Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Duel Lukaku dan Van Dijk

Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola
28/8/2021 06:00
Duel Lukaku dan Van Dijk
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

DI tangan Antonio Conte, pemain asal Belgia Romelu Lukaku kembali menjelma menjadi seorang penyerang yang haus gol. Fisik yang kukuh, kecepatan yang tinggi, dan kaki kiri yang kuat membuat Lukaku ditakuti kiper-kiper lawan.

Chelsea beruntung mendapatkan Lukaku yang baru. Pada debutnya pekan lalu, penyerang berusia 28 tahun itu langsung menyumbangkan satu gol untuk menghempaskan tuan rumah Arsenal 2-0. Padahal, saat bergabung untuk tiga musim bersama The Blues, sejak 2011 hingga 2014, Lukaku tidak pernah bisa menyumbangkan satu gol pun.

“Anda tahu mengapa saya begitu emosional hari ini. Hal ini merupakan gol terbaik yang saya bisa ciptakan di Liga Primer. Gol yang saya cetak dibangun dengan begitu cantik dan inilah yang membuat mengapa saya menganggap sebagai gol terbaik yang pernah saya buat,” ujar Lukaku penuh kegembiraan.

Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, memuji Lukaku sebagai pelengkap tim asuhannya. “Lukaku merupakan sosok pemain yang sangat cerdas. Saya senang karena ia bisa begitu cepat padu dengan rekan-rekannya,” kata Tuchel.

Dengan modal itulah, Chelsea begitu percaya diri untuk bertandang ke Anfield, Sabtu malam ini. Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan siap untuk menghadapi tuan rumah Liverpool yang kembali menemukan permainannya setelah center-back Virgil van Dijk pulih dari cedera lutut yang dialami hampir sepanjang musim lalu.

Pertemuan antara Liverpool dan Chelsea pada pertandingan ketiga Liga Primer musim kali ini menjadi menarik karena keduanya meraih angka penuh pada dua pertandingan pertama. Inilah yang menjadi modal kuat bagi keduanya untuk bisa menatap tangga juara.

Pertandingan nanti malam pantas untuk ditunggu karena menjadi duel antara Lukaku dan Van Dijk. Sejauh mana dua pemain yang berasal dari satu rumpun ini bisa saling mengungguli.

Belgia dan Belanda merupakan negara yang saling bertetangga. Sejauh ini, Belanda mampu mencatatkan diri sebagai negara yang lebih unggul dalam sepak bola. Setidaknya 'Tim Oranye' pernah menjadi juara Eropa 1988 dan dua kali finalis Piala Dunia.

Namun, sekarang ini prestasi Belgia lebih baik dari Belanda. Para pemain asal Belgia lebih bersinar di berbagai Liga Eropa. Di ajang Piala Dunia 2018, Belgia bahkan bisa menembus semifinal, sementara Belanda gagal untuk bisa lolos ke putaran final.

Van Dijk malam ini tidak hanya akan merepresentasikan Liverpool, tetapi juga Belanda. Kegagalan mengendalikan Lukaku tidak hanya akan mencoreng wajah the Reds, tetapi juga 'Tim Oranye'.

Center-back Liverpool itu harus belajar dari dua palang pintu Italia, Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci, dalam meredam Lukaku. Di perempat final Euro 2020, Lukaku tidak banyak bisa berbuat karena tidak diberi ruang sama sekali oleh dua pemain belakang tim Azzurri itu. Kecepatan dan kekuatan Lukaku benar-benar mati sehingga Belgia harus menelan pil pahit.

Lukaku hanya bisa mencetak gol melalui titik penalti. Gol balasan itu tidak cukup untuk bisa membalikkan keadaan karena Italia mampu mencuri dua gol terlebih dahulu melalui Nicolo Barella dan Lorenzo Insigne.

Mantan center-back Liverpool, Jamie Carragher, sangat percaya Van Dijk akan mampu menjinakkan Lukaku. Dengan keunggulan yang dimiliki 'Tim Merah', ia yakin justru pemain belakang Chelsea yang harus sibuk bertahan menahan gempuran para pemain Liverpool.

 

Guru lawan murid 

Pertemuan Liverpool dan Chelsea juga ibarat pertemuan antara guru dan murid. Tuchel merupakan ‘anak didik’ Juergen Klopp ketika menangani Borussia Dortmund. Tuchel menjadi pengganti Klopp ketika ia pindah ke Liverpool.

Malam ini Tuchel harus menunjukkan kemampuannya untuk tidak kalah dari sang guru. Sejauh ini, setidaknya ia sudah mampu menyamai prestasi Klopp untuk bisa membawa tim asuhannya mengangkat trofi Liga Champions. Di tangan Tuchel, Chelsea kembali mampu menjadi klub terbaik Eropa pada musim lalu.

Berbekal sukses di Liga Champions pada musim lalu dan hadirnya Lukaku sekarang ini, Chelsea memang menjadi lebih solid. The Blues menjadi lebih seimbang baik dalam bertahan maupun menyerang.

Gelandang bertahan terbaik dunia, N’Golo Kane, sudah bisa ditampilkan sejak awal pertandingan di Anfield, nanti. Saat bertandang ke kandang Arsenal, pekan lalu, Kane baru masuk sebagai pemain pengganti dan seperti biasa membuat Chelsea semakin kukuh.

Bersama gelandang asal Italia, Jorginho, Kane menjadi pilar kekuatan Chelsea. Double six bukan hanya menjadi taktik andalan Tuchel, melainkan juga mampu ditampilkan dengan sempurna sehingga mampu menjaga keseimbangan tim.

Klopp harus membuat antitesis dari taktik yang diterapkan Tuchel. Kapten kesebelasan Jordan Henderson menjadi kunci untuk bisa membongkar pertahanan kukuh Chelsea. Pertarungan di lapangan tengah menjadi kunci untuk bisa memenangi pertandingan.

Apabila ingin menggebrak, Klopp bisa menurunkan pemain kawakan James Milner atau Alex Oxlade-Chamberlain untuk mendampingi Henderson. Keduanya akan mampu melayani permainan taktis dari Kane dan Jorginho. Sementara itu, untuk membantu penyerangan, Klopp bisa menugaskan Naby Keita.

Chelsea sendiri saat menghadapi Arsenal menempatkan Marcos Alonso dan Reece James untuk mengisi posisi empat gelandang. Alonso dan James tidak hanya bagus untuk menutup serangan lawan dari sayap, melainkan juga aktif dalam membantu serangan. Keduanya bisa dipertahankan agar Chelsea bisa memenangi pertarungan di lapangan tengah, malam ini.

Gol pembuka Lukaku saat bertemu Arsenal berawal dari gerakan James dari sayap kanan. Ia bisa naik sampai kotak penalti the Gunners dan memberikan umpan silang yang tidak bisa dipotong kiper Bernd Leno sehingga Lukaku dengan mudah menceploskan bola ke gawang yang sudah kosong.

Trio penyerang Liverpool harus lebih agresif untuk menekan agar Chelsea sibuk menjaga pertahanan. Itu karena the Blues akan sangat berbahaya apabila diberi kesempatan menyerang karena ada dua penyerang yang kreatif, yakni Mason Mount dan Kai Havertz, yang bisa memasok bola bagi Lukaku dan mengancam gawang Alisson Becker.

Klopp masih mencoba memilih mempercayakan Diogo Jota atau Roberto Firmino sebagai ujung tombak. Sementara itu, untuk dua penyerang sayap, pelatih asal Jerman itu sudah puas dengan duet Sadio Mane dan Mohamed Salah.

Kehadiran kembali bek kiri Andrew Robertson membuat Klopp lebih percaya diri untuk bisa menjinakkan tim asuhan bekas anak didiknya. Itu karena kekuatan Liverpool terletak kepada dua bek sayap, Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold, yang sangat aktif membantu penyerangan dan akurat dalam memberikan umpan-umpan silang yang matang.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya