Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
STADION Anfield 11 Maret lalu itu penuh sesak dipadati 52.000 penonton. Bukan hanya pendukung fanatik the Kop--yang tak henti menyanyikan You’ll Never Walk Alone--yang memadati stadion, melainkan juga sekitar 3.000 pendukung Atletico Madrid yang sengaja terbang dari Madrid ke Liverpool.
Kekalahan 0-1 pada pertandingan pertama di Stadion Metropolitano membuat sang juara bertahan Piala Champions itu tak punya pilihan lain kecuali menang. Bahkan Jordan Henderson dan kawan-kawan harus mampu memetik minimal dua gol untukbisa melaju ke perempat final.
Liverpool dikenal sebagai klub yang tidak mudah menyerah. Musim sebelumnya, mereka sempat menelan kekalahan pahit 0-3 dari Barcelona di pertandingan pertama.
Di Anfield, the Reds tampil luar biasa untuk membalikkan keadaan dengan menundukkan Lionel Messi dan kawan-kawan 4-0.
Dengan bekal itulah, anak-anak asuhan Juergen Klopp tampil penuh percaya diri. Sepanjang 90 menit pertandingan, Liverpool membombardir gawang Atletico Madrid yang dikawal bekas kiper the Reds, Jan Oblak.
Apalagi setelah Georginio Wijnaldum mampu mempersembahkan gol pembuka di menit ke-43. Hanya karena ketidakberuntungan saja gol kedua tidak kunjung bersarang di gawang Atletico Madrid sehingga pertandingan harus diperpanjang 2 x 15 menit.
Di masa perpanjangan waktu, Liverpool tidak menurunkan tempo permainan. Mereka menekan terus tamunya sehingga membuat pelatih Atletico, Diego Simeone, harus menerapkan taktik ‘parkir bus’. Ia hanya berharap the Reds lengah dan anakanak asuhannya bisa mencuri gol.
Namun, strategi Simeone tak bisa berjalan baik. Apalagi setelah empat menit masa perpanjangan waktu berjalan, ujung tombak Roberto Firmino mampu mencetak gol kedua bagi Liverpool. Bayangan kesuksesan setahun sebelumnya ketika mampu memecundangi Barcelona pun kembali muncul.
Malapetaka datang tiga menit setelah itu. Kesalahan fatal yang dilakukan kiper pengganti Adrian membuat keadaan menjadi berbalik. Kekeliruan yang ia lakukan dalam menghalau bola membuat penyerang Atletico, Marcos Llorente, seakan mendapat durian runtuh untuk memperoleh bola matang dan tanpa ampun menjebol gawang Liverpool.
Gol balasan itu membuat Liverpool harus berjuang keras mencari gol ketiga. Dengan gol yang dicetak di kandang lawan, Atlético sudah mengantongi tiket untuk maju ke delapan besar.
Nafsu untuk mengejar gol ketiga membuat pertahanan Liverpool menjadi terbuka. Kesempatan emas itu dimanfaatkan Llorente dan Alvaro Morata untuk mencuri lagi dua gol dan mengunci kemenangan 3-2.
Kekalahan klub yang sama sangatlah menyakitkan. Belum pernah Klopp mengalami kekalahan seperti itu. Apalagi dengan kekalahan itu hilang harapan untuk bisa mempertahankan gelar sebagai klub terbaik di Eropa.
Sebulan setelah kekalahan menyakitkan itu, ternyata ‘kekalahan’ kedua harus dirasakan masyarakat Liverpool. Pertandingan 11 Maret itu diduga kuat menjadi biang penyebaran virus korona di kota pelabuhan di Barat Inggris.
Bagaimana bisa? Sebelum pertandingan itu diselenggarakan, Spanyol sudah dinyatakan mengalami wabah covid-19. Ibu kota Madrid bahkan disebut sebagai episentrum covid-19. Pemerintah Spanyol sudah menetapkan pembatasan bagi warga untuk bepergian guna
mencegah penyebaran.
Ternyata 11 Maret itu sekitar 3.000 pendukung Atletico terbang ke Anfield. Mereka berteriak-teriak penuh semangat untuk mendukung tim kesayangan. Teriakan pendukung Atletico yang sudah terpapar covid-19 memercikkan air liur yang beterbangan di dalam stadion. Pendukung The Reds pun otomatis tertular.
Sekitar 246 warga Liverpool dilaporkan meninggal di NHS Hospital setelah kedatangan pendukung Atletico. Wakil Kota Liverpool Steve Rotherham menyesalkan dilakukannya penyelenggaraan pertandingan yang dipenuhi 52.000 penonton itu dan meminta dilakukannya investigasi. “Di negaranya saja orang dilarang berkumpul sebegitu banyak, ternyata ada 3.000 orang yang berkumpul di sini dan itu berpotensi untuk menyebarkan virus korona,” ujar Rotherham.
Ia mendesak dilakukannya investigasi antara penyelenggara pertandingan itu dan jumlah warga Liverpool yang kemudian terpapar covid-19. Sekarang ini jumlah orang yang terkena virus korona di Liverpool terus meningkat dan sudah mencapai 1.200 orang. “Kalau mereka terpapar
karena menyaksikan pertandingan yang seharusnya tidak boleh diselenggarakan, itu ialah sebuah skandal,” ungkapnya.
Dikritik
Keterlambatan pejabat kesehatan untuk melarang pengumpulan orang banyak dalam berbagai event di Inggris dikritik banyak pihak. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson terpapar covid-19 karena menghadiri pertandingan rugbi antara Inggris melawan Wales di Twickenham.
Pertengahan Maret Inggris juga masih menyelenggarakan Festival Cheltenham yang merupakan acara rutin tahunan balapan kuda di Inggris. Festival yang diselenggarakan empat hari itu dihadiri lebih dari 250 ribu pengunjung.
Profesor Gabriel Scally dari Universitas Bristol mengkhawatirkan banyak orang yang tertular karena menghadiri festival. Data pemerintah menunjukkan ada sekitar 962 warga di Gloucestershire yang positif terkena covid-19 dan 147 di antaranya meninggal dunia.
Salah seorang pendukung Liverpool, Ben Johnson, menilai pejabat kesehatan negaranya telah lalai. “Kalau bisa memutar kembali waktu, saya tidak pernah akan datang ke Anfield. Saya tidak habis mengerti mengapa pertandingan itu masih diizinkan untuk diselenggarakan,” kata Ben yang sempat dirawat di rumah sakit setelah menyaksikan pertandingan 11 Maret itu.
Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden menolak anggapan bahwa pemerintah terlambat melakukan pelarangan. “Kami mengambil keputusan berdasarkan data-data ilmiah yang diberikan Scientific Advisory Group for Emergencies dan pejabat-pejabat kesehatan,” kata Dowden menjawab pertanyaan anggota parlemen.
Namun, pemerintah Inggris tidak menutup kemungkinan melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya hubungan antara penyelenggaraan pertandingan 16 Besar Piala Champions di Anfield dengan penyebaran virus korona di Inggris. Data yang disampaikan bisa menjadi hipotesis yang berharga.
Belajar dari pengalaman itu, pemerintah Inggris keberatan dengan keinginan Football Association yang akan memutar kembali kompetisi yang terhenti sejak 13 Maret lalu. FA sudah mendapat persetujuan dari Organisasi Sepak Bola Eropa untuk menyelenggarakan kembali pertandingan meski tanpa penonton. FA berharap musim kompetisi Liga Inggris bisa mulai bergulir kembali Juni mendatang sehingga bisa selesai pada 31 Juli. Liverpool sangat berharap kompetisi musim ini bisa dituntaskan karena mereka hanya membutuhkan dua kemenangan untuk bisa merasakan juara pertama di Liga Premier yang mulai digulirkan 1992.
Darwin Nunez, yang dipasang sebagai bagian trio lini depan Liverpool bersama Mohamed Salah dan Rio Ngumoha, memborong tiga gol saat the Reds menang 5-0 atas Stoke City.
Transfer Hugo Ekitike ke Liverpool diyakini dapat melampaui rekor 95 juta euro (Rp1,8 triliun) yang menjadi biaya transfer Randal Kolo Muani saat dijual ke Paris Saint-Germain (PSG) pada 2023.
Keputusan ini sudah disetujui oleh istri Diogo Jota dan dan keluarganya. Dipensiunkannya nomor punggung 20 karena Liverpool menghormati Diogo Jota atas kontribusinya
Sebuah mural istimewa untuk mengenang Diogo Jota kini telah selesai dibuat di kawasan dekat stadion Anfield.
Napoli hanya sanggup membayar 43 juta euro yang dibayar dengan cara mencicil. Padahal Liverpool menginginkan minimal harga 50 juta euro untuk Nunez.
Luis Diaz mencetak 22 gol untuk klub dan negaranya musim lalu, dengan 13 di antaranya di Liga Primer Inggris saat Liverpool memenangkan gelar dengan selisih 10 poin.
MESKI musim lalu mampu menjuarai UEFA Conference League, tidak ada yang menyangka bahwa Chelsea akan meraih prestasi besar di Piala Dunia Antarklub 2025.
BEBERAPA saat sebelum mengakhiri karier di Paris Saint Germain (PSG), Kylian Mbappe dipanggil Luis Enrique untuk masuk ruangan kerjanya.
DIOGO Jota dikenal sebagai penyerang sayap yang memiliki kecepatan bergerak dengan bola.
BERITA yang muncul di surat kabar olahraga Prancis, L’Equipe, edisi 2022 menceritakan keresahan yang ada di tubuh Paris St Germain.
PIALA Dunia Antarklub 2025 digelar dengan format baru.
HIDUP memang ibarat roda pedati. Kadang dia ada di atas. Tetapi, karena berputar, kemudian suatu saat dia akan berada di bawah. Seperti itu jugalah dengan sepak bola.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved