Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENEMUAN terbaru teleskop luar angkasa James Webb (JWST) memberikan gambaran baru tentang asteroid-asteroid kecil, yang mungkin selama ini lolos dari pantauan para astronom.
Dengan teknologi canggihnya, James Webb berhasil mengidentifikasi asteroid terkecil yang pernah terlihat di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter, membuka peluang baru dalam pemantauan ancaman asteroid bagi Bumi.
Penemuan ini berawal dari upaya tim ilmuwan mempelajari atmosfer eksoplanet berbatu di sekitar sistem bintang katai merah TRAPPIST-1 yang berjarak 41 tahun cahaya. Namun, di balik data yang awalnya dianggap sebagai "noise", seperti asteroid, awan debu, dan gas antarbintang tersimpan potensi yang justru menarik perhatian tim peneliti.
Salah satu ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Artem Burdanov, bersama rekan-rekannya, menyaring data inframerah dari JWST dan menemukan adanya titik-titik cahaya redup yang bergerak di latar depan gambar.
Analisis mendalam akhirnya mengungkap objek-objek kecil yang ternyata adalah asteroid mini di sabuk utama — bahkan salah satunya hanya berukuran 10 meter.
"Biasanya, asteroid kecil seperti ini hanya bisa dideteksi saat mereka mendekati Bumi," kata Burdanov.
"Namun, kali ini, kami berhasil melihatnya jauh di sabuk asteroid utama, yang berjarak lebih dari 180 juta kilometer."
Rekor sebelumnya untuk objek terkecil di sabuk asteroid adalah sekitar satu kilometer, membuat penemuan ini menjadi tonggak sejarah penting.
Mengapa asteroid kecil begitu penting untuk dipelajari? Menurut para peneliti, batuan luar angkasa dengan ukuran puluhan meter jauh lebih mungkin terdorong keluar dari sabuk asteroid utama dan menuju Bumi dibandingkan asteroid raksasa.
Dampaknya mungkin tidak sebesar asteroid yang memusnahkan dinosaurus, tetapi cukup untuk menghancurkan satu kota atau wilayah, seperti insiden Chelyabinsk di Rusia, tahun 2013.
Asteroid kecil seperti ini sering kali sulit dideteksi karena ukurannya yang mungil dan cahaya yang redup. Tanpa teknologi canggih seperti JWST, keberadaan mereka sering kali baru diketahui ketika sudah "di atas kepala kita."
Dalam dunia astronomi, asteroid sering dianggap sebagai gangguan yang merusak data observasi bintang dan planet jauh.
Namun, bagi Burdanov dan timnya, "gangguan" ini justru menjadi data berharga. Dengan mengambil ribuan gambar dari bidang langit yang sama dan menumpuknya, objek jauh seperti bintang TRAPPIST-1 akan tampak tetap di tempatnya, sementara asteroid kecil di latar depan akan bergerak melintasi bidang pandang teleskop.
Dengan teknik ini, tim berhasil mengidentifikasi 138 asteroid kecil yang sebelumnya tidak terdeteksi. Ukuran mereka bervariasi dari 10 meter hingga beberapa ratus meter.
"Kami awalnya hanya berharap menemukan beberapa objek," ujar Julien de Wit, salah satu rekan penulis studi dari MIT.
Namun jumlahnya jauh melampaui ekspektasi, khususnya asteroid berukuran kecil. Ini menunjukkan bahwa kita mulai memasuki wilayah penelitian baru, di mana asteroid kecil ini terbentuk dari tabrakan yang terus-menerus menghancurkan objek-objek besar. (Space/Z-3)
Sebuah gambar dari Teleskop Observatorium Selatan Eropa di Chili menampilkan bintang muda yang dikelilingi cakram gas dan debu berbentuk mata berputar.
Teleskop James Webb (JWST) mendeteksi galaksi MoM z14, yang terbentuk hanya 280 juta tahun setelah Big Bang.
Teleskop James Webb mendeteksi adanya es air kristalin di sistem bintang muda, membuka wawasan baru tentang pembentukan planet dan potensi kehidupan di luar Tata Surya.
Teleskop James Webb berhasil merekam aurora di kutub Jupiter dengan intensitas luar biasa.
Astronom menggunakan Teleskop James Webb untuk mengonfirmasi keberadaan WD 1856+534 b, planet pertama yang diketahui mengorbit bintang mati dan menjadi eksoplanet terdingin.
JWST mengungkap gambar menakjubkan dari wilayah COSMOS-Web, menampilkan kelompok galaksi masif dan struktur kosmik awal yang membantu ilmuwan memahami evolusi alam semesta.
Ilmuwan menemukan tiga asteroid besar tersembunyi di orbit Venus yang berpotensi menghantam Bumi.
Tiongkok meluncurkan wahana antariksa Tianwen 2 di Tiongkok Barat Daya untuk kumpulkan sampel ke asteroid Kamo'oalewa.
Wahana antariksa Lucy milik NASA akan melintasi asteroid Donaldjohanson pada 20 April 2025 dalam misi panjangnya menuju orbit Jupiter.
Asteroid 2024 YR4 sempat menimbulkan kekhawatiran menabrak Bumi tahun 2032. Kini asteroid berdiameter 60 meter ini tetap menjadi fokus penelitian ilmuwan.
Dengan diameter sekitar 540 kaki (165 meter) dan kecepatan menakjubkan mencapai 77.282 km/jam, asteroid ini melintas dekat Bumi pada 26 Maret 2025.
Selama setahun terakhir, para peneliti di Berkeley Lab Departemen Energi telah melakukan analisis mendalam terhadap serangkaian sampel yang luar biasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved