Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Awan Mendung Manchester City

Suryopratomo
25/1/2025 05:00
Awan Mendung Manchester City
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

JOSEP Guardiola malam itu hanya bisa tertegun di pinggir Stadion Parc des Princes. Wasit Szymon Marciniak masih menunggu keputusan video assistance referee (VAR) tentang gol yang dicetak ujung tombak Paris St Germain Goncalo Ramos di menit-menit akhir pertandingan. Wasit Polandia itu masih berkonsultasi dengan wasit VAR, apakah gol Ramos itu offside atau onside.

Bagi Guardiola, putusan tersebut sebetulnya tidak banyak artinya lagi karena gol itu hanya untuk semakin membenamkan kekalahan tim asuhannya, Manchester City, menjadi 2-4. Ia hanya tidak habis mengerti bagaimana tim yang dengan susah payah ia bangun, tiba-tiba seperti kesebelasan yang mudah roboh. Ibarat kotak kardus yang kehilangan kekuatan saat terus-menerus tersiram hujan. Rabu malam itu hujan memang seperti tidak berhenti mengguyur Paris.

Manchester City sedang berada di ujung tanduk menjelang pertandingan malam itu. Mereka harus menang agar terhindar terlempar dari kelompok 24 besar yang bisa bertahan di babak kedua Liga Champions musim ini.

Dua gol yang dicetak Jack Grealish dan Erling Haaland di awal babak kedua sempat membuat Guardiola berharap untuk membawa tim asuhannya keluar dari ujung tanduk. Namun, hanya berselang tiga menit setelah gol Haaland, gawang the Citizens dibobol Ousmane Dembele.

Setelah itu, gawang Manchester City tampak begitu rapuh. Setiap pemain seperti terlepas satu dengan lainnya. Para pemain tuan rumah begitu mudah mengobrak-abrik pertahanan the Citizens. Dalam periode 22 menit, situasi pun berubah. Tiga gol PSG membalikkan keadaan. Pemilik PSG Nasser Al-Khelaifi yang berada di Royal Box pun bisa tertawa riang.

Gol keempat yang dicetak Ramos di masa perpanjangan waktu menjadi palu godam yang membuat Guardiola terhenyak. Manchester City yang dua tahun lalu mengangkat Piala Champions, kini terancam tersingkir di babak penyisihan.

 

KESALAHAN BERULANG

Masalah yang paling memukul Guardiola, kebobolan beruntun itu bukan baru terjadi Rabu malam lalu. City sebelumnya pernah kebobolan tiga gol dalam delapan menit saat menghadapi Sporting Lisbon.

Setelah itu, gawang Manchester City pernah kebobolan dua gol dalam lima menit saat dikalahkan Brighton. Kemudian dua gol dalam selang tujuh menit saat menghadapi Tottenham Hotspur. Kebobolan lagi tiga gol dalam 15 menit saat ditahan imbang Feyenoord.

Bahkan saat menghadapi ‘musuh besar’ Manchester United, mereka harus kebobolan dua gol dalam waktu dua menit. Kemudian dua gol dalam delapan menit saat bertemu Brentford.

Padahal selama tujuh musim sebelumnya Manchester City tidak tergoyahkan. Nyaris tidak ada yang bisa mengejar kalau tim asuhan Guardiola sudah memimpin. Kemenangan sepertinya begitu mudah untuk diraih. Pertahanan yang kokoh membuat lawan tidak mungkin bisa mencetak gol beruntun yang begitu mudah ke gawang Manchester City.

Namun, semua kehebatan itu kini seakan sirna. Sembilan kekalahan dalam 12 pertandingan terakhir benar-benar di luar bayangan Guardiola. Pelatih asal Spanyol itu pun sulit menjelaskan mengapa semua itu bisa terjadi.

Pep pun kini merasa sendirian merasakan semua kepahitan itu, di saat ia baru saja memperpanjang kontraknya dengan Manchester City hingga 2027.

Perjalanan ke depan pasti tidak akan semakin mudah apabila Guardiola tidak mampu segera menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi tim asuhannya. Pekan depan akan menjadi penentu nasib Manchester City di ajang Liga Champions saat mereka memainkan pertandingan penyisihan terakhirnya menghadapi Club Brugge, Belgia. Adapun Sabtu malam ini mereka akan menjamu Chelsea di Liga Primer.

 

AWAN MENDUNG

Awan mendung sedang menggelayut pekat di atas Stadion Etihad. Mereka memang baru memperpanjang kontrak Haaland hingga 2034 dengan bayaran yang begitu fantastis, yakni 500 ribu pound sterling per pekan. Akan tetapi, beberapa pemain lain meminta izin Guardiola untuk meninggalkan klub.

Kapten kesebelasan Kyle Walker menjadi orang pertama yang akan meninggalkan Etihad. Bek kanan yang selalu tampil penuh semangat itu ingin mencoba suasana kompetisi yang baru dan memilih pindah ke AC Milan.

Namun, ketidakpastian yang paling kuat menyelimuti Etihad hari-hari ini ialah keputusan pelanggaran laporan keuangan yang dilakukan manajemen Manchester City. Ada lebih 100 pelanggaran yang dituduhkan dan kalau semua bukti itu dianggap cukup oleh hakim, bukan mustahil semua gelar yang didapatkan selama ini akan dicabut serta the Citizens menjalani degradasi bisa tiga atau empat level yang ke bawah.

Tidak terbayangkan apabila Guardiola harus memimpin tim asuhannya bertanding dari satu kota kecil ke kota kecil lainnya. Pemain berharga lebih dari 500 ribu pound sterling harus berhadapan dengan pemain yang ribuan pound sterling.

Guardiola tidak mau larut dalam sesuatu yang tidak pasti. Sekarang ini ia berpikir bagaimana membangun kembali tim yang sedang tercerai-berai itu untuk menjadi satu kekuatan yang utuh. Sudah terlalu lama soliditas tim kendur.

Sabtu malam ini harus menjadi awal kebangkitan kembali the Citizens. Meskipun, itu juga bukan pertandingan yang mudah karena lawan yang bakal mereka hadapi, Chelsea, sedang berupaya untuk bangkit dan bertahan di kelompok empat besar.

Dengan Enzo Fernandez kembali di lapangan tengah serta Cole Palmer yang sudah pulih dari cedera pergelangan kaki, pelatih the Blues, Enzo Maresca, pantas untuk lebih percaya diri. Ia yakin tim asuhannya akan memberikan perlawanan terbaik kepada the Citizens.

Guardiola sendiri dipastikan kehilangan center-back Ruben Dias yang cedera saat menghadapi PSG. Pilihan terbaik untuk menjaga jantung pertahanan tinggal bergantung pada duet Manuel Akanji dan John Stones.

Manchester City mendapat suntikan tiga pemain baru, yaitu Omar Marmoush, Abdukodir Khusanov, dan Vitor Reis, untuk penyegaran tim. Akan tetapi, terlalu riskan bagi Guardiola untuk langsung menurunkan mereka bermain.

Dalam dua pertandingan ke depan menghadapi Chelsea dan Brugge, Guardiola akan menurunkan pemain yang sama, seperti Kevin de Bruyne, Bernando Silva, dan Phil Foden, untuk mendampingi Haaland. Seharusnya untuk lolos dari lubang jarum penyisihan Liga Champions Kamis depan, Manchester City bisa mengatasinya.

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya