Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Vera C Rubin Observatory Mulai Operasi dengan Gambar Langit Pertama yang Menggembirakan

Thalatie K Yani
15/1/2025 07:21
Vera C Rubin Observatory Mulai Operasi dengan Gambar Langit Pertama yang Menggembirakan
Teleskop Vera C Rubin Observatory di Chile baru-baru ini berhasil mengabadikan gambar langit pertama dengan kamera rekayasa, meskipun pemandangannya belum sepenuhnya menonjol.(Vera C Rubin Observatory)

TELESKOP raksasa baru di Cile Vera C. Rubin Observatory mengabadikan gambar awal langit dengan kamera rekaya. Teleskop sepanjang 8,4 meter yang dibangun National Science Foundation dan Kantor Sains Departemen Energi AS, mendapatkan kamera akhir yang jauh lebih kuat akhir tahun ini.

"Itu tidak hanya berhasil; itu sangat berhasil," kata Victor Krabbendam, manajer proyek Rubin Observatory, kepada para ilmuwan yang memenuhi ruangan di pertemuan American Astronomical Society (AAS) ke-245.

Pencapaian Rubin Observatory ini datang setelah 10 tahun pembangunan dan uji coba selama tujuh minggu yang dimulai pada Oktober 2024. Uji coba tersebut termasuk gambar pertama yang diambil dengan kamera rekayasa bernama ComCam (singkatan dari Commissioning Camera), yang hanya memiliki sebagian kecil dari kekuatan kamera sains observatorium. Observatorium ini dirancang untuk menelusuri jauh ke dalam kosmos untuk membuat "rekaman ultra-definisi tinggi dari waktu alam semesta" di tengah penemuan lainnya.

Kamera tersebut, yang disebut LSSTCam (teleskop ini awalnya disebut Large Scale Synoptic Telescope), memiliki 21 kali lipat bidang pandang dari ComCam dan merupakan kamera dengan resolusi 3.200 megapiksel yang sangat besar. Para ilmuwan menyebutnya sebagai "kamera digital terbesar di dunia."

Gambar rekayasa pertama Rubin adalah sebuah kotak sembilan panel yang menggunakan sembilan sensor kamera CCD untuk menangkap pandangan 144 megapiksel langit yang mencakup sekitar dua kali luas area bulan purnama, yang terlihat dari Bumi. Anda dapat menjelajahi versi gambar yang dapat diperbesar di situs web Rubin Observatory. Kamera rekayasa tersebut mengambil 16.000 gambar selama uji coba.

LSSTCam akhir, sebagai perbandingan, akan mencakup area sekitar 45 kali ukuran bulan purnama begitu dipasang di teleskop observatorium, yang dinamai menurut miliarder Charles Simonyi, salah satu pendiri Microsoft yang membantu mendanai proyek ini.

Vera C. Rubin Observatory yang bernilai US$571 juta ini dinamai menurut astronom terkenal Vera Rubin, yang menemukan alam semesta sebagian besar terdiri dari materi gelap yang tidak terlihat. Rubin meninggal pada 2016 pada usia 88 tahun.

Krabbendam mengatakan teleskop Simonyi final dengan LSSTCam yang sangat kuat seharusnya dipasang pada Maret. Setelah beberapa bulan uji tambahan, gambar sains pertama dapat diumumkan pada Juli tahun ini.

Robert Blum, direktur operasional untuk Rubin Observatory, mengatakan kepada peserta AAS bahwa gambar "first light" dari Rubin bisa datang lebih awal dari Juli, mungkin pada bulan Juni.

"Itu sangat optimis," kata Blum. "Tapi itu mungkin terjadi."(Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya