Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PELATIH Arema Malang Javier Roca mengaku merasa berat untuk bertemu keluarga korban pascatragedi Kanjuruhan yang memakan korban tidak kurang dari 133 orang.
“Kan 3 hari setelah itu kita ada pelatih, pemain, dan bahkan para staf mendatangi rumah duka. Kita kadang merasa kita kuat alami itu, tapi dengan kejadian itu sebenarnya susah,” ujar Roca dalam acara Metro Sport Podcast, Rabu (19/10).
Namun, dengan niat untuk menghibur para keluarga korban, Javier malah mengungkap para pemain dan pihak Arema justru merasa disemangati oleh keluarga korban.
“Iya, memang itu yang bikin kita sebenarnya, kalau saya sendiri saya merasa kaget. Karena belum tentu saya bisa seikhlas atau menerima apa yang mereka hadapi. Kalau saya, mungkin saya tolak kehadiran mereka. Kita yang mau datang kesitu untuk ngasih semangat menghibur, malah kita yang disemangati,” tuturnya.
“Banyak yang ngasih semangat, bilangnya ayo cepat bangkit, jangan sedih terus, bimbing anak-anak tetap semangat. Karena nama Arema harus terus berjalan, dan terus berjaya. Kasih yang terbaik untuk Arema,” imbuhnya.
Baca juga: Pelatih Arema Sebut Seluruh Pihak Harus Bertanggung Jawab Atas Tragedi Kanjuruhan
Roca juga mengungkapkan semangat yang diberikan keluarga korban, telah memberikan pelajaran yang berharga bagi para Aremania.
“Waktu kita doa 7 hari di Kanjuruhan, mereka kasih semangat. Ayo bos, kita percaya, tetap semangat, pokoknya mereka tetap menilai pemain waktu itu sudah maksimal, namun hasilnya tidak bisa dimaksimalkan. Namun, saat itu kan kita sudah mulai belajar, bahwa tidak bisa menilai keseluruhannya hanya dari hasil 1 pertandingan itu saja. Kalau tidak, kan kita tidak bisa maju juga,” ungkap Roca.
Javier juga berharap tragedi ini menjadi yang pertama dan terakhir dalam sejarah sepak bola, khususnya di Tanah Air.
“Karena kejadian ini kan belum pernah dialami sebelumnya. Tapi, kita harap tidak akan pernah kita alami lagi,” pungkasnya.(OL-5)
Anto mengatakan, perdamaian antara kedua kelompok pendukung akan indah jika disaksikan kelompok suporter lain penjuru Indonesia.
Dari informasi yang dikumpulkan TGIPF, imbuhnya, panpel mengatakan sudah menyampaikan ketentuan FIFA soal larangan gas air mata namun tetap terjadi.
Komnas HAM menyebutkan bahwa botol-botol temuan polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur bukanlah miras.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Adies Kadir mengatakan bahwa banyak hal yang jadi temuan penting Komisi III DPR RI saat melakukan kunjungan kerja ke Stadion Kanjuruhan Malang.
Ahli kimia Mónica Kräuter dari Simón Bolívar University, Venezuela, mengungkapkan penggunaan gas air mata kedaluwarsa dapat terurai menjadi gas sianida, fosgen, dan nitrogen.
Menpora menegaskan tidak ada dinamika maupun perbedaan berarti di antara seluruh anggota TGIPF dalam menyusun laporan hasil investigasi tersebut.
Selama berkostum Macan Kemayoran, juru taktik yang ketika bermain mengisi posisi gelandang itu mencatatkan 15 penampilan dan melesakkan tujuh gol.
"Saya rasa mental pemain siap. Semuanya termotivasi untuk meraih kemenangan," ujar Roca.
Roca menekankan apa yang terjadi di dalam Tragedi Kanjuruhan, bukan hanya tanggung jawab orang yang ada di stadion saat itu, namun seluruh orang yang berkaitan dengan sepak bola.
Pihaknya akan lebih dulu melakukan terapi bersama psikolog sebelum pelatihan dimulai.
Roca merasa Arema adalah tim yang unik, karena selalu satu langkah di depan. Hal inilah, yang mendorong dirinya mau menjadi pelatih Arema, saat itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved