Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Titik Balik Manchester United

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
16/1/2021 02:00
Titik Balik Manchester United
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Seno)

SUDAH 1.221 hari Manchester United tidak pernah menduduki puncak klasemen Liga Premier. Ketika Rabu lalu mereka mampu mengandaskan Burnley 1-0 dan melewati Liverpool sebagai pemuncak klasemen Liga Premier, semua orang berkata, “Mereka sudah kembali!”

Sejak ditinggal Sir Alex Ferguson, ‘Setan Merah’ kehilangan kejayaannya. Musim ini bisa menjadi titik balik ‘Setan Merah’. Setelah sempat terpuruk di awal kompetisi dengan hanya mengumpulkan 7 poin dari 6 pertandingan pertama, tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer membuat prestasi gemilang dalam 11 pertandingan terakhir. Manchester United mampu meraih 29 poin dari maksimal 33 poin yang bisa dihasilkan.

Prestasi tidak terkalahkan dalam 11 pertandingan terakhir membuat ‘Setan Merah’ bisa melompat dari peringkat 15 ke urutan pertama. Apabila mereka mampu terus mempertahankan prestasi ini, bukan mustahil mereka akan memenangi putaran pertama dan tidak berlebihan pula apabila mereka kembali disebut-sebut sebagai calon juara di musim kompetisi ini.

Pada periode 1995 hingga 2009, Manchester United pernah tidak tergoyahkan. Liverpool, Arsenal, Leeds United, Aston Villa, dan Newcastle sekadar bisa mengganggu. Apalagi, Manchester City belum terdengar prestasinya dan hanya menjadi klub pinggiran. Pada periode itu, ‘Setan Merah’ memiliki ikon yang kuat. Dimulai dari enfant terrible Eric Cantona, diikuti duet Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo di awal 2000-an, serta Robbie van Persie pada 2013.

Kali ini, pecinta ‘Setan Merah’ pantas bersyukur kedatangan Bruno Fernandes. Gelandang asal Portugal mengubah total gaya permainan Manchester United. Apalagi, ketika Paul Pogba mulai menemukan permainan terbaik seperti ketika empat musim membawa Juventus merajai Serie A Italia dan membawa Prancis menjadi juara dunia untuk kedua kalinya.

"Kami sekarang berada dalam posisi yang sangat luar biasa,” kata Solskjaer bangga.

Minggu malam besok merupakan salah satu ujian berat bagi ‘Setan Merah’ menuju tangga juara. Mereka harus bertandang ke kandang juara bertahan dan sekaligus musuh bebuyutannya, Liverpool di Anfield. Pertandingan ini bukan hanya menentukan siapa yang lebih pantas duduk di puncak klasemen, tetapi jadi faktor penentu siapa yang akan menjadi juara di musim ini.

"Kami tahu bahwa kami akan bertemu sang juara, yang tidak pernah terkalahkan selama 3,5 musim di Anfield. Kami tahu ini merupakan pertandingan yang sulit, tetapi kami sangat siap. Kami datang di waktu yang tepat karena kami sedang berada dalam bentuk permainan terbaik, prestasi yang baik, haus kemenangan, semua pemain ingin menjadi lebih baik, dan besok malam merupakan sebuah ujian yang lain," ujar pelatih muda asal Norwegia ini.

 

Percaya diri

Setan Merah pantas bertandang ke Anfield dengan penuh percaya diri. Kehadiran pemain kawakan asal Uruguay, Edinson Cavani, memang menambah daya gempur barisan depan. Apalagi sejak menangani Manchester United musim lalu, Solskjaer telah membenahi fisik anak asuhannya.

Ketangguhan fisik anak-anak asuhan Solskjaer terlihat dari jumlah gol yang bisa dicetak pada 15 menit terakhir pertandingan. Dari 34 gol yang mereka cetak, 10 di antaranya dibukukan pada saat menjelang akhir pertandingan, ketika pemain lawan sudah kelelahan. Setan Merah juga mampu enam kali membalikkan keadaan menjadi kemenangan.

Besok malam, Cavani diharapkan kembali menunjukkan ketajamannya. Pergerakan yang dinamis di kotak penalti lawan membuka kesempatan kepada rekan-rekannya untuk memanfaatkan ruang terbuka yang ia ciptakan.

Trio Anthony Martial-Fernandes-Marcus Rashford yang bermain di belakang Cavani sebagai ujung tombak tunggal memiliki insting tajam untuk menjebol gawang lawan. Inilah yang membuat Juergen Klopp perlu berpikir keras untuk tidak sampai kecolongan.

Absennya palang pintu Virgil van Dick yang mengalami cedera parah saat menghadapi Everton, membuat lubang besar di jantung pertahanan Tim Merah. Belum lagi Van Dick pulih, Liverpool harus kehilangan lagi Joe Gomez yang juga terbelit cedera.

Menjelang pertandingan yang sangat menentukan, Liverpool harus menerima kabar buruk lagi dengan cederanya Joel Matip. Dengan kondisi yang compang-camping pilihan terbaik tinggal menarik Fabinho dan kapten kesebelasan Jordan Henderson untuk mengawal pertahanan di tengah.

Dua bek sayap Liverpool Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson tidak bisa disangkal merupakan wing-back terbaik Liga Inggris. Namun. besok malam mereka tidak boleh terlalu bebas ikut keluar menyerang karena Martial dan Rashford bisa menjadi malapetaka bagi Kiper Alisson Becker.

Klopp sangat berharap lapangan tengah bisa menjaga keseimbangan tim, khususnya dalam menjaga kedalaman bermain. Tetapi cedera yang dialami Naby Keita dan positif covid-19 yang dihadapi Thiago Alcantara, tidak banyak pilihan yang dimiliki Tim Merah.

Dengan Henderson yang ditugaskan mengawal jantung pertahanan, tugas membantu penyerangan tertumpu kepada gelandang asal Belanda, Georginio Wijnaldum. Sebagai pendamping Wijnaldum, Klopp bisa memilih James Milner, Alex Oxlade-Chamberlain, atau Xherdan Shaqiri.

Pertarungan di lapangan tengah akan berat karena Setan Merah mempunyai banyak pilihan pemain dengan kemampuan fisik yang prima. Pogba bisa berduet dengan Nemanja Matic atau dua pemain muda yang pekerja keras Fred atau Scott McTominay.

 

Menemukan ketajaman

Persoalan terberat yang dihadapi Klopp adalah menemukan kembali jalur kemenangan. Trio “Firmansah”, Roberto Firmino-Sadio Mane-Mohamed Salah sedang kehilangan naluri mencetak gol. Mereka belum lagi menemukan kekompakan seperti di dua musim sebelumnya.

Diogo Jota yang bisa menjadi pilihan sedang dihadapkan kepada masalah covid-19. Ada dua pemain yang bisa dicoba, yakni Divock Origi dan Takumi Minamino. Namun, Klopp sering tidak cukup berani untuk bereksperimen.

Padahal Setan Merah juga bukan tanpa masalah di belakang. Center-back Victor Lindelof masih bergulat dengan cedera punggung yang dialami. Namun, Solskjaer masih memiliki Eric Bailly sebagai pendamping kapten kesebelasan Harry Maguire di jantung pertahanan.

Sebagai penjaga bek sayap, Manchester United kemungkinan mempertahankan duet Luke Shaw dan Aaron Wan-Bissaka. Baik Shaw maupun Wan-Bissaka tidak hanya selalu bermain safe, tetapi mempunyai kemampuan untuk menyerang melalui sayap.

Pertemuan dua tim “Merah” merupakan pertandingan penuh gengsi dan emosi. Kedua tim selalu bermain habis-habisan ketika saling bertemu, karena persaingan antardua kota utama sepak bola Inggris ini sudah dimulai sejak mereka bermain di tim yunior.

Menarik untuk menantikan siapa yang akan ditugaskan Klopp untuk mengawasi pergerakan Fernandes. Pelatih asal Jerman itu sangat tahu apabila gelandang asal Portugal ini menjadi jantung permainan Setan Merah. Dari 31 pertandingan untuk Manchester United, Fernandes bukan hanya telah menyumbangkan 19 gol, tetapi membuat 14 assists bagi rekan-rekannya.

Pemain kawakan Milner merupakan pilihan terbaik untuk mengganggu konsentrasi Fernandes. Milner bukan hanya disiplin dalam bermain, tetapi mempunyai kemampuan untuk membaca permainan, sehingga bisa diandalkan baik dalam bertahan maupun keluar menyerang.

Di samping kecerdikan dalam menyusun strategi, serta kesiapan fisik pemain untuk menjalankan taktik pelatih, faktor yang tidak bisa dianggap sepele dalam menentukan pertandingan besok malam adalah faktor keberuntungan. Liverpool memang sedang tidak beruntung karena banyaknya pemain yang mengalami cedera dan juga terinfeksi covid-19. Namun, mereka sangat berharap Anfield tetap memberi berkah kepada mereka.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya