Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
TELESKOP Webb baru-baru ini mengungkap pertumbuhan luar biasa dari lubang hitam purba yang terjadi sangat cepat, bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Bekerja sama dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) dan Observatorium Sinar-X Chandra, para astronom telah mengidentifikasi lubang hitam yang tumbuh dengan kecepatan luar biasa, menyerap lebih dari tujuh juta massa matahari dalam waktu 12 juta tahun.
"Lubang hitam ini sedang berpesta," ungkap Julia Scharwächter, salah satu penulis studi, dengan menggambarkan bagaimana lubang hitam itu "melahap" materi di sekitarnya dengan sangat cepat.
Selama bertahun-tahun, masalah tentang pertumbuhan massal lubang hitam awal telah mengundang teka-teki di kalangan astronom. JWST, serta Teleskop Luar Angkasa Hubble, telah mengidentifikasi galaksi yang mengandung lubang hitam dengan massa mencapai ratusan juta hingga miliaran kali massa matahari di alam semesta awal. Namun, mekanisme yang memungkinkan lubang hitam tumbuh begitu besar dalam waktu singkat masih belum terpecahkan.
Lubang hitam yang ditemukan, diberi nama LID-568, pertama kali terlihat dalam survei sinar-X Chandra, yang memantau objek pemancar sinar-X di alam semesta yang jauh. Ketika materi tertarik ke lubang hitam, energi yang dikeluarkan dalam bentuk sinar-X menjadi lebih terang, semakin besar kecepatan akresi. Penemuan ini menunjukkan bahwa LID-568 memiliki laju akresi yang sangat cepat.
Batas teoretis untuk laju pertumbuhan lubang hitam disebut sebagai "batas Eddington," yang menggambarkan keseimbangan antara laju materi yang jatuh ke lubang hitam dan radiasi yang dihasilkannya. Radiasi ini berfungsi sebagai umpan balik, menekan laju akresi. Namun, LID-568 melampaui batas ini dengan tingkat umpan balik yang 40 kali lebih besar dari yang diperkirakan.
Banyak orang bertanya-tanya apakah lubang hitam “purba” ini melanggar hukum fisika. Jawaban dari para ahli tidak harus begitu. Akresi "super-Eddington" seperti yang terjadi pada LID-568 memang memungkinkan, meskipun hanya untuk waktu yang singkat sebelum umpan balik mulai menghambat proses tersebut.
Fenomena ini telah diamati sebelumnya, dan banyak yang menganggapnya sebagai salah satu cara lubang hitam supermasif tumbuh begitu besar dengan sangat cepat.
LID-568 mungkin dimulai sebagai lubang hitam "ringan" dengan massa sekitar 100 kali massa matahari. Tim astronomi memprediksi bahwa lubang hitam ini mulai menyerap materi sekitar 12 juta tahun setelah peristiwa Big Bang, ketika ia berada di pusat awan gas besar yang akhirnya "ditelan" oleh lubang hitam tersebut.
"Penemuan ini menunjukkan bahwa sebagian besar pertumbuhan massa lubang hitam dapat terjadi selama periode akresi cepat, terlepas dari jenis benih lubang hitam tersebut," kata Hyewon Suh, salah satu peneliti utama.
LID-568 saat ini memiliki massa sekitar 7,2 juta kali massa matahari, jauh lebih besar dari lubang hitam di pusat galaksi kita, Sagitarius A, yang hanya 4,1 juta kali massa matahari. Walau demikian, proses akresi super-Eddington ini bersifat episodik, dan gas panas yang terhembus oleh umpan balik bisa mendingin dan jatuh kembali ke lubang hitam, memberikan kesempatan bagi pertumbuhannya untuk berlanjut. (Z-12)
Sumber: Nature Astronomy, Space
Gravitasi luar biasanya begitu kuat hingga dapat membelokkan cahaya dari galaksi-galaksi di belakangnya, menciptakan fenomena cincin Einstein yang tampak
Astrofisikawan Cosimo Bambi mengusulkan misi nanokraf bertenaga laser menuju lubang hitam terdekat dalam waktu kurang dari satu abad.
Lubang hitam yang paling awal diketahui di alam semesta ini adalah moster kosmik yang 10 juta kali lebih berat massanya dari matahari.
Astronom mengungkap struktur jet berlapis dari semburan sinar gamma terkuat sepanjang sejarah, GRB 221009A alias "BOAT", yang diyakini muncul dari supernova bintang masif.
Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) menemukan galaksi unik berbentuk simbol tak hingga yang dijuluki “Infinity Galaxy”.
Peneliti dari University of Sussex menemukan solusi lubang hitam baru berbasis kuantum yang dapat menjadi kunci awal menuju teori gravitasi kuantum.
Teleskop Antariksa James Webb (JWST) tidak menemukan tanda-tanda atmosfer mirip Bumi pada TRAPPIST-1d.
Sebanyak 14 galaksi yang berhenti bentuk bintang setelah Big Bang, berhasil ditemukan astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Lubang hitam yang paling awal diketahui di alam semesta ini adalah moster kosmik yang 10 juta kali lebih berat massanya dari matahari.
Teleskop James Webb mendeteksi calon planet gas raksasa yang mengorbit Alpha Centauri A, bintang mirip Matahari terdekat dari Bumi.
Teleskop James Webb membantu ilmuwan memahami struktur, suhu, dan komposisi kimia planet lava yang terus berubah.
Astronom berhasil mengungkap fenomena kosmik langka melalui Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST): sebuah galaksi spiral purba yang diyakini sebagai kembaran tertua Bima Sakti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved