Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bermain Sepak Bola dapat Tingkatkan Kesehatan Mental

Fathurrozak
28/9/2020 10:51
Bermain Sepak Bola dapat Tingkatkan Kesehatan Mental
Sejumlah anak bermain bola(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/ss/)

BERMAIN sepak bola adalah salah satu cara yang baik untuk menjaga kebugaran fisik. Namun, tak hanya itu. Dalam studi terbaru menunjukkan, bermain bola secara teratur juga dapat berpengaruh pada peningkatan kesehatan mental, kepercayaan sosial, dan motivasi.

Riset terbaru yang dilakukan Mark Llewellyn, profesor kebijakan kesehatan dan perawatan University of South Wales, bersama kedua rekannya yang merupakan pengajar senior bidang psikologi di University of South Wales, Philip Tyson dan kandidat doktoral Swansea University  Alecia Cousins mengungkap, bermain sepak bola berdampak pada peningkatan kesehatan mental.

“Saya pikir ketika Anda memiliki adrenalin yang terpompa, hal itu akan mengeluarkan segala jenis emosi negatif dan hal-hal yang Anda miliki, hampir seperti Anda mengeluarkan keringat,” aku seorang responden dalam riset tersebut, seperti dikutip Theconversation.com.

Sementara, responden lain mengatakan, usai pertandingan, mereka pulang dengan perasaan ‘jauh lebih santai dan berniat kembali melakukannya setiap hari.

Manfaat lainnya adalah membangun koneksi sosial. Beberapa pemain yang diajak bicara oleh para peneliti sebelumnya mengalami kesulitan. Namun, tampaknya sepak bola telah berperan penting dalam menyediakan minat bersama bagi para pemain dan pelatih, serta yang lainnya..

“Anda berbicara tentang apa yang terjadi di lapangan. Itulah ice breake-rnya. Saya pikir di sanalah orang mendapatkan kepercayaan diri mereka, kemudian berbicara dengan orang baru,” kata salah satu pemain.

Elemen kuat lainnya adalah cara menjadi bagian dari tim, berbagi keselarasan dan semangat, membantu menormalkan perasaan mereka dan memungkinkan mereka untuk membangun koneksi satu sama lain sebagai individu maupun sebagai anggota tim.

“Para pemain yang kami ajak bicara sebagian besar adalah laki-laki muda, yang masalah kesehatan mentalnya menjadi problem khusus. Bunuh diri, misalnya, telah menjadi penyebab utama kematian laki-laki berusia di bawah 34 tahun di Inggris sejak 2001,” tulis peneliti dalam publikasi mereka di The Conversation.

“Untuk penelitian kami, peserta menghadiri sesi permainan sepak bola durasi 90-120 menit seminggu, yang diadakan oleh empat klub profesional dan semi-profesional yang bekerja dengan program anti-stigma kesehatan mental.”

Para peserta mengakui dan mengapresiasi dedikasi para pelatih, yang menjadi faktor pendorong bagi banyak dari mereka untuk berkomitmen pada program ini.

 “Hasil kami memperkuat argumen, program berbasis olahraga harus ditetapkan secara luas sebagai mekanisme berbiaya rendah, mudah diakses, dan efektif untuk meningkatkan kesehatan mental di komunitas,” ujar tim peneliti. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya