Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Usai Pandemi, Aktivitas Perkantoran bakal Berubah

Fetry Wuryasti
08/5/2020 15:48
Usai Pandemi, Aktivitas Perkantoran bakal Berubah
Seorang karyawan di sebuah kantor di Seoul, Korea mengenakan masker. Usai pandemi, aktivitas perkantoran harus berubah( Ed JONES / AFP)

SUATU hari nanti, setelah pandemi covid-19 usai dan aktivitas perkantoran kembali  normal, perusahaan menghadapi tantangan dari perubahan gaya hidup karyawan di kantor.

Barisan meja panjang, berkubikel mungkin tidak ada lagi. Sanitiser tangan dan pengukur suhu tubuh hanyalah awal perubahan kecil. Beberapa perusahaan sedang mempertimbangkan renovasi kantor mereka untuk meminimalkan risiko gelombang kedua infeksi.

Davide Sala, direktur SDM Pirelli, bersiap untuk mengembalikan ribuan staf ke kantor-kantor mereka di seluruh Italia. Dia akan menerapkan praktik-praktik yang sudah diterapkan dalam operasi perusahaan ban di Tiongkok, termasuk pemeriksaan tes suhu, penggunaan masker wajah, dan lebih banyak ruang yang memungkinkan karyawan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor.

"Akan ada lebih banyak ruang untuk staf, lebih sedikit orang di ruangan dan tata letak kantor harus berubah," kata Sala, seperti dikutip dari laman channelnewasia.com, Jumat (8/5)

Dia sedang mempertimbangkan menentukan tangga untuk masuk dan keluar, mengubah tata letak meja, membatasi penggunaan lift untuk satu orang per perjalanan, memperkenalkan sistem shift untuk makan siang, mengubah jam kerja, serta masih memberlakukan bekerja dari rumah  bagi sebagian karyawannya.

"Terobosan nyata dari masa lalu adalah mendesain ulang kantor," katanya.

Sementra itu, karyawan di perusahaan periklanan terbesar di dunia WPP akan kembali ke kantor secara bertahap dan atas dasar sukarela. Kepala Eksekutif Mark Read mengatakan akan lebih banyak orang bekerja dari rumah di masa depan.

WPP juga telah mengadopsi jam kerja yang fleksibel, membatasi jumlah orang di dalam lift. Untuk makan siang dilakukan di kantin dengan menu makanan dibawa yang oleh staf mereka sendiri. Hal ini agar karyawan menghindari daerah-daerah komunal yang sibuk dan meminimalkan pertemuan kelompok besar.

PageGroup, perusahaan rekrutmen di Inggris, juga telah menyisihkan satu pintu masuk seperti kantor-kantor di Tiongkok. “Staf akan berbaris setiap hari untuk pemeriksaan suhu dan untuk mengumpulkan masker,” kata Rupert Forster, direktur pelaksana bisnis di Tiongkok.

Perusahaan real estat internasional Cushman & Wakefield, juga telah menghasilkan meredesain tempat kerja yang membuat jarak 6 kaki atau 1,5 meter antarkaryawan.

Bagi pekerja yang terbiasa berinteraksi di kantor, kerja jarak jauh dapat membatasi kesempatan mereka untuk bertukar ide dan melemahkan budaya perusahaan. Kantor juga kesulitan mengintegrasikan staf baru. Oleh karena itu, merombak ruang kantor dan mendesainnya ulang menjadi tantangan dan mungkin sudah seharusnya dilakukan. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya