Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ilmuwan Jerman Teliti Penyebaran Virus Korona di Area Konser

Fetry Wuryasti
28/8/2020 15:18
Ilmuwan Jerman Teliti Penyebaran Virus Korona di Area Konser
Penonton mengenakan masker saat menyaksikan konser di Leipzig, Jerman(Hendrik Schmidt / dpa / AFP)

BELUM lama viral konser dangdut di daerah Yogyakarta.  Dalam tayangan berantai di media sosial, banyak orang berdesakan tanpa memakai masker dan jaga jarak untuk menonton konser tersebut. Masker hanya mereka gunakan sebagai 'tiket' agar bisa masuk ke acara.

Tidak hanya di Indonesia. Sepertinya warga dunia juga sudah tidak sabar untuk bisa segera berajojing kembali. Jerman juga sempat mengadakan konser pop, pada Sabtu (22 Agustus) untuk melihat bagaimana mereka yang hadir dapat menyebarkan virus korona jika mereka mengalaminya.

Peneliti Jerman yang mempelajari bagaimana virus korona memadati sebagian arena konser di Leipzig itu, dengan melibatkan sukarelawan. Mereka mengumpulkan data melalui simulasi "kehidupan nyata" dari konser pop tetapi dengan kontrol kesehatan dan keselamatan yang ketat.

Sekitar 1.500 orang mengambil bagian dalam percobaan yang dijalankan oleh Rumah Sakit Universitas di Halle itu. Masing-masing melakukan tes virus korona sebelumnya. Setelah dinyatakan negatif, mereka tetap harus memakai masker pelindung sepanjang pengujian hari itu.

Para peneliti melengkapi setiap relawan dengan pelacak kontak untuk merekam rute mereka di arena dan melacak jalur aerosol, partikel kecil yang dapat membawa virus yang dipancarkan saat mereka berbaur dan berbicara. Disinfektan fluoresen digunakan untuk menyoroti permukaan mana di konser tiruan yang paling sering disentuh.

Penyanyi pop Jerman Tim Bendzko muncul di atas panggung untuk menciptakan reaksi yang realistis dari kerumunan sebanyak mungkin untuk tiga skenario. Dia mengatakan bahwa dia mengharapkan hari itu akan terasa lebih steril. Ia pun mengakui konser ini sebagai eksperimen, tetapi penonton tetap menyukai acara tersebut.

Pada skenario pertama, yang mensimulasikan permulaan pandemi, penonton konser dijauhkan di dalam ruangan tanpa jarak sosial. Yang kedua, para peneliti menerapkan langkah-langkah kebersihan dan jarak sosial yang lebih besar antara para sukarelawan. Di babak ketiga, jarak 1,5 meter antarpeserta diberlakukan dengan ketat.

Stefan Moritz, yang memimpin penelitian, mengatakan mereka hanya memiliki sekitar sepertiga dari sukarelawan yang mereka harapkan. Pasalnya, banyak orang Jerman masih pergi pada liburan musim panas dan sebagian lagi takut untuk berpartisipasi. Tapi dia mengatakan eksperimen itu berjalan dengan baik.

"Kami puas dengan angkanya. Kami memiliki kualitas data yang baik," kata Moritz kepada wartawan seperti dikutip Channelnewsasia.com. Menurut dia hasil studi diharapkan dalam empat hingga enam minggu.

Secara umum, Pemerintah Jerman dipuji atas penanganan pandemi dengan respons cepat dan pengujian yang kuat. Sejauh ini di negara itu hanya tercatat 9.267 kematian akibat virus, seperempat dari jumlah kematian akibat virus di Inggris. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya