Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Fenomena Langit Tahun 2025: Parade Planet hingga Hujan Meteor

Atalya Puspa
02/12/2024 16:55
Fenomena Langit Tahun 2025: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Ilustrasi, fenomena langit hujan meteor.(Dok. Freepik)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan sejumlah fenomena astronomi menarik yang dapat diamati sepanjang tahun 2025. Salah satu fenomena langit yang cukup istimewa adalah parade planet yang diperkirakan terjadi pada Januari mendatang, mulai dari parade planet hingga hujan meteor.

Fenomena ini memungkinkan kita melihat lima planet Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Uranus seolah-olah berjajar dalam satu garis lurus di langit malam.

"Parade planet ini terlihat ketika planet-planet tampak berjajar di langit dalam satu waktu yang bersamaan dari perspektif Bumi," kata Peneliti Ahli Pertama dari Pusat Riset Antariksa BRIN Gerhana Puannandra Putri, Senin (2/12).

Namun, ia menjelaskan bahwa hanya empat planet yang dapat diamati dengan mata telanjang, yaitu Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Uranus terlalu redup sehingga sulit dibedakan dari bintang-bintang lain.  

Fenomena ini jarang terjadi karena biasanya planet-planet tidak dapat terlihat bersamaan dalam satu malam. "Misalnya, kalau ingin mengamati Venus biasanya malam ini. Nanti kalau ingin melihat Jupiter, kita harus menunggu dua atau tiga bulan lagi. Tetapi pada saat parade planet, semuanya bisa diamati dalam satu malam," tambahnya.

Selain parade planet, tahun 2025 juga akan dipenuhi oleh berbagai hujan meteor yang menghiasi langit malam. Hujan meteor quadrantid, misalnya, akan tampak mulai akhir Desember hingga pertengahan Januari.

"Fenomena ini terlihat di langit bagian utara, di sekitar rasi Ursa Mayor. Ini bisa diamati pada malam-malam awal tahun depan," jelas Gerhana.

Di bulan April, hujan meteor lyrids muncul di sekitar rasi lyra berasal dari sisa-sisa komet thatcher. "Batuan yang jatuh dari hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa komet thatcher. Fenomena ini juga terjadi di langit bagian utara," kata dia.

Di bulan yang sama, hujan meteor eta aquarids terlihat di rasi aquarius, dengan batuannya yang berasal dari sisa-sisa komet halley. Fenomena ini berlanjut hingga Mei.  

Kemudian, pada Juli hingga Agustus, langit malam akan diterangi oleh hujan meteor perseids, yang berasal dari rasi perseus dan cassiopeia.

Selanjutnya, hujan meteor draconids dan orionids hadir pada Oktober, masing-masing di sekitar rasi draco dan orion. "Kalau hujan meteor orionids, dari namanya kita bisa tahu dia ada di sekitar rasi orion," tambahnya.

Hujan meteor leonids yang berasal dari rasi leo dapat diamati pada Februari. Sementara itu, di akhir tahun, hujan meteor geminids muncul di sekitar rasi gemini, memuncaki tahun dengan pemandangan yang luar biasa.  

Gerhana menjelaskan bahwa meskipun semua hujan meteor terlihat serupa, perbedaan utama terletak pada asal-usul batuan meteornya, lokasi rasi bintang yang menjadi latar belakang, serta jumlah meteor yang dapat terlihat dalam satu malam.

"Kalau kita lihat secara langsung, hujan meteor semuanya terlihat seperti sekilas cahaya. Yang membedakan adalah asal-usul batuannya dan lokasinya. Misalnya, kalau dia di depan rasi Leo, kita menyebutnya hujan meteor Leonids," terangnya. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya