Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BELAJAR dari kasus narkoba Bupati Ogan Ilir yang tertangkap pekan lalu, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengusulkan dilakukan tes rambut bagi calon kepala daerah yang akan mengikuti Pilkada 2017.
Mengapa rambut dipilih sebagai metode uji laboratorium?
Uji forensik rambut menjadi senjata mendeteksi zat kimia, termasuk narkoba.
Berbeda dengan tes urine yang hanya mampu mendeteksi narkoba kurun waktu tujuh hari, uji laboratorium rambut mampu memeriksa riwayat pemakaian obat hingga 90 hari ke belakang.
Tes darah hanya efektif mendeteksi penggunaan zat narkotika yang terjadi paling lama 5-7 hari.
Secara alamiah, keuntungan itu didapat karena rambut kepala tumbuh cukup lama.
Rambut memanjang hanya 1 cm per bulan.
Jika Anda mengonsumsi obat, bahan-bahan kimia aktif yang terkandung dalam obat masuk ke tubuh.
Zat kimia itu lalu akan terakumulasi di folikel rambut.
Seiring bertambahnya helai rambut, folikel akan menimbun bahan-bahan kimia tersebut di dalamnya.
Zat kimia mampu mengendap secara efektif hingga 3 bulan lamanya.
Karena itu, rekam jejak penggunaan narkoba dapat ditelusuri jauh ke belakang.
Tes umumnya dilakukan dengan pengambilan sampel rambut 1 sentimeter dari ujung pangkal sebanyak tiga helai.
Satu rambut digunakan sebagai sampel, sisanya biasanya disimpan sebagai cadangan.
Sampel rambut dimasukkan ke kaca selanjutkan masuk ke alat pendeteksi dengan bantuan zat kimia.
Hasil bisa didapat 2-3 hari kemudian.
"Tes rambut lebih akurat daripada tes urine. Air dalam tubuh bisa berganti terus. Dalam waktu tiga hari hingga satu minggu itu bisa bersih," kata Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Sinta Dame Simanjuntak, Senin (21/3) lalu.
Baca juga: BNN Ungkap Sindikat Narkoba Jaringan Malaysia-Madura
Meskipun sama-sama akurat, tes urine hanya bersifat situasional. Ketika dalam satu minggu seseorang yang dites tidak menggunakan narkoba, hasilnya bisa negatif karena tidak terindikasi zat narkoba apa pun.
Sementara itu, tes rambut mampu mendeteksi zat-zat kimia karena strukturnya tidak berubah meski menyerap zat kimia.
"Ada kisaran waktunya (tes rambut), bisa satu bulan sampai tiga bulan dan itu pun dilihat jenis narkoba apa yang mau diperiksa," tutur Sinta.
Menurut Sinta, alat pendeteksi rambut hanya tersedia di BNN pusat dan belum tersedia di BNN provinsi karena pihaknya ingin tes rambut dilakukan secara tersentralisasi.
Jika tes rambut disetujui KPU untuk Pilkada 2017, ia meminta adanya mekanisme yang jelas dan rapi karena tes rambut memerlukan waktu tiga hari.
"Harus ada mekanisme yang benar-benar rapi, dari daerah mestinya waktu pengiriman barang bisa sehari sampai, mengirim kembali sehari tidak ada masalah, karena prosesnya membutuhkan waktu tiga hari," kata dia.
Menurut catatan, uji sampel rambut untuk mendeteksi zat berhaya sebetulnya sudah dikembangkan pada abad ke-19.
Kasus forensik pertama untuk menguji kandungan zat berbahaya pada rambut dilakukan pada 1850-an.
Kala itu, investigasi forensik terhadap rambut jazad yang sudah berusia 11 tahun membuktikan kandungan arsenik. (Ant/Forensic Magz/L-2)
Baca juga: BNN Usulkan Tes Rambut untuk Calon Kepala Daerah di Pilkada 2017
Salah satu pengungkapan besar ialah membongkar jaringan Meidi yang menyelundupkan sabu dari Aceh ke Jambi dengan truk.
BNN dan TNI AL berhasil mencatatkan sejarah dalam penindakan narkoba terbesar yakni 2 ton sabu (metamfetamina) dari sebuah kapal motor di Perairan Karimun Anak.
Pil ekstasi sebanyak 1.162 butir disita Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dari seorang pria berinisial JS di Penjaringan, Jakarta Utara.
Bea Cukai Soekarno-Hatta bersama Polres Bandara menggagalkan penyelundupan cartidge vape berisi etomidate oleh sindikat narkotika, melibatkan empat tersangka.
Polda Metro Jaya membongkar peredaran narkotika jaringan internasional yang diduga berasal dari Malaysia. Narkotika jenis sabu dengan total berat 3 kilogram (kg) berhasil diamankan polisi.
Operasi gabungan Bea Cukai dan Bareskrim Polri berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 192 bungkus narkotika jenis sabu di wilayah Bireuen, Aceh.
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
BNN tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan.
BADAN Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan, Selasa (24/6) memusnahkan barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat lebih setengah kilogram, hasil penanganan tiga kasus kejahatan narkoba di wilayah tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved