Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKAR Ekonomi dan kebijakan pertanian Prof. Pantjar Simatupang mempertanyakan rencana langkah Bulog mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi stok.
Prof Pantjar menjelaskan keterlibatan pemerintah adalah mendukung harga ditingkat petani, oleh karena itu seharusnya saat panen raya Bulog harus membeli sebanyak-banyaknya untuk stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), bukan dari impor.
Hal kedua yang janggal menurutnya, saat bulan Agustus 2022 Bulog menyatakan memiliki stok aman sekitar 1,2 juta ton dan melakukan operasi pasar sehingga keadaan stok semakin menipis seperti sekarang. Seharusnya jika stok menipis Bulog tidak melakukan operasi pasar terlebih dahulu.
Baca juga : Pengamat Minta Bapanas Dorong Bulog Maksimalkan Serap Gabah Petani
“Impor tidak perlu terjadi, ada yang salah dalam prosedur yang dilakukan oleh Bulog” ucapnya. Lebih lanjut Pantjar menerangkan,“Dalam rangka stabilisasi apakah pemerintah saat ini kekurangan beras? Jika melihat data KSA BPS Oktober 2022 terbaru yang diterima stok kita cukup kok, surplus 1,7 juta ton.”
Pantjar menambahkan pemerintah tidak mengambil kebijakan impor hanya karena stok Bulog yang berkurang, ini jelas kurang tepat.
Sebagai langkah konkrit Prof Pantjar menyarankan pemerintah untuk stop operasi pasar pada bulan-bulan sekarang, karena hal ini makin memperparah stok CBP. Dan Silahkan Bulog menyerap beras sebesar-besarnya di bulan Januari paling lambat Maret 2023 saat musim panen raya.
Baca juga : Pengamat Ungkap Polemik Soal Panen Raya Padi dan Impor Beras
Sementara Kementerian Perdagangan mengatakan, rencana impor beras memang setiap tahun ada. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan jika sesuatu hal terjadi atau dibutuhkan saja, bukan serta merta Indonesia sudah resmi membayar impor beras tersebut.
"Usulannya di rakornas (usulan impor). Kalau misalnya diperlukan sudah ada standby kita. Kan impor itu bukan hal yang sederhana, misalnya kita butuh untuk minggu depan misalnya terjadi sesuatu, harus punya persiapan, paling tidak sebulannya atau bahkan dua bulan sebelumnya," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (21/11).
Didi mengatakan, Indonesia sudah memiliki kerja sama atau perjanjian untuk memenuhi kebutuhan beras dengan Thailand dan Vietnam. Tetapi bukan artinya Indonesia langsung impor, hanya perjanjian jika Indonesia sewaktu-waktu membutuhkan. (RO/OL-09)
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
Bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
BELAKANGAN banyak universitas menyuarakan kritik kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kondisi layanan kesehatan hingga UU Kesehatan.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Prof Sri Wahyuni menguraikan bahwa keberhasilan merek di era saat ini tidak hanya ditentukan oleh kinerja ekonomi, namun juga oleh komitmen terhadap lingkungan dan nilai-nilai sosial.
Salah satu yang menjadi sorotan utamanya adalah peran kejaksaan yang sebelumnya dianggap dominan dalam perkara pidana (Dominus Litis).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved