Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
TELESKOP Luar Angkasa James Webb (JWST) telah menemukan tiga galaksi yang dijuluki "Monster Merah" raksasa yang terbentuk setelah Big Bang. Penemuan ini dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana bintang dan galaksi pertama kali terbentuk.
Melansir dari Science Daily, penemuan ini dilakukan oleh tim ahli internasional yang dipimpin Universitas Jenewa (UNIGE) melalui program FRESCO milik Teleskop Luar Angkasa James Webb. Mereka menggunakan spektrograf NIRCam/grism untuk mengukur jarak dan massa bintang galaksi secara akurat.
Mereka menemukan tiga galaksi ultramasif, masing-masing hampir sebesar Bima Sakti.
Galaksi tersebut berusia cukup tua dan dinilai muncul dalam satu miliar tahun pertama setelah Big Bang.
Penelitian yang diterbitkan pada 13 November di jurnal Nature itu menunjukkan bahwa pembentukan bintang di awal semesta jauh lebih efisien daripada yang diperkirakan sebelumnya, sehingga menantang model pembentukan galaksi yang ada.
"Menemukan tiga makhluk besar seperti itu di antara sampel menimbulkan teka-teki yang menggiurkan," kata Stijn Wuyts, salah satu penulis studi, dikutip dari Science Daily.
Ia melanjutkan, penemuan ini tampak berbeda dengan teori awal mengenai proses pembuatan galaksi.
"Banyak proses dalam evolusi galaksi memiliki kecenderungan untuk memperkenalkan langkah pembatas laju dalam seberapa efisien gas dapat berubah menjadi bintang, namun entah bagaimana 'Monster Merah' ini tampaknya telah dengan cepat menghindari sebagian besar rintangan ini," tambahnya.
Dalam model yang ditafsirkan oleh para ilmuwan, galaksi terbentuk secara bertahap dalam lingkaran besar materi gelap.
Lingkaran materi gelap menangkap gas (atom dan molekul) ke dalam struktur yang terikat secara gravitasi. Biasanya, paling banyak 20% dari gas ini yang diubah menjadi bintang di galaksi.
Penemuan monster merah mengacaukan pandangan ini, dengan sebanyak 80% gas mereka tampaknya berubah menjadi bintang muda yang terang.
"Hasil ini menunjukkan bahwa galaksi-galaksi di alam semesta awal dapat membentuk bintang dengan efisiensi yang tak terduga," kata penulis utama studi, Mengyuan Xiao dikutip dari Science Daily.
Ia menambahkan bahwa penemuan ini juga dapat memberikan wawasan baru mengenai kondisi awal alam semesta.
"Seiring kita mempelajari galaksi-galaksi ini secara lebih mendalam, mereka akan menawarkan wawasan baru tentang kondisi yang membentuk zaman-zaman awal alam semesta. Monster Merah hanyalah awal dari era baru dalam eksplorasi kita terhadap alam semesta awal," tambahnya.
Julukan 'Monster Merah' itu sendiri karena cahaya merahnya yang khas, terlihat menggunakan Kamera Inframerah Dekat (NIRCam) JWST. Kemampuan inframerah JWST memungkinkannya untuk mengintip lebih dalam dan ke bagian-bagian alam semesta awal yang lebih tertutup debu.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan para peneliti adalah melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap monster merah tersebut.
Mereka akan menggunakan teleskop JWST dan teleskop Atacama Large Millimeter Array (ALMA) milik Chili. Ini akan memberikan wawasan lebih jauh mengenai 'Monster Merah' ini dan mengungkap sampel yang lebih besar. (Z-1)
TELESKOP Sinar-X Medan Lebar (WXT) milik Einstein Probe berhasil mendeteksi semburan sinar-X berenergi rendah
Proyek energi terbarukan AES Energy di Chile berisiko merusak pengamatan astronomi dari Teleskop Sangat Besar (VLT) di Observatorium Paranal, yang terletak di Gurun Atacama.
Astronaut NASA Suni Williams dan Nick Hague berhasil menyelesaikan misi luar angkasa yang kompleks dan bersejarah pada 16 Januari 2025.
Teleskop Vera C Rubin Observatory di Chile baru-baru ini berhasil mengabadikan gambar langit pertama dengan kamera rekayasa, meskipun pemandangannya belum sepenuhnya menonjol.
Tim astronom yang dipimpin oleh Mengyuan Xiao dari Universitas Jenewa, Swiss, mengumumkan penemuan mengejutkan berupa galaksi spiral dengan rancangan agung.
Dua teleskop radio baru dari Tiongkok dengan antena besar berdiameter 40 meter resmi beroperasi pada, Jumat (27/12).
Astronom menemukan galaksi purba Cosmic Grapes berisi 15 gumpalan pembentuk bintang, terlihat detail berkat teleskop JWST, ALMA, dan pelensaan gravitasi.
Teleskop Antariksa James Webb (JWST) tidak menemukan tanda-tanda atmosfer mirip Bumi pada TRAPPIST-1d.
Sebanyak 14 galaksi yang berhenti bentuk bintang setelah Big Bang, berhasil ditemukan astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Lubang hitam yang paling awal diketahui di alam semesta ini adalah moster kosmik yang 10 juta kali lebih berat massanya dari matahari.
Teleskop James Webb mendeteksi calon planet gas raksasa yang mengorbit Alpha Centauri A, bintang mirip Matahari terdekat dari Bumi.
Teleskop James Webb membantu ilmuwan memahami struktur, suhu, dan komposisi kimia planet lava yang terus berubah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved