Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Masyarakat Menunggu Operasi Pemberantasan Preman Efektif Dilakukan 

Mohamad Farhan Zhuhri
15/5/2025 21:39
Masyarakat Menunggu Operasi Pemberantasan Preman Efektif Dilakukan 
Ilustrasi.(MI)

PEMERINTAH telah meluncurkan operasi pemberantasan premanisme, termasuk yang juga berkedok menggunakan atribut Organisasi Masyarakat (Ormas). 

Sosiolog Musni Umar mengatakan justru premanisme kini kebanyakan tidak terlihat menyeramkan, bahkan ditengah-tengah masyarakat banyak preman berdasi, seperti yang terjadi dalam kasus Cilegon, Banten. 

"Ini yang diduga memalak investor asing yang pelakunya adalah Ketua Kadin Banten," jelasnya saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (15/5). 

Sikap Publik?

Ia mengungkap, ada tiga alasan dilaksanakanya operasi premanisme yaitu meresahkan masyarakat, mengganggu investasi dan rusak stabilitas sosial.

"Publik sudah muak atas pernalakan, pengutipan. pemaksaan, dan aksi gertak yang dilakukan para preman. Ternyata yang melakukan pemalakan tidak hanya preman jalanan, tetapi preman berdasi seperti yang terjadi di Cilegon," jelasnya. 

"Maka, kalauoun operasi pernberantasan premanisme disambut positif oleh publik, tetapi sebagal sosiolog saya tidak yakin opetasi pernberantasan premaniame dapat menghentikan aksi premanisme," bebernya. 

Akar Premanisme?

Musni Umar mengungkap, premanisme adalah fenomena sosial yang terjadi di berbagai negara yang banyak pengangguran dan kemiskinan.

Selain itu, premaniame juga dilakukan para elit yang berkedok organisasi dunia usaha.
Oleh karena itu, penyelesaian premaniame, tidak cukup memberantas mereka dengan menangkap dan memenjarakan mereka. 

"Tetapi mengatasi akar masalah yang menjadi penyebab utama meroka melakukan aksi premanisme yaitu pengangguran dan kemiskinan, tetapi juga keserakahan dan memilih jalan pintas untuk cepat kaya tanpa peduli pada proses," bebernya. 

Ormas jadi Kedok?

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan ada dua alasan mereka melakukan tindak pemalakan tersebut. Pertama, untuk preman jalanan, karena kurang pendidikan dan tidak ada keahlian (kepakaran kerja), sehingga menganggur dan miskin, Satu-satunya cara islah melakukan pemalakan, pdmerasan. 

"Kedua, untuk preman berdasi, karena serakah, ingin segera kaya-raya secara mudah dengan memeras Investor asing Untuk menguatkan posisi tawar, mereka berhimpun di organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan dunia usaha," ungkap Musni. 

"Melalui Ormas dalam organisasi dunia usaha, mereka mempunyai wadah untuk mendapatkan akses guna memudahkan untuk melakukan sesuatu yang memberi keuntungan pribadi dengan berkedok Ormas atau organisasi dunia usaha," sambung ia memungkasi. (Far/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya