Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyoroti banyaknya belanja negara yang mubazir karena hanya untuk mempersolek gedung-gedung atau kantor-kantor pemerintahan. Ia melihat ada gedung yang masih bagus namun sudah direnovasi dengan biaya yang mahal.
"Pemerintah ini sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk meningkatkan keindahan kantor-kantor pemerintahan, dan belinya itu dengan barang-barang yang mahal-mahal. Gedung yang sudah baik itu masih terus saja dipoles," ujar Anies dalam Desak Anies Slepet Muhaimin di Jakarta, Senin (29/1).
Ia mengatakan, akan jauh lebih baik jika anggaran untuk mempercantik gedung itu dialihkan untuk penguatan infrastruktur pelayanan kesejahteraan masyarakat, mulai dari kesehatan, pendidikan, kebudayaan dan keagamaan.
"Ada gedung yang masih bagus, kemudian diganti casing-nya. Kalau uang itu dipakai untuk beli timbangan untuk Posyandu, masyarakat akan merasakan manfaat jauh lebih besar," tuturnya.
Anies kemudian menyinggung kebiajkan pembangunan Ibu Kota Nusantara yang menurutnya tidak tepat jika tujuan utamanya adalah pemerataan.
Baca juga: Fenomena Bayar Kuliah Pakai Pinjol, Anies: Anggaran Pendidikan Menipis
"Kita masih bisa pakai kantor disini, tapi malah bikin lagi Kantor IKN. Pola pikir seperti ini yang menurut kami jangan dilakukan di saat kebutuhan dasar masyarakat vanyak yang belum terpenuhi. Kalau itu sudah terpenuhi bolehlah kita lakukan yang lain," jelasnya.
Anies tidak anti ataupun menolak pembangunan infrastruktur. Ia menegaskan bahwa itu bukan hal yang salah. Namun dalam pelaksanaannya harus ada keseimbangan antara infrastruktur makro dan infrastruktur mikro.
"Kita membutuhkan pembangunan infrastruktur mikro supaya masyarakat juga mendapatkan fasilitas yang langsung mereka rasakan dampaknya," tandas Anies. (Ant/Z-11)
PRESIDEN Prabowo Subianto meminta jajarannya di bidang perekonomian untuk memfokuskan belanja negara kepada program-program penting
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan defisit sebesar Rp21 triliun, setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Mei 2025.
PENELITI dari Center of Reform on Economics (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebut defisit pada awal tahun ini sebagai sinyal kemunduran kinerja fiskal yang perlu diwaspadai.
Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden No.1 Tahun 2025, yang mengharuskan kementerian dan lembaga memangkas belanja negara.
EFISIENSI belanja negara di sejumlah pos kementerian/lembaga harus dilakukan dengan cermat. Jangan sampai keputusan untuk menghemat anggaran tersebut memberikan dampak yang negatif
Presiden menjelaskan bahwa peran APBN harus lebih proporsional dan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dasar serta pelayanan publik yang terbaik bagi rakyat.
MBG menjadi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak serta upaya meningkatkan ekonomi lokal.
Ia menambahkan pemangkasan anggaran TKD akan memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek pembangunan dan pelayanan publik di daerah.
BSKDN Kemendagri Noudy R.P. Tendean menegaskan komitmennya untuk mendorong efektivitas dan efisiensi dalam perencanaan anggaran tahun (TA) 2026.
Tantangan menyangkut anggaran dan distribusi guru yang tidak merata, berdampak pada kualitas dan mutu pendidikan.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengalokasikan anggaran senilai Rp20 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Takalar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved