Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Setiap hari, sekitar 48,5 ton (44.000 kilogram) reruntuhan puing-puing dari pembentukan sistem tata surya kita menabrak atmosfer Bumi. Interaksi ini menciptakan jejak yang menakjubkan yang terlihat jelas tanpa alat bantu.
Bumi secara teratur melewati jejak puing-puing yang ditumpahkan oleh komet, yang memunculkan hujan meteor. Setiap bulan Juni, Bumi melewati aliran partikel dari komet selebar 5 kilometer (3,1 mil) 7P/Pons-Winnec.
Hujan meteor Bootid aktif dari 22 Juni hingga 2 Juli dan diperkirakan mencapai puncaknya pada 27 Juni, menurut Organisasi Meteor Internasional. Pada periode ini, meteor yang terkait dengan komet dapat diamati berasal dari titik asal yang dikenal sebagai radiasi di konstelasi Bootes.
Pada 27 Juni, radiasi akan terlihat di atas cakrawala sepanjang malam, namun akan berada pada titik tertinggi sebelum matahari terbenam. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk mengamati meteor adalah pada jam-jam setelah senja. Pada saat yang sama, bulan baru akan mendekat, memberikan langit gelap ideal untuk melihat meteor.
Namun, pengamat bintang harus bersiap menghadapi hujan meteor yang variabel. American Meteor Society menggambarkan Bootids Juni sebagai hujan meteor "Kelas III", yang dapat menghasilkan aktivitas meteor yang kuat dalam kondisi langka, namun juga bisa hanya menghasilkan satu meteor per malam. Sebagai perbandingan, hujan meteor besar seperti Perseids atau Geminids dapat menghasilkan lebih dari 100 meteor per jam pada puncaknya.
Untuk melihat jejak meteor terbaik, disarankan untuk mengamati sekitar 40 derajat dari cahaya pancuran ke arah puncak lokal, yaitu titik tepat di atas kepala. (Z_10)
Penelitian ini memberikan pandangan yang lebih lengkap mengenai pembentukan tata surya kita 4,5 miliar tahun yang lalu, yang tidak bisa didapatkan hanya dari meteorit yang jatuh ke Bumi.
Studi terbaru menemukan asteroid tipe M dan K, meski berbeda komposisi, memiliki lapisan debu troilite yang sama.
Sebuah bola api seukuran tomat ceri yang menghantam atap rumah di kawasan metro Atlanta, Juni lalu, ternyata berasal dari meteorit berusia 20 juta tahun lebih tua daripada Bumi.
Penelitian terbaru dalam dunia astronomi mengungkapkan fakta mengejutkan: Bumi pernah memiliki hingga enam “bulan mini” sekaligus.
Analisis awal terhadap sampel asteroid Bennu yang dikumpulkan oleh misi OSIRIS-REx NASA mengungkapkan keberadaan mineral fosfat magnesium-natrium, yang belum pernah terdeteksi
Hasil penelitian terbaru kami memberikan bukti terkuat sejauh ini bahwa setidaknya beberapa komet tipe Halley membawa air dengan tanda isotop yang sama seperti yang ditemukan di Bumi.
NASA mengumumkan penemuan 3I/ATLAS, komet antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi.
Komet C/2025 F2 (SWAN), yang berasal dari Awan Oort, sedang melintasi tata surya dan diprediksi bisa terlihat dari Bumi hingga awal Mei 2025.
Ilmuwan Tiongkok mengungkap fenomena efek roket yang memicu pergerakan tiba-tiba bongkahan batu di permukaan komet.
Pada awal tahun 2025, Komet ATLAS C/2024 G3, yang diperkirakan menjadi komet paling terang tahun ini, akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada 13 Januari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved