Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PENEMUAN terbaru teleskop luar angkasa James Webb (JWST) memberikan gambaran baru tentang asteroid-asteroid kecil, yang mungkin selama ini lolos dari pantauan para astronom.
Dengan teknologi canggihnya, James Webb berhasil mengidentifikasi asteroid terkecil yang pernah terlihat di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter, membuka peluang baru dalam pemantauan ancaman asteroid bagi Bumi.
Penemuan ini berawal dari upaya tim ilmuwan mempelajari atmosfer eksoplanet berbatu di sekitar sistem bintang katai merah TRAPPIST-1 yang berjarak 41 tahun cahaya. Namun, di balik data yang awalnya dianggap sebagai "noise", seperti asteroid, awan debu, dan gas antarbintang tersimpan potensi yang justru menarik perhatian tim peneliti.
Salah satu ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Artem Burdanov, bersama rekan-rekannya, menyaring data inframerah dari JWST dan menemukan adanya titik-titik cahaya redup yang bergerak di latar depan gambar.
Analisis mendalam akhirnya mengungkap objek-objek kecil yang ternyata adalah asteroid mini di sabuk utama — bahkan salah satunya hanya berukuran 10 meter.
"Biasanya, asteroid kecil seperti ini hanya bisa dideteksi saat mereka mendekati Bumi," kata Burdanov.
"Namun, kali ini, kami berhasil melihatnya jauh di sabuk asteroid utama, yang berjarak lebih dari 180 juta kilometer."
Rekor sebelumnya untuk objek terkecil di sabuk asteroid adalah sekitar satu kilometer, membuat penemuan ini menjadi tonggak sejarah penting.
Mengapa asteroid kecil begitu penting untuk dipelajari? Menurut para peneliti, batuan luar angkasa dengan ukuran puluhan meter jauh lebih mungkin terdorong keluar dari sabuk asteroid utama dan menuju Bumi dibandingkan asteroid raksasa.
Dampaknya mungkin tidak sebesar asteroid yang memusnahkan dinosaurus, tetapi cukup untuk menghancurkan satu kota atau wilayah, seperti insiden Chelyabinsk di Rusia, tahun 2013.
Asteroid kecil seperti ini sering kali sulit dideteksi karena ukurannya yang mungil dan cahaya yang redup. Tanpa teknologi canggih seperti JWST, keberadaan mereka sering kali baru diketahui ketika sudah "di atas kepala kita."
Dalam dunia astronomi, asteroid sering dianggap sebagai gangguan yang merusak data observasi bintang dan planet jauh.
Namun, bagi Burdanov dan timnya, "gangguan" ini justru menjadi data berharga. Dengan mengambil ribuan gambar dari bidang langit yang sama dan menumpuknya, objek jauh seperti bintang TRAPPIST-1 akan tampak tetap di tempatnya, sementara asteroid kecil di latar depan akan bergerak melintasi bidang pandang teleskop.
Dengan teknik ini, tim berhasil mengidentifikasi 138 asteroid kecil yang sebelumnya tidak terdeteksi. Ukuran mereka bervariasi dari 10 meter hingga beberapa ratus meter.
"Kami awalnya hanya berharap menemukan beberapa objek," ujar Julien de Wit, salah satu rekan penulis studi dari MIT.
Namun jumlahnya jauh melampaui ekspektasi, khususnya asteroid berukuran kecil. Ini menunjukkan bahwa kita mulai memasuki wilayah penelitian baru, di mana asteroid kecil ini terbentuk dari tabrakan yang terus-menerus menghancurkan objek-objek besar. (Space/Z-3)
Teleskop Antariksa James Webb (JWST) tidak menemukan tanda-tanda atmosfer mirip Bumi pada TRAPPIST-1d.
Sebanyak 14 galaksi yang berhenti bentuk bintang setelah Big Bang, berhasil ditemukan astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Lubang hitam yang paling awal diketahui di alam semesta ini adalah moster kosmik yang 10 juta kali lebih berat massanya dari matahari.
Teleskop James Webb mendeteksi calon planet gas raksasa yang mengorbit Alpha Centauri A, bintang mirip Matahari terdekat dari Bumi.
Teleskop James Webb membantu ilmuwan memahami struktur, suhu, dan komposisi kimia planet lava yang terus berubah.
Astronom berhasil mengungkap fenomena kosmik langka melalui Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST): sebuah galaksi spiral purba yang diyakini sebagai kembaran tertua Bima Sakti.
Penelitian terbaru dalam dunia astronomi mengungkapkan fakta mengejutkan: Bumi pernah memiliki hingga enam “bulan mini” sekaligus.
Sekitar 48,5 ton (44.000 kilogram) reruntuhan puing-puing dari pembentukan sistem tata surya kita menabrak atmosfer Bumi
Analisis awal terhadap sampel asteroid Bennu yang dikumpulkan oleh misi OSIRIS-REx NASA mengungkapkan keberadaan mineral fosfat magnesium-natrium, yang belum pernah terdeteksi
Sebuah studi mengungkapkan kadal malam berhasil selamat dari hantaman asteroid raksasa, yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun lalu.
Ilmuwan menemukan tiga asteroid besar tersembunyi di orbit Venus yang berpotensi menghantam Bumi.
Tiongkok meluncurkan wahana antariksa Tianwen 2 di Tiongkok Barat Daya untuk kumpulkan sampel ke asteroid Kamo'oalewa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved