Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SELAMA menjalankan ibadah puasa, tubuh sering kali mengalami kelelahan, lesu, dan kurang energi. Kondisi ini bisa menjadi tanda anemia akibat kurangnya asupan zat besi.
Terbatasnya waktu makan selama bulan Ramadan dapat memengaruhi asupan nutrisi penting, terutama zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Sayangnya, zat besi mudah rusak atau penyerapannya terhambat oleh zat lain dalam tubuh jika pola makan tidak diperhatikan dengan baik.
Zat besi berperan penting dalam produksi sel darah merah, tetapi penyerapannya dapat terhambat oleh berbagai faktor, seperti pola makan yang tidak seimbang dan konsumsi zat penghambat tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pola makan sehat agar tubuh tetap bugar selama berpuasa.
Asupan makanan tinggi protein, baik dari sumber hewani maupun nabati, sangat penting untuk mencukupi kebutuhan zat besi. Pilihlah makanan berprotein hewani seperti:
Hati sapi
Daging merah
Ikan
Telur
Sumber zat besi dari protein nabati juga bisa diperoleh dari kacang kedelai dan olahannya, seperti tempe dan tahu. Pastikan untuk selalu menyertakan makanan berprotein dalam setiap santapan sahur dan berbuka agar tubuh tetap bertenaga.
Selain zat besi, tubuh juga memerlukan nutrisi lain untuk mendukung proses penyerapan dan produksi sel darah, seperti:
Vitamin C: Ditemukan dalam buah berwarna kuning atau oranye, seperti jeruk dan pepaya. Vitamin C membantu meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Asam folat: Berperan dalam pembentukan sel darah merah, bisa diperoleh dari kacang polong, sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, serta produk gandum.
Vitamin B12: Membantu produksi sel darah merah dan banyak terdapat dalam hati sapi, ikan, daging merah, telur, serta susu dan produk olahannya.
Namun, sebaiknya hindari makanan atau minuman yang terlalu asam saat berbuka dan sahur agar tidak mengganggu sistem pencernaan.
Anemia sering kali menyebabkan tubuh mudah lelah dan lesu karena kurangnya pasokan oksigen dalam darah. Gejalanya bisa berupa:
Pusing
Wajah pucat
Sesak napas
Tangan dan kaki terasa dingin
Untuk itu, sebaiknya hindari aktivitas fisik yang terlalu berat selama berpuasa agar energi tetap terjaga. Selain membantu tubuh lebih kuat menjalani puasa, mengurangi aktivitas fisik berlebihan juga dapat menjaga kesehatan secara keseluruhan hingga tiba hari raya Idul Fitri.
Jika sudah menerapkan pola makan sehat tetapi masih mengalami gejala anemia seperti sering lemas dan mudah lelah, pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen zat besi. Namun, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi guna mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Dengan menjaga pola makan yang tepat dan menghindari faktor pemicu anemia, puasa dapat dijalani dengan lebih nyaman dan tubuh tetap bugar sepanjang hari. (Rumah Sakit JIH/Z-10)
2 dari 3 anak di Indonesia mengalami kekurangan zat besi sehingga dapat menghambat tumbuh kembang dan kecerdasan kognitifnya.
Jadi, siapa yang membutuhkan lebih banyak zat besi dan kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi suplemen zat besi? Berikut manfaat, risiko, dan cara mengonsumsi pil zat besi dengan benar.
Beberapa faktor menjadi pemicu kondisi kekurangan zat besi, seperti kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan penyerapan zat besi yang buruk.
Anemia akibat kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, lemas, dan sulit berkonsentrasi.
Jika kadar zat besi terlalu rendah, hal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dengan gejala bervariasi. Berikut 16 tanda bahwa Anda mungkin mengalami kekurangan zat besi.
Bayi yang mengalami anemia akan mengalami gejala klinis berupa iritabel atau merengek, lesu, dada berdebar-debar, sakit kepala sampai dengan tidak lincah saat berlari.
Tidak memotong tali pusat selama satu sampai tiga menit ditujukan supaya aliran darah dari ibu melalui plasenta ke dalam tali pusat bayi lebih lama.
Permasalahan ADB menjadi salah satu dari 5 gangguan kesehatan terbesar pada anak selain permasalahan gigi, gizi hingga keterlambatan perkembangan anak.
Kondisi anemia pada ibu hamil berdampak langsung pada meningkatnya risiko bayi lahir prematur, stunting, hingga kematian ibu saat melahirkan.
PARA tidak mengetahui mengapa wanita tersebut tidak kunjung sembuh setelah diberi obat untuk anemia dan infeksi bakteri di perutnya, saat endoskopi cacing tambang ditemukan di usus kecilnya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved