Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kini Giliran Honor Integrasikan DeepSeek untuk Produk Ponsel Mereka

Rifaldi Putra Irianto
11/2/2025 14:22
Kini Giliran Honor Integrasikan DeepSeek untuk Produk Ponsel Mereka
Ponsel Honor yang mengintegrasikan DeepSeek.(Dok. Honor)

SAAT sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, hingga Italia, membuat aturan pelarangan penggunaan teknologi berbasis artifcial intelligence (AI) milik Tiongkok, DeepSeek, deretan produsen ponsel asal Tiongkok justru melakukan hal sebaliknya. Produsen ponsel seperti Oppo, Huawei dan terbaru Honor justru mengintegrasikan DeepSeek pada perangkat mereka.

Honor dalam keterangannya mengungkap, mereka akan menghadirkan DeepSeek langsung ke asisten pintar milik mereka yaitu YOYO di Tiongkok.

Dikutip dari GSM Arena, Mulai sekarang, ponsel pintar Honor yang menjalankan MagicOS 8.0 dan di atasnya dapat meng-upgrade asisten YOYO mereka untuk menggunakan model DeepSeek-R1 yang canggih. Pengguna bisa mengaktifkannya dengan cara menggeser ke atas dari bagian bawah ponsel pintar mereka untuk masuk ke bagian "agen AI" dan memilih DeepSeek-R1.

Diterangkan oleh Honor, dengan pihaknya yang mengintegrasikan DeepSeek untuk perangkat mereka, hal ini akan meningkatkan kemampuan asistennya dengan pemikiran mendalam, interaksi cerdas, dan layanan yang dipersonalisasi.

Sebelumnya, Huawei telah mengumumkan bahwa mereka akan menghadirkan integrasi DeepSeek ke layanan cloud-nya, sedangkan Oppo juga menyatakan akan mengintegrasikan DeepSeek pada ponsel Oppo Find N5 yang bakal dirilis 20 Februari 2025.

Sebagaimana diketahui, DeepSeek telah menggemparkan dunia teknologi dalam beberapa waktu terakhir, teknologi berbasis AI dari Tiongkok itu digadang-gadang memiliki kecerdasan buatan yang lebih mumpuni dan murah ketimbang kompetitor lain seperti ChatGPT.

Kehadiran Deepseek pun cukup membuat ketar-ketir perusahaan teknologi barat,  termasuk menyebabkan kekacauan besar di pasar saham saat itu, dengan Nvidia jatuh sekitar 17% atau kehilangan hampir USD600 miliar (sekitar Rp9.532 triliun) dalam kapitalisasi pasar, yang merupakan penurunan terbesar yang pernah terjadi bagi perusahaan AS. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya