Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kebijakan tidak Impor Beras, Picu Penurunan Harga Beras Dunia

 Lina Herlina
17/1/2025 14:23
Kebijakan tidak Impor Beras, Picu Penurunan Harga Beras Dunia
(ANTARA)

KEBIJAKAN yang diambil Pemerintah Indonesia untuk tidak mengimpor beras, memicu penurunan harga beras di pasar dunia. Beras dari beberapa negara mulai turun dari sekitar US$540-US$590 dan turun lagi hingga US$430-US$490 per metrik ton.

Hal itu diungkapkan Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, pada Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Aula Tudang Sipulung, Rumah Dinas Gibernur Sulsel, Jalan Sungai Tangka, Makassar, Jumat (17/1).

Kendati demikian, tentu untuk mendukung kebijakan tidak mengimpor beras, dengan cara melakukan penyerapan gabah dan beras. Sehingga dilakukan penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) oleh Perum Bulog.

"Melalui pembaruan kebijakan HPP dan HET (Harga eceran tertinggi) diharapkan kesejahteraan petani meningkat, sehingga mendorong gairah petani untuk meningkatkan produksinya," ungkap Arief Prasetyo.

Bahkan dari data Badan Pangan Nasional per 16 Januari 2025 disebutkan, rata-rata harga Gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.470 per kilogram, dengan harga GKP tertinggi di Sumatera Barat yaitu Rp7.256 per kilogram.

Sementara untuk Sulsel harga GKP masih di angka Rp5.900 per kilogram. Padahal pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyebutkan, sesuai permintaan petani, agar gabahnya dibeli dengan harga bagus.

"Kami sudah menaikkan harga gabah dan jagung, untuk gabah naik dari Rp6.000 jadi Rp6.500 per kilogram, dan jagung juga naik dari Rp5.000 jadi Rp5.500 per kilogram," sebut Zulhas.

Agar pangan terus terjaga di seluruh wilayah di Indonesia tanpa impor, maka sejak 2024 dilakukan mobilisasi komoditas pangan melalui fasilitasi distribusi pangan. Dan hingga akhir Desember 2024 suda terealisasi sebanyak 750.793 kilogram.

"Ada pun komoditas dengan jumlah paling banyak dimobilisasi, yaitu beras sebanyak 263.800 kilogram, lalu cabai merah besar 206.400 kilogram," lanjut Arief Prasetyo.

Khusus Sulsel, mendistribusikan dua komoditas, yaitu beras sebanyak 25.200 kilogram ke Tual, Maluku, dan cabai rawit merah sebanyak 2.094 kilogram ke Manado, Sulawesi Utara. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya