Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Impor Beras Selalu Opsi Terakhir

Andhika Prasetyo
24/12/2022 21:05
Impor Beras Selalu Opsi Terakhir
Stok beras(Antara)

KEPUTUSAN pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton merupakan pilihan terakhir untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang diharuskan sebanyak 1,2 juta ton pada akhir 2022. Diharapkan, stok sebesar itu bisa memenuhi kebutuhan selama Januari-Februari 2023.

Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Wuryanto mengatakan stok yang dikuasi Perum Bulog saat ini tidak dalam kondisi ideal menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Hingga 21 Desember, CBP yang dipegang perseroan hanya sebesar 399 ribu ton. Padahal, idealya, stok di gudang Bulog minimal harus 1,2 juta ton dalam kondisi apapun.

“Karena itu, pemerintah melakukan top up agar CBP bisa mencapai 1,2 juta ton. Jadi impor 500 ribu ton merupakan pilihan terakhir untuk memenuhi CBP,” ujar Budi melalui keterangan tertulis, Sabtu (24/12).

Meskipun sudah ditambah 500 ribu ton dari pengadaan impor, ketersediaan di Bulog masih belum mencapai 1 juta ton. Oleh karena itu, pengadaan juga akan tetap didorong dari dalam negeri.

"Pada Maret 2023 saat panen raya, pemerintah akan mendorong Bulog untuk segera menyerap gabah/beras petani,” sambungnya.

Budi mengatakan tipisnya stok CBP saat ini adalah karena tingginya pengeluaran beras untuk operasi pasar sejak Juli lalu. Kegiatan itu dilakukan demi menjaga harga beras tetap rendah di tingkat konsumen.

"Jika stok CBP Bulog menipis sementara tidak ada pemasukan, sulit bagi pemerintah meredam laju peningkatan harga beras. Padahal kenaikan harga beras berkontribusi tinggi terhadap inflasi dan kenaikan pangan lainnya,” tutur Budi.

Adapun, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari menjelaskan, pada April 2022, stok CBP tercatat mencapai 1,2 juta ton. Hitungan Bulog, stok itu bisa bertahan hingga akhir tahun.

Namun, saat Agustus 2022 harga beras melonjak tinggi di pasar. Hal itu terjadi karena adanya kebijakan kenaikan BBM. Akhirnya, Bulog terpaksa melepas banyak stok demi menetralkan harga.

 

“Kondisi inilah yang mengakibatkan stok tergerus," tandasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik