Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Nur Fadli: Pejuang Pendidikan Sejati

Bagus Pradana
29/11/2020 01:05
Nur Fadli: Pejuang Pendidikan Sejati
Nur Fadli(MI/SUMARYANTO BRONTO)

STATUS guru honorer di Tanah Air sudah lama diwarnai cerita sendu. Memiliki peran sepenting pendidik lainnya, tetapi tidak dibarengi imbalan yang layak. Sudah bergaji kecil, amat banyak guru honorer yang tidak juga bisa menjadi guru tetap meski puluhan tahun mengajar.

Meski begitu, tidak sedikit guru honorer yang tetap sepenuh jiwa mengajar. Mereka pun menjadi pahlawan bagi anak bangsa di berbagai pelosok Nusantara.

Nur Fadli ialah gambaran sejati pahlawan tanpa tanda jasa. Meski sudah 18 tahun statusnya tidak juga berubah menjadi guru PNS, pengabdiannya bagi pendidikan, bahkan melebihi banyak guru besar.

Pria yang berdinas di SMPN 1 Sukorambi, Jember, Jawa Timur, itu telah merintis 10 sekolah gratis yang tersebar di kaki Gunung Argopuro. Di antaranya SD Bintoro 5 (di Bintoro), MTs Miftahul Ulum, MA Miftahul ulum (di Sodong), RA Arrojaul Hayat, MI Terpadu Ar Rohman, SMK Sunan Ampel (di Sukorambi), MTs Fathur Rohman (di Curahdami), MTs Asy Syukriyah (di Patrang), SMP Sunan Kalijaga (di Karangpring), dan SMP Syarif Hidayatullah (di Manggis).

Dengan gaji yang hanya Rp2 juta per bulan, itu pun baru didapatnya mulai 2019, Fadli membuktikan bahwa berbuat untuk sesama memang tidak perlu menunggu kaya. Menjadi bintang tamu Kick Andy episode Pengabdian Sepenuh Jiwa, yang tayang Minggu (29/11), Fadli mengungkapkan jika sekolah gratis pertama yang ia rintis ialah SD di Bintoro pada 2004 dengan ruangan sebuah gubuk berukuran 3x4 meter.

“Saya ini dulu seorang Mapala. Nah, kebetulan hobi saya mendaki gunung, tiba di gunung Argopuro, saya melihat anak-anak di sana banyak yang tidak sekolah. Akhirnya, selama beberapa waktu saya sempatkan diri untuk mengajar di sana, mengajar baca tulis. Ini saya lakukan sendirian,” tutur pria kelahiran Jember 39 tahun lalu ini.

Fadli yang hanya mendapat gaji Rp200 ribu dari pekerjaannya sebagai guru honorer, tidak tebersit pikiran untuk menarik bayaran dari orangtua murid di Bintoro. Ia sangat paham perekonomian warga yang samasama sulit. “Kalau sekolah di pinggiran mbayar, tidak akan ada yang mau sekolah, mereka uang dari mana?” ujarnya.

Terbukti niat mulianya mendapat jalan. Pada 2006, ia bisa mendirikan sekolah gratis lainnya, yakni madrasah ibtidaiah terpadu Ar-Rohman yang berada di Dusun Bangeran, Desa Sukorambi.

Fadli yang awalnya tidak mudah meyakinkan warga akan pentingnya sekolah, selanjutnya mendapat dukungan. Pada 2013, ia mendirikan MTs Miftahul Ulum Desa Kemiri Panti pada 2013 dan MA Miftahul Ulum pada 2014 yang berawal dari sejumlah anakanak yang ia kumpulkan untuk belajar bersama di sebuah masjid.


Biayai kuliah

Tidak berhenti di situ, Fadli hingga kini juga telah membantu biaya kuliah 15 anak. Pria pemegang 4 gelar sarjana itu mengaku berkaca sendiri dari pengalamannya saat kuliah. Ia pernah menjadi seorang pemulung untuk mencukupi biaya kuliahnya.

Salah satu anak yang dibiayai Fadli ialah Angga Susgianto, yang kini menjadi guru di madrasah ibtidaiah Ar-Rohman. Untuk membantu biaya operasional sekolah yang didirikanya, Fadli bekerja sama dengan wali murid memelihara kambing.

Di luar kegiatannya mengajar, Fadli didapuk sebagai pembina, para pengelola bank sampah di Jember dan Bondowoso. Fadli yang juga memiliki gelar sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Islam Jember juga kerap melakukan pendampingan hukum secara gratis. Saat ini Fadli tengah membangun sekolah konservasi, dan wirausaha, di atas tanah setengah hektare miliknya yang telah diwakafkan. Sekolah itu ditargetkan selesai dibangun tahun ini. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya