PELATIH Liverpool Juergen Klopp berpendapat Presiden UEFA Aleksander Ceferin tidak harus mengundurkan diri karena kekacauan di pementasan final Liga Champions musim lalu. Meski begitu, pelatih Jerman itu menuntut adanya ulasan yang detail dan investigasi yang mendalam tentang pihak yang bertanggung jawab atas laga final yang diadakan di Stade de France itu.
Hasil peninjauan ulang yang dilakukan UEFA dirilis pada Senin (13/2) silam, setelah penyelidikan atas peristiwa seputar pertandingan final pada 28 Mei di ibu kota Prancis itu.
Investigasi tersebut menemukan bahwa UEFA dan otoritas Prancis bersalah atas tuduhan tiket palsu terhadap suporter Liverpool.
Baca juga: UEFA Bertanggung Jawab Atas Kekacauan di Final Liga Champions 2022
Polisi Prancis dikritik karena perlakuan mereka terhadap para pendukung the Reds, termasuk penggunaan gas air mata, yang dianggap tidak perlu dan seharusnya tidak dilakukan.
Klopp menyatakan, stadion di ibu kota Prancis tersebut seharusnya tidak menjadi tempat diadakannya final Liga Champion.
"Tidak. Saya tidak yakin siapa yang membuat keputusan, sejujurnya. Saya adalah bos dari beberapa orang juga dan dalam banyak hal saya tidak 100% benar. Saya mendapatkan informasi dari orang yang berbeda, dan kemudian Anda membuat keputusan. Semakin baik informasi yang Anda dapatkan, semakin baik keputusannya,” ungkap Klopp dalam konferensi pers.
“Saya tidak berpikir Ceferin yang menentukan tempat tersebut, tapi seseorang pasti telah meyakinkannya bahwa itu tempat terbaik. Tapi saya menganggap Stade de France adalah [tempat] terburuk yang tersedia di area tertentu pada hari itu. Itu bukan stadion yang digunakan setiap minggu, setiap dua minggu, seperti banyak stadion besar di Eropa,” tegasnya. (OL-1)