Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Awas, Makanan Mengandung Lemak Jenuh bisa Ganggu Konsentrasi

Galih agus Saputra
26/5/2020 12:22
Awas, Makanan Mengandung Lemak Jenuh bisa Ganggu Konsentrasi
ilustrasi: makanan berlemak(unsplash/dan gold)

MAKANAN  berlemak mungkin telah menjadi 'teman' di hari besar seperti Idul Fitri, atau di masa-masa karantina pandemi korona (covid-19) belakangan ini. Namun, siapa sangka jika sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh ternyata juga dapat menghambat kemampuan orang untuk berkonsentrasi.

Studi itu melibatkan 51 perempuan dalam sebuah tes perbandingan. Adapun perbandingan yang dimaksud berhubungan dengan jenis makanan yakni tinggi dan rendah lemak jenuh.

Hasil tes kemudian menunjukan kemampuan konsentrasi peserta setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh ternyata lebih buruk, atau menunjukan adanya korelasi antara makanan berlemak dengan kinerja otak.

Sebagaimana dilansir Science Daily, penulis studi ini, Annelise Madison mengatakan bahwa ia juga mencoba mencari hubungan tersebut pada seseorang yang diduga mengalami kasus usus bocor. Hasil amatan menunjukan bahwa konsentrasi mereka lebih buruk, tak peduli jenis makanan apa yang dikonsumsi.

Studi konsentrasi ini dianggap telah membuka mata para peneliti. "Sebagian besar pekerjaan sebelumnya melihat efek kausatif dari pola makan dalam periode waktu tertentu. Tapi ini terjadi hanya dalam satu kali makan. Sangat luar biasa bahwa kita telah melihat adanya perbedaan," tutur ahli Psikologi Klinis, dari The Ohio State University itu.

Hasil studi ini telah dipublikasikan melalui American Journal of Clinical Nutrition. Dalam amatan ini, Madison juga melakukan analisis sekunder dari data studi Kiecolt-Glaser, yang mencari hubungan antara makanan tinggi lemak, stamina, dan peradangan di antara penderita kanker. Sementara makanan tinggi lemak yang ia maksud, misalnya, telur, biskuit, sosis, dan berbagai macam saus yang mengandung 60 gram lemak.

Menurut Madison, seluruh partisipan rata-rata 11% lebih sedikit dapat berkonsentrasi setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak. Waktu respon partisipan yang diduga mengalami kebocoran usus bahkan lebih tidak menentu, dimana mereka tidak mampu mempertahankan perhatian selama jalannya tes yang memakan waktu 10 menit.

 "Jika para wanita memiliki tingkat endotoksemia yang tinggi, itu juga menghapus perbedaan antara waktu makan. Mereka berkinerja buruk tidak peduli apa pun jenis lemak yang mereka makan," imbuhnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya