Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Penemuan Menakjubkan: Kulit Halus dan Sisik Plesiosaurus Terungkap dalam Fosil 183 Juta Tahun

Thalatie K Yani
09/2/2025 11:48
Penemuan Menakjubkan: Kulit Halus dan Sisik Plesiosaurus Terungkap dalam Fosil 183 Juta Tahun
Peneliti di Universitas Lund, Swedia, berhasil menganalisis jaringan lunak dari fosil plesiosaurus berusia 183 juta tahun yang ditemukan di Jerman.(Urwelt-Museum Hauff)

PENELITI di Universitas Lund, Swedia, menganalisis jaringan lunak dari fosil plesiosaurus untuk pertama kalinya. Hasilnya menunjukkan reptil laut dengan leher panjang ini memiliki kulit yang halus dan bersisik. Ini kemungkinan agar ia dapat berenang dengan cepat dan bergerak di dasar laut yang kasar.

Plesiosaurus hidup di lautan dunia selama sebagian besar Era Mesozoikum (203-66 juta tahun yang lalu). Reptil ini, yang bisa tumbuh hingga 12 meter panjangnya, memakan ikan dan bergerak seperti kura-kura laut dengan menggunakan empat sirip berbentuk dayung.

Namun, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal ilmiah Current Biology, tim peneliti yang dipimpin ilmuwan dari Universitas Lund berhasil menganalisis jaringan lunak dari fosil plesiosaurus yang berusia 183 juta tahun yang ditemukan di dekat Holzmaden, Jerman.

"Jaringan lunak yang terfosilisasi, seperti kulit dan organ dalam, sangat langka. Kami menggunakan berbagai teknik untuk mengidentifikasi kulit halus di daerah ekor serta sisik di sepanjang tepi belakang sirip. Ini memberi kami wawasan yang luar biasa tentang penampilan dan biologi reptil yang telah punah ini," kata Miguel Marx, mahasiswa PhD dalam geologi di Universitas Lund dan penulis utama studi tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan kombinasi yang tidak biasa antara kulit halus dan bersisik pada bagian tubuh yang berbeda.

Para peneliti percaya variasi ini dapat terkait dengan fungsi yang berbeda.

Plesiosaurus perlu berenang dengan efisien untuk menangkap ikan dan hewan mirip cumi-cumi, tugas yang dipermudah kulitnya yang halus dan hidrodinamis.

Namun, ia juga perlu bergerak di dasar laut yang kasar, yang kemungkinan besar dapat dilakukan berkat sirip bersisiknya.

"Temuan kami membantu kami menciptakan rekonstruksi kehidupan plesiosaurus yang lebih akurat, sesuatu yang sangat sulit dilakukan sejak mereka pertama kali dipelajari lebih dari 200 tahun yang lalu. Selain itu, fosil Jerman yang terawetkan dengan baik benar-benar menyoroti potensi jaringan lunak dalam memberikan wawasan berharga tentang biologi hewan-hewan yang telah lama punah ini," jelas Miguel Marx.

Dengan merekonstruksi penampilan hewan purba, para peneliti dapat meningkatkan pemahaman kita tentang makroevolusi dan adaptasi yang diperlukan untuk bertahan hidup di lingkungan tertentu.

Dalam menciptakan kembali masa lalu, kita juga dapat lebih memahami sejarah Bumi dan ke mana arah kita.

"Selain mosaik kulit halus dan sisik, itu adalah momen luar biasa untuk memvisualisasikan sel-sel dalam irisan tipis kulit fosil plesiosaurus. Saya terkejut ketika melihat sel-sel kulit yang terawetkan selama 183 juta tahun. Itu hampir seperti melihat kulit modern," kata Miguel Marx. (Science Daily/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya