, seperti dilansir dari foxnews.com, Selasa (20/7).
"Temuan kami menunjukkan mungkin bermanfaat untuk mulai melakukan hal-hal ini, bahkan di usia 80-an, untuk menunda timbulnya demensia Alzheimer," lanjutnya.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa hubungan antara aktivitas kognitif dan usia, di mana seseorang mengembangkan demensia terutama didorong oleh aktivitas yang Anda lakukan di kemudian hari," lanjutnya. (M-1)
FDA menyetujui tes darah pertama untuk deteksi dini Alzheimer. Diagnosis kini lebih mudah, cepat, dan tanpa prosedur invasif seperti PET scan dan pungsi lumbal.
Kebiasaan tidur larut malam atau begadang terbukti dapat meningkatkan risiko demensia, termasuk Alzheimer.
Lansia di Indonesia menghadapi berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Menciptakan tes berbiaya rendah dinilai sangat penting karena dapat mempermudah pemeriksaan tahunan untuk penyakit Alzheimer
DOKTER spesialis Kejiwaan Tiur Sihombing mengungkapkan mencegah demensia alzheimer bisa dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas tidur.
alzheimer atau demensia terjadi tidak langsung memunculkan semua gejala, namun bertahap. Demensia merupakan gangguan otak pada lansia yang bisa mempengaruhi berbagai fungsi kognitifnya
Menciptakan pola tidur melalui sleep hygiene bagi lansia dinilai dapat memberikan istirahat yang cukup dan menjaga fungsi otak.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Studi di jurnal JAMA menunjukkan vaksin herpes zoster dapat menurunkan risiko demensia pada lansia.
Pikun dini atau demensia, yang sebelumnya hanya dikaitkan dengan usia lanjut, kini semakin banyak ditemukan pada generasi milenial dan Gen Z
Hipertensi yang tidak terkelola dengan baik terbukti meningkatkan risiko terjadinya demensia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved