Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KASUS dugaan korupsi tata kelola minyak yang saat ini sedang diusut oleh jajaran Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) menjadi modal bagi PT Pertamina (persero) untuk introspeksi. Hal itu disampaikan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri usai bertemu Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin.
Bagi Simon, Pertamina sebagai perusahaan pelat merah berkomitmen untuk terus memperbaiki diri dengan melaksanakan kegiatan operasional dengan tata kelola yang baik, transparan, dan menjunjung tinggi akuntabilitas.
"Ini juga menjadi momentum bagi kami untuk terus semakin introspeksi diri dan tentunya melihat apabila ada area atau celah, untuk kemudian kita semakin meningkatkan tata kelola perusahaan agar jauh lebih baik ke depan," ujarnya di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (6/3).
Dalam momen tersebut, Simon juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang pesan singkatnya belum sempat dibalas. Ia mengatakan, sudah memberikan nomor pribadi yang dikelola sendiri untuk menerima keluhan dari masyarakat jika ingin melapor soal kegiatan maupun kualitas produk Pertamina.
"Saya mohon maaf kalau mungkin banyak yang belum sempat terbalas karena biasanya ketika ada waktu yang sesuai pada malam hari saya membalas pesan-pesan yang masuk sebagai wujud dari keseriusan dan semangat kita bersama," aku Simon.
Menurut Simon, upaya yang dilakukan pihaknya selama ini adalah untuk meningkatkan pelayanan Pertamina dan mengembalikan kepercayaan publik. Oleh karena itu, ia dapat memastikan bahwa kualitas produk BBM Pertamina saat ini sudah sesuai standar prosedur dan aturan yang berlaku.
Terlebih, sambungnya, saat ini sudah masuk bulan Ramadan dan masyarakat akan menghadapi libur Idulfitri dan momen mudik lebaran. Simon mengatakan fokus utama Pertamina sekarang adalah memastikan distribusi energi dapat berlangsung dengan baik dan tersedia di seluruh wilayah Indonesia.
"Di bulan suci Ramadan ini, Pertamina juga sedang mempersiapkan diri untuk menyambut hari besar Idul Fitri, begitu juga dengan kegiatan mudik masyarakat pulang ke kampung dan aktivitas lainnya," katanya.
Jaksa Agung pun meminta masyarakat untuk tidak ragu membeli produk Pertamina. Meski sedang mengusut dugaan korupsi pada Pertamina yang diperkirakan merugikan keuangan negara sampai Rp193,7 triliun, Kejagung juga berupaya membantu Pertamina sebagai perusahaan yang menjalankan good corporate governance.
"Jangan ragu menggunakan bahan bakar yang dibuat oleh Pertamina. Itu pasti jaminan mutu, ini bukan iklan. Insyaallah kita punya satu Pertamina yang bagus dan tentunya mari kita bersama-sama untuk menjaganya," tutup Burhanuddin. (Tri/P-2)
Kenapa mereka berani mengusutnya? Apakah memang penegak hukum sudah kembali ke jalur yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Dalam kasus ini mantan Kepala Ruangan Covid-19 RSUD Palabuhanratu berinisial HC sudah ditetapkan sebagai tersangka
Modus yang digunakan ketiga pelaku yaitu melakukan transaksi pembelanjaan fiktif pada sektor agribisnis
Burhanuddin menegaskan komitmen kejaksaan untuk terus menyampaikan capaian dan kegiatan yang dilaksanakan kepada publik.
Perkara koneksitas harus ditangani secara komprehensif untuk menjamin keadilan, efisiensi, dan keberhasilan pemulihan kerugian negara
ST Burhanuddin menerangkan Rakernas sebagai forum strategis untuk menyelaraskan arah kebijakan Kejaksaan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan untuk periode 2025-2029.
Rangkaian kasus korupsi pada Pertamina yang saat ini sedang diusut hanya dilakukan oleh segelintir oknum saja.
Korupsi di Pertamina terjadi karena adanya permufakatan jahat yang turut melibatkan broker dalam proses importasi minyak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved