Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Untuk memastikan ada tidaknya korban asal Provinsi Jawa Barat (Jabar), Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jabar, ikut menangani kasus lima orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ditembak di Perairan Selangor, perairan Tanjung Rhu, Malaysia Jumat (24/5) dini hari.
“Tentu kami ingin memastikan apakah ada korban asal Jabar atau tidak, karena identitas dari lima PMI yang menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguat kuasa Maritim Malaysia (APMM) tersebut, masih diidentifikasi dan kami juga sudah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malayasia,” ungkap Kepala BP3MI Jabar, Kombes Mulia Nugraha kemarin.
Saat ini kata Nugraha, polisi masih dalam siasatan (proses pemeriksaan resmi) dan menunggu hasil identifikasi. Atas hal tersebut, pihaknya belum bisa memastikan apakah ada korban PMI asal Jabar atau tidak dalam kasus penembakan tersebut, karena pihaknya hingga kini masih menunggu informasi lebih lanjut.
Turut sertanya BP3MI dalam penangan ini, karena ada dua laporan yang diterima, adanya 2 orang warga Kabupaten Sumedang yang mencoba mencari keberuntungan menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia hilang kontak dengan keluarganya.
Mereka adalah Resa Koswara (25) warga Dusun/Desa Jatiroke, RT 07/05 , Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan Eti Erlina (53), warga Dusun Cigalagah RT 04/03, Desa Nagrak, Kecamatan Buah dua, Kabupaten Sumedang.
Pengantar Kerja Ahli Muda Disnakertrans Kabupaten Sumedang, Erni Haerani, menyatakan, keduanya menjadi korban penempatan PMI non-prosedural. Mereka berangkat melalui jalur ilegal. Hingga kini mereka hilang kontak dengan keluarganya.
“Berdasarkan informasi yang dihimpun dari keluarganya, mereka terakhir berkomunikasi pada 12 November 2024. Saya sempat mengabari keluarganya, bahwa dokumen-dokumen pribadinya diambil paksa oleh pihak agensi,” papar Erni.
Selain itu lanjut Erni, keterangan dari keluarganya PMI asal Jatinangor yang bernama Resa berangkat ke Malaysia sejak 2019. Kalau Resa tidak ada keterangan jelas dari keluarganya. Tetapi informasi terakhir, ia terdampar di hutan Bantulu, Malaysia sudah tiga bulan. “Kami telah berkoordinasi dengan BP3MI Jabar, Kementerian Luar Negeri dan juga degan Disnakertrans Jabar,” tutur Erni.
Sebelumnya, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengatakan, kelima PMI itu memang tidak mengantongi identitas saat insiden terjadi. Namun untuk saat ini, pihaknya sedang melakukan penelusuran dengan dibantu oleh polisi untuk mengetahui asal korban dari mana, kemudian siapa keluarganya, termasuk nama dan tentunya mereka bekerja di mana.
“Terhadap empat korban yang mengalami luka-luka saat ini tengah menjalani perawatan di dua rumah sakit berbeda di Selangor, namun dua di antara korban luka kondisinya kritis,” Christina. (AN/P-2)
Kemenlu dan KBRI Kuala Lumpur telah memfasilitasi pemulangan jenazah WNI ke Kabupaten Humbang Hasundutan.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia mencatat dua dari lima korban penembakan WNI di Malaysia meninggal dunia. Satu korban menghembuskan napas terakhir pada Selasa (4/2).
DUA pekerja migran Indonesia, yang menjadi korban penembakan WNI di Malaysia hingga saat ini masih dalam kondisi kritis.
SATU Warga Negara Indonesia (WNI) asal Riau, yang menjadi korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) saat ini masih berada di Malaysia.
Para pekerja migran Indonesia ilegal kerap mendapatkan tindakan kekerasan hingga diskriminatif, sementara para majikan dan pengusaha yang mendatangkan mereka tidak mendapat tindakan tegas
Kementerian HAM telah memonitor dan memantau kasus penembakan PMI. Dalam waktu dekat kata Pigai, pihaknya akan membuka komunikasi dengan otoritas HAM di Malaysia untuk mendalami investigasi.
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved