Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
KINI dokter bisa menyarankan seseorang menjaga asupan makanan mereka guna menghindari penyakit jantung di masa depan. Saran tersebut bukan basa-basi, tapi berdasarkan tes darah yang khusus memprediksi kesehatan seseorang 40 tahun ke depan.
Penelitian dari Sloan Kettering Cancer Center mengungkapkan sendimen dalam darah kita menjadi tanda peradangan yang berpotensi penyakit jantung 40 tahun kemudian. Mereka yang memiliki sendimen tebal saat muda berisiko tiga kali lebih tinggi menderita penyakit jantung dibandingkan tidak.
Tes itu mengukur berapa cepat sel darah merah atau eritrosit, berada di bawah tabung reaksi. Tingkat yang lebih cepat dari normal menunjukkan peradangan.
Penelitian ini dilakukan kepada 106.120 militer Swedia pada periode 1952 dan 1956 (kala itu berusia 18-20 tahun). Mereka terus diawasi dan diperiksa hingga 1 Januari 2010. Mereka menemukan angka kematian meningkat 36% di antara mereka yang memiliki laju endapan darah (LED) tinggi. Ditemukan kematian dari kanker dan jantung yang masing-masing meningkat 78%-54%.
"Hasil menunjukkan perlunya pemahaman peran peradangan pada kehidupan dini sub klinis dalam kaitannya dengan hasil kesehatan di kemudian hari," ujar ahli epidemiologi di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York, Dr Elizabeth Kantor sebagaimana disitat Daily Mail.
"Peradangan terlibat dalam berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular (CVD). Meskipun meningkat dalam peran paparan masa kanak-kanak dan remaja dalam penyakit kehidupan kemudian, sedikit yang diketahui tentang implikasi jangka panjang dari peradangan dini."
Kadar LED rendah ber ada di bawah 10 milimeter per jam, sedang (10 hingga 15 mm / jam), dan tinggi (lebih dari 15 mm / jam).
"Ambang batas dari LED sedang ke tinggi sesuai dengan cutoff klinis untuk LED normal di antara remaja dan pria dalam kelompok usia ini," ujar Kantor.
Selama penelitian ditemukan 4.835 kematian, termasuk 1.105 akibat dan 874 CVD. Selain itu juga ada 280 kematian akibat alkohol dan narkotika, 1.502 karena bunuh diri dan kecelakaan.
Mekanisme penyebab pasti peradangan masih belum jelas, namun peradangan telah dikaitkan dalam kanker dan pengerasna pembuluh darah alias aterosklerosis. (M-3)
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perokok mentol cenderung lebih sulit berhenti karena sensasi dingin yang dihasilkan membuat rokok terasa lebih ringan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Masker membantu melindungi diri dari polusi dan kuman penyebab penyakit.
Kanker payudara merupakan diagnosis yang menakutkan bagi banyak perempuan. Itu menimbulkan rasa takut dan ketidakpastian.
Sebanyak 54% warga Amerika Serikat yakin konsumsi alkohol berdampak negatif bagi kesehatan.
PRESIDEN Prabowo Subianto dinilai sudah berhasil menunjukkan keseriusan alam memperkuat fondasi pembangunan manusia Indonesia melalui bidang pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan.
Aritmia jantung terjadi ketika jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh masalah pada sistem kelistrikan jantung.
Penelitian menunjukkan, orang yang mengonsumsi natrium tinggi berisiko 19% lebih besar terkena penyakit kardiovaskular dibanding yang membatasi asupan garam
Pagi sering kali dimulai dengan terburu-buru. Namun, di balik rutinitas itu, ada kebiasaan yang diam-diam bisa merusak jantung, terutama lewat menu sarapan Anda.
Dengan kapasitas 25 peserta, pusat pelatihan ini dirancang untuk menjadi pusat pelatihan interdisipliner nasional dalam bidang diagnostik, intervensi, dan pencitraan kardiovaskular.
Ablasi jantung dapat dilakukan untuk mengatasi aritmia dengan detak jantung yang terlalu cepat.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved