Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PEMERINTAH Kabupaten Malang, Jawa Timur menyatakan tidak memerlukan beras impor. Pasalnya, Kabupaten Malang saat ini surplus beras.
GUBERNUR Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan Provinsi Jateng tak perlu menerima beras impor dari pusat. Pasalnya, Jateng merupakan penghasil beras yang besar.
Hingga 21 Desember, stok beras Bulog hanya sebesar 399 ribu ton. Padahal, idealya, stok di gudang Bulog minimal harus 1,2 juta ton
Serapan Bulog yang relatif sangat sedikit itu dinilai karena Bulog belum bisa secara profesional menyerap beras nasional, termasuk juga memasarkan beras nasional ke masyarakat.
Bila merujuk data dari Bank Dunia, harga beras di Indonesia menjadi yang paling mahal di ASEAN dalam 10 tahun terakhir
Mengutip data BPS, produksi tahun 2022 diprediksi akan mencapai 32,07 juta ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29% dibandingkan produksi beras pada 2021
GUBERNUR Jateng Ganjar Pranowo berharap wacana impor beras dari pemerintah pusat bisa ditunda. Sebab impor beras ini bisa membuat harga hasil panen di petani jatuh.
PROVINSI Sulawesi Selatan tidak membutuhkan ada beras impor karena Sulsel surplus dan mensuplai ke beberapa provinsi lain
Pengamat kebijakan pangan Razikin Juraid menyayangkan sikap Kepala Bapanas yang bersikukuh memilih kebijakan impor beras untuk mengamankan kebutuhan beras nasional,
Menurut Syahrul, kebijakan pengadaan beras dari luar negeri merupakan bagian dari strategi untuk mengantisipasi krisis pangan.
Seluruh beras tersebut kini masih berada di gudang di luar negeri dan akan dikirim ke Tanah Air jika stok sudah sangat tipis.
Kepala Negara meminta seluruh kementerian/lembaga terkait yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional dan Bulog memegang data yang valid.
Pakar Ekonomi dan kebijakan pertanian Prof. Pantjar Simatupang mempertanyakan rencana langkah Bulog mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi stok.
Ekonom PB University Prima Gandhi heran dengan getolnya wacana impor yang digaungkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog.
Kementan berharap Bulog dapat segera menyerap beras tersebut, dan tidak perlu melakukan importasi beras karena petani lokal masih sangat mampu memenuhi kebutuhan gudang Bulog.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyayangkan solusi Bulog apabila tetap melakukan impor beras.
"Bulog harus serap beras petani. Bukan mendorong impor karena data Bapanas hingga November ini masih ada stok 6,7 juta ton," ujar Tauhid, Jumat (18/11).
Billy mengatakan para penyelundup ini memanfaatkan momen di tengah stok beras yang kian menipis di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,98%. Hal ini disebabkan adanya dugaan kekurangan stok beras.
Produksi beras setiap tahunnya mengalami surplus lebih tinggi dari kebutuhan konsumsinya sehingga ketersediaan aman dan lebih dari cukup.
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved