Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Anak-Anak Penganut Pola Makan Vegan Berisiko Tumbuh Lebih Pendek

Nike Amelia Sari
05/6/2021 22:29
Anak-Anak Penganut Pola Makan Vegan Berisiko Tumbuh Lebih Pendek
Anak-anak yang menganut gaya hidup vegan memiliki risiko kesehatan tulang dan tinggi badan yang kurang optimal.(123RF/dolgachov)

Pola makan vegan untuk anak-anak dapat menyebabkan mereka tumbuh lebih pendek rata-rata tiga sentimeter, dengan tulang yang lebih kecil dan lebih rapuh. Begitulah hasil temuan studi terbatas yang dilakukan suatu institusi pendidikan di Inggris. 

Vegan merupakan pola makan yang menghindari segala macam produk hewan dan turunannya, termasuk susu, telur dan lainnya. Sementara itu, vegetarian umumnya tidak mengonsumsi segala jenis daging, tapi masih menikmati telur dan susu. 

Dilansir dari dailymail.co.uk, Kamis (3/6), studi baru itu mengamati 187 anak berusia lima hingga sepuluh tahun yang sehat di Polandia. Dari jumlah tersebut, 63 anak vegetarian, 52 vegan, dan 72 omnivora. 

Anak-anak vegan rata-rata lebih pendek tiga sentimeter daripada mereka yang makan daging. Tulang nak-anak vegan juga memiliki kandungan mineral 4-6% lebih rendah. Mereka juga 3 kali lebih mungkin kekurangan vitamin B-12 daripada anak-anak yang mengonsumsi keduanya, nabati dan hewani.

Selain itu, tulang mereka juga lebih kecil dengan densitas lebih rendah, sehingga berisiko patah tulang atau osteoporosis di kemudian hari.

Namun, sisi positifnya, anak-anak vegan memiliki kadar kolesterol 'jahat' 25% lebih rendah dan kadar lemak tubuh yang lebih rendah.

Studi yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Anak Great Ormond Street di University College of London, mengatakan orang tua harus menyadari risiko pola makan vegan.

Anak-anak vegan harus diberi vitamin B12 dan suplemen vitamin D untuk mengurangi potensi konsekuensi kesehatan jangka panjang, kata para penulis.

Profesor Jonathan Wells, dari University College London (UCL), yang jadi kepala riset itu mengatakan dirinya memahami adanya keprihatinan terhadap perubahan iklim dan kesejahteraan hewan yang membuat pola diet vegetarian berkembang menjadi tren.

"Studi kami memberikan wawasan substansial tentang hasil kesehatan pada anak-anak yang mengikuti diet vegetarian dan vegan," katanya.

Rekan penulis, Profesor Mary Fewtrell menyarankan dalam memaksimalkan kesehatan tulang  anak-anak direkomendasikan untuk mengurangi risiko osteoporosis dan patah tulang di masa depan. Dia mengatakan temuan bahwa anak-anak vegan memiliki massa tulang yang lebih rendah, jika diet bertahan hingga remaja,  akan ada risiko tulang yang buruk di kemudian hari.

Rekan penulis lainnya, Dr Małgorzata Desmond menambahkan bahwa mengonsumsi makanan nabati tidak menjamin kesehatan, tetap perlu memilih makanan sehat.

"Kami menemukan para vegan memiliki asupan nutrisi yang lebih tinggi yang menunjukkan jenis pola makan nabati yang 'tidak diproses', yang pada gilirannya terkait dengan lemak tubuh yang lebih rendah dan profil risiko kardiovaskular yang lebih baik," katanya.

"Di sisi lain, asupan protein, kalsium, dan vitamin B12 dan D yang lebih rendah dapat menjelaskan konsentrasi mineral tulang dan vitamin serum yang kurang menguntungkan," lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa profil kesehatan kardiovaskular yang buruk dari anak-anak vegetarian dengan data makanan menunjukkan bahwa mereka makan jenis makanan nabati yang relatif diproses, dengan tingkat serat dan gula yang kurang sehat dibandingkan dengan vegan.

Para peneliti berharap temuan mereka akan menyoroti perlunya lebih banyak saran kepada publik tentang bagaimana mereka bisa makan sehat dengan pola makan nabati, terkhususnya anak-anak yang memiliki kebutuhan nutrisi lebih tinggi saat masa pertumbuhan. Profesor Wells dan timnya akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk memaksimalkan studi tersebut. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya