Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Danke und Auf Wiedersehen Juergen Klopp!

Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola
18/5/2024 05:00
Danke und Auf Wiedersehen Juergen Klopp!
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola.(Seno)

STADION Anfield Minggu malam besok terasa istimewa. Bukan pertandingan terakhir melawan Wolverhampton Wanderers yang membuat hari itu istimewa. Namun, itulah pertandingan terakhir bagi pelatih Juergen Klopp di Anfield.

Pelatih asal Jerman itu sudah memutuskan untuk meninggalkan Liverpool pada akhir musim kompetisi ini. Sembilan setengah tahun di Anfield dirasakan cukup bagi Klopp untuk menangani 'si Merah'.

Akhir perjalanan Klopp di Anfield memang tidak ditutup dengan indah. Musim ini Liverpool gagal mengangkat Piala UEFA dan Piala Liga Primer. Mereka hanya membawa pulang satu piala, yaitu Piala Carabao. Namun, bagi the Kop, itu bukan alasan untuk tidak memberikan penghormatan yang tinggi kepada sang pelatih.

Baca juga : Menang 4-0 atas Fulham, Man City di Ambang Juara Liga Primer Inggris

Tujuh piala yang ia persembahkan selama menangani Liverpool dianggap sebagai hadiah yang luar biasa bagi the Kop. Pendukung fanatik the Reds menunggu hampir 30 tahun sebelum Virgil van Dijk dan kawan-kawan bisa kembali menjuarai Liga Primer. Tidak hanya itu, Klopp membawa klub asuhannya memenangi Piala Champions untuk keenam kalinya.

Di mata the Kop, kepergian Klopp tidak ubahnya seperti kepergian pelatih legendaris Liverpool, Billy Shankly, 65 tahun yang lalu. Shankly yang membawa kejayaan bagi Liverpool akhirnya meninggalkan Anfield melewati lorong yang membawanya masuk ke ruang ganti pemain.

Setelah Minggu nanti, tidak pernah akan ada lagi Klopp yang keluar dari lorong itu ke dalam lapangan. Pelatih karismatik itu memilih untuk melakukan sabbatical, sebelum menentukan di mana ia akan memulai lagi petualangannya.

Baca juga : Liga Primer Inggris Masuki Pekan Krusial

 

Cerita kesuksesan

Klopp merupakan sosok yang selalu mengakhiri perjalanan kepelatihannya dengan kesuksesan. Saat pertama kali melatih Mainz 05, ia membawa klub yang pernah membesarkannya sebagai pemain itu naik kelas ke Bundesliga.

Baca juga : Jelang Manchester City vs Wolverhampton, Pep Guardiola: Kami Haram Terpeleset

Ketika 2008 dipercaya menangani Borussia Dortmund, Klopp mampu menjadikan klub 'Kuning-Hitam' itu mematahkan dominasi Bayern Muenchen. Ia membawa Dortmund menjadi juara Bundesliga 2010/2011.

Tangan dingin itulah yang membawa Klopp kemudian dilirik Liverpool pada 2015. Kisah perjalanannya di Anfield juga berjalan manis. Ia mampu membuat ikatan kuat dengan the Kop sehingga mereka bisa melepas sang pelatih tidak ada bedanya baik dalam masa baik maupun masa buruk.

The Kop hanya mau mengenang Klopp secara baik. Mereka tidak akan pernah melupakan gaya kepemimpinan Klopp yang begitu dinamis di lapangan. Ia segera menutup mukanya, ketika peluang emas gagal menjadi gol. Namun, hanya beberapa saat ia segera memberikan tepuk tangan kepada semua upaya yang sudah dilakukan anak-anak asuhannya.

Baca juga : Juergen Klopp Harapkan Arsenal dan City Terjungkal

Sebaliknya, Klopp tidak ragu melampiaskan kegembiraannya ketika pemain mampu mencetak gol. Bahkan ketika Liverpool meraih kemenangan, ia akan mendatangi stan the Kop untuk melemparkan tinjunya ke udara guna menyemangati para pendukung the Reds agar terus mendukung tim asuhannya.

Liverpool 2.0 yang dibangun Klopp di musim terakhirnya di Anfield menunjukkan komitmen sang pelatih untuk meninggalkan dasar yang kuat bagi Liverpool. Ia ingin melihat Liverpool tetap bisa berjaya meski tidak lagi di tangannya.

Dengan Mohamed Salah, Darwin Nunez, Luis Diaz, dan Diogo Jota yang masih ada di Liverpool, 'si Merah' pantas untuk disegani. Apalagi pemain-pemain muda seperti Harvey Elliot, Curtis Jones, dan Ryan Gravenberch mulai tumbuh sebagai pemain yang memiliki karakter.

Kekuatan komunikasi yang dimiliki Klopp membuat pemain jebolan Akademi Liverpool menjadi cepat matang. Apalagi ia memercayai dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk sering tampil di pertandingan-pertandingan besar.

Ibaratnya, pelatih baru Liverpool yang akan menggantikan Klopp tinggal sedikit mengasah pemain dan langsung bisa memetik hasilnya. Apalagi ada pemain-pemain seperti Alexis MacAllister, Wataru Endo, dan Dominik Sloboszlai yang menjadi pilar di lapangan tengah.

 

Sejarah 

Liga Primer musim kali ini akan memberikan sejarah bagi persepakbolaan Inggris. Apabila Minggu malam nanti di Stadion Etihad tim asuhan Josep Guardiola mampu menjinakkan West Ham United, untuk keempat kalinya berturut-turut Manchester City akan menjadi juara.

Belum ada satu pun klub Inggris yang mampu meraih prestasi yang konsisten begitu panjang. Empat kali juara secara berturut-turut akan menandai era baru bagi persepakbolaan Inggris.

Memang, dalam tiga musim kompetisi terakhir, the Citizens semakin sulit mempertahankan gelar juara mereka. Mereka harus menunggu sampai pertandingan terakhir untuk memastikan bisa mengangkat piala.

Acungan jempol pantas diberikan kepada Pep Guardiola yang mampu menjaga konsistensi permainan tim asuhannya. Ia berhasil mengingatkan anak-anak asuhannya agar tidak cepat merasa puas diri. Semua pemain diingatkan untuk selalu menginjak bumi dan fokus kepada pertandingan.

Guardiola beruntung memiliki playmaker sekelas Kevin de Bruyne. Manchester City yang sempat terseok di awal kompetisi bisa bangkit di putaran kedua ketika De Bruyne pulih dari cedera hamstring.

Sejak De Bruyne bisa turun kembali ke lapangan, the Citizens praktis tidak terkalahkan. Sebaliknya, dua saingan berat Arsenal dan Liverpool justru tersandung menjelang akhir kompetisi dan akhirnya bisa dilewati Kyle Walker dan kawan-kawan.

Di pertandingan terakhir Guardiola mengingatkan anak-anak asuhannya untuk fokus pada pertandingan. Dengan hanya unggul dua poin atas Arsenal, akan menjadi malapetaka besar apabila mereka gagal menang di kandang sendiri, sementara Arsenal merebut kemenangan terakhir melawan Everton di Stadion Emirates.

Manchester City dan Arsenal sama-sama mengantongi surplus gol sebanyak 60. Apabila the Citizens ditahan imbang oleh West Ham dan Arsenal menang melawan Everton, Arsenal berhak menjadi juara dengan keunggulan selisih gol yang lebih banyak.

Pep tidak bisa menutupi kegembiraannya ketika Selasa lalu lepas dari hadangan Tottenham Hotspurs. Pelatih asal Spanyol itu memeluk erat De Bruyne seusai pertandingan karena dari assist gelandang asal Belgia itulah dua gol kemenangan dari Erling Haaland tercipta.

Minggu malam nanti kalau West Ham tidak berhasil mematikan pergerakan De Bruyne, Guardiola pantas untuk bisa menggoreskan tinta emas dalam persepakbolaan Inggris.

Guardiola paham akan pentingnya pertandingan terakhir Liga Primer ini dan ia menyiapkan strategi khusus agar pesta kemenangan bisa digelar di Stadion Etihad sekaligus membawa Manchester City menjadi klub Inggris pertama yang empat kali berturut-turut menjadi juara.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya